Sinopsis Sicario, Gigihnya Emily Blunt Membasmi Mafia Narkoba

Liputan6.com, Jakarta Biasanya, film aksi akan menunjuk aktor pria sebagai tokoh utamanya. Namun hal ini tidak berlaku dalam film besutan Denis Villeneuve berjudul Sicario. Film Hollywood yang dirilis pada 2015 silam ini menunjuk aktris cantik Emily Blunt sebagai tokoh utamanya.

Dalam film aksi kriminal Sicario, Emily Blunt tidak bertarung sendirian. Ada aktor lainnya yang turut membantunya dalam menjalankan pekerjaannya sebagai seorang anggota FBI. Mereka adalah Josh Brolin, Daniel Kaluuya, Victor Garber, hingga Jeffrey Donovan. 

Film Sicario berhasil menjadi salah satu film yang diminati oleh banyak orang. Terlihat dalam rating yang didapatkan dalam situs IMDb, Sicario berhasil mendapatkan nilai 7,6 dari 10 dengan total pengulas sebanyak 400 ribu lebih. Lalu apa yang membuat film ini begitu menarik? Simak sedikit sinopsis dan fakta menarik di balik film Sicario berikut ini.

Pembukaan film Sicario dimulai dari Kate Macer (Emily Blunt) yang menggeledah sebuah rumah yang diyakini menjadi tempat persembunyian gembong narkoba kelas kakap. Kate sendiri merupakan agen FBI yang memimpin anggotanya.

Bukannya bertemu dengan tersangka, Kate dan tim justru menemukan banyaknya tubuh manusia yang sudah tidak bernyawa tergeletak memenuhi rumah tersebut. Setelah melakukan penyisiran, Kate menemukan beberapa barang yang mengarah pada sebuah perangkap.

Tampaknya perangkap itu memang sengaja dipasang karena para pengedar sudah mengetahui akan kabar penggerebekan. Kate pun diperintahkan untuk bekerja sama dengan agen CIA lainnya bernama Matt Graver untuk bisa menyelesaikan kasus ini.

Seiring berjalannya waktu, Kate menyadari bahwa misi yang sedang ia jalankan ternyata sebuah jebakan. Ia mendapati bahwa tugasnya untuk menangkap sang buronan hanya bertujuan agar kartel yang tersisa bisa dikendalikan lebih mudah. Lalu, apa langkah Kate selanjutnya?

Sukses mendapatkan rating 7,6 dari 10 di situs IMDb, ternyata membuat film Sicario berhasil mendapatkan keuntungan sebesar dua kali lipat lebih dari biaya produksinya yang hanya menelan sekitar 30 juta dolar.