Liputan6.com, Seoul - JTBC mengeluarkan langkah tak biasa untuk meredam kontroversi Snowdrop. Stasiun TV kabel ini memutuskan untuk memutar tiga episode drakor ini selama tiga hari berturut-turut, melebih standar dua episode per pekan.
Dilansir dari Soompi, Jumat (24/12/2021) drama yang dibintangi Jisoo Blackpink dan Jung Hae In ini akan tayang pada tanggal 24. 25, dan 26 Desember.
Advertisement
Baca Juga
"Kontroversi terhadap drama JTBC Snowdrop terus berlanjut. Karena sifat drama ini, semua narasi tak bisa diungkap sekaligus, jadi kesalahpahaman muncul dari pengembangan awal. Untuk itu, sebagai respons JTBC memutuskan untuk menayangkan episode secara khusus, mendahului jadwal penayangannya, untuk mengurangi kekhawatiran penonton," begitu pernyataan stasiun TV Korea ini.
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Latar Belakang Suho
Disebutkan bahwa tiga episode yang akan ditayangkan ini, bakal mengungkap latar belakang Suho yang dimainkan oleh Jung Hae In.
JTBC menyebutkan ia adalah mata-mata Korea Utara yang ditugaskan ke Korea Selatan, dan menghadapi situasi kekuasaan yang tak adil.
Advertisement
Kolusi Korut - Korsel
"Dalam drama, akan diungkap bahwa Agensi National Security Planning adalah organisasi yang membawa mata-mata ke Korea Selatan, dan pemimpin Korea Utara dan Korea Selatan akan berkolusi demi uang dan kekuasaan," lanjut perwakilan JTBC.
Episode ini juga akan mengungkap cerita anak muda yang terperangkap dalam operasi rahasia ini.
Janji Dengar Opini
JTBC menegaskan pihak mereka menghormati beragam pandangan dan opini terkait konten mereka. Suara penonton tetap didengar, lewat pantauan fitur chat dan message board.
"Jadwal penayangan spesial ini juga diputuskan untuk menanggapi kekhawatiran penonton. Kami akan terus mendengar opini Anda dan mengupayakan yang terbaik untuk menciptakan konten yang baik," tutur perwakilan JTBC memungkasi.
Advertisement
Kontroversi Snowdrop
Sejak sebelum tayang, Snowdrop memang dicurigai membelokkan sejarah. Kontroversi ini memanas setelah penayangan dua episode perdana pada minggu lalu. Sejumlah poin dipertanyakan warganet, beberapa di antaranya adalah romantisasi mata-mata hingga penyematan lagu bernilai sejarah, yang dianggap tak layak. Penokohan National Security Planning (NSP) dalam drama ini juga dipertanyakan. Â
Petisi yang memprotes drama ini juga mendapat banyak dukungan, mencapai 300 ribu tanda tangan.Â