Sineas Ipunk 14 Kali Revisi Naskah Film Aum!, Sebut Tema Reformasi 1998 Seksi Sekaligus Penting

Lewat siaran langsung Instagram Liputan6.com, sineas Bambang Kuntara Mukti alias Ipunk mengungkap sejumlah fakta di balik layar film Aum!

oleh Wayan Diananto diperbarui 28 Sep 2021, 06:00 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2021, 06:00 WIB
Jefri Nichol dan Aksara Dena dalam film Aum!
Jefri Nichol dan Aksara Dena dalam film Aum! (Foto: Instagram @jefrinichol)

Liputan6.com, Jakarta Kamis (30/9/2021), pencinta film Indonesia kedatangan Aum!, karya sineas Bambang Kuntara Mukti alias Ipunk. Film berdurasi 85 menit ini dibintangi Chicco Jerikho, Askara Dena, dan Jefri Nichol.

Mengusung tema kebebasan yang mestinya tak dibungkam, Aum! memiliki latar reformasi tahun 1998. Dalam siaran langsung Instagram Liputan6.com Moviepedia, Ipunk berbagi fakta di balik layar Aum!.

Mulanya, Aum! berjudul Pulang. Syuting dilakukan di Yogyakarta dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. Aum! juga menerapkan syuting sehat, proses pengambilan gambar berakhir pada sore hari.

 

 

Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Isu Yang Seksi

Bambang Kuntara Mukti alias Ipunk.
Bambang Kuntara Mukti alias Ipunk, sutradara film Aum!. (Foto: Instagram @_videorrobber_)

Sejumlah netizen menanyakan alasan pemilihan tahun 1998 dan reformasi. Mereka menilai tema ini “seksi” tapi berat. Ipunk mengatakan, meski terasa berat, Aum! dikemas ringan.

“Bagaimana mengemas isu yang ‘berat’ dikemas dalam format ringan dan jenaka. Kalau isu berat disampaikan dengan berat itu mungkin film maker lain pernah bikin,” kata Ipunk.

Berat Dikemas Ringan

Chicco Jerikho dan Jefri Nichol.
Chicco Jerikho dan Jefri Nichol membintangi film Aum!. (Foto: Instagram @chicco.jerikho)

“Buat aku pribadi, bagaimana isu yang berat ini dikemas ringan, sehingga penonton bisa memahami isu dan konteksnya sampai selesai karena Aum! ini enggak berat-berat amat,” ia menyambung.

Terkait pandangan reformasi 1998 sebagai isu “seksi” yang tak lekang di makan zaman, Ipunk setuju. Baginya, sejarah selalu menarik untuk dibahas dalam forum maupun produk layar lebar.

 

Bisa Dibilang Seksi

Bambang Kuntara Mukti alias Ipunk.
Bambang Kuntara Mukti alias Ipunk, sutradara film Aum!. (Foto: Instagram @_videorrobber_)

“Bisa juga dibilang seksi sih, karena isu-isu sejarah Indonesia seperti 1965 atau 1998 akan selalu seksi. Istilahnya sebenarnya bukan seksi tapi lebih penting buat kita,” Ipunk mengulas.

“Lebih banyak film yang membahas (peristiwa tahun) 1965 atau 1998 lebih bagus karena sudut pandangnya akan lebih banyak, beragam, dan lengkap. Saya setuju sih,” ia berbagi pendapat.

Rangkul Lebih Banyak Audiens

Poster film Aum!
Poster film Aum!. (Foto: Instagram @jefrinichol)

Aum alias auman adalah suara sang raja rimba yakni singa atau harimau. Ia mencerminkan kekuatan. Terkait kaitan kata aum dengan tokoh Panca (Jefri), Satria (Chicco) dan Adam (Aksara), Ipunk enggan membocorkan.

Yang jelas, Aum! tayang di platform streaming Bioskop Online. “Diharapkan, tema yang konon berat ini bisa merangkul lebih banyak audiens saat tayang di Bioskop Online,” pungkas Ipunk.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya