Liputan6.com, Jakarta Prambanan Jazz Festival (PJF) bakal mencoba menyibak badai pandemi Covid-19 yang sudah dua tahun melanda dunia dan juga Indonesia. Festival musik tahunan berskala internasional yang digelar di pelataran Candi Prambanan Yogyakarta itu bakal diselenggarakan secara online dan offline atau hybrid.
PJF yang pertama kali digelar pada 16 Oktober 2015 ini memadukan festival musik jazz internasional dan magisnya warisan agung Candi Prambanan dari abad ke-9. PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko sebagai bagian dari BUMN Holding Pariwisata di bawah PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney merangkul berbagai stakeholder untuk ikut serta membangun ekosistem menuju pariwisata berkualitas.
Prambanan Jazz Festival yang telah berlangsung sewindu ini merupakan manifesto dari sinergi yang dilakukan PT TWC untuk menggaungkan Candi Prambanan hingga kancah internasional.
Advertisement
"Kami berharap PJF 2022 ini bisa menjadi orkestrasi panggung pertunjukan agar segera aktif kembali dengan konsep hybrid yang didukung oleh kesiapan destinasi yang aman dan nyaman. PT TWC berharap PJF 2022 mampu menggabungkan antara pertunjukan seni dan destinasi menjadi sajian atraktif dan berkualitas. Ini merupakan momentum untuk mengorkestrasi pertunjukan seni dengan latar salah satu destinasi pariwisata dalam sajian yang ikonik dan atraktif di tengah jadwal perhelatan G20 di Indonesia. Momentum ini harus kita jalankan dengan baik dan bisa menjadi salah satu langkah mendorong proses pemulihan terutama di bidang pariwisata Indonesia," ujar Direktur Utama PT TWC Edy Setijono saat jumpa pers secara virtual dari Prambanan Jazz Café, Sleman, Yogyakarta, Rabu (23/2/2022).
Baca Juga
Tahun 2022 ini Prambanan Jazz Festival memasuki tahun penyelenggaraan yang ke-8 dan dirancang serta direncanakan berlangsung pada 1, 2, dan 3 Juli 2022 di Lapangan Rama Shinta, Candi Prambanan, Yogyakarta.
Selain bisa menonton secara langsung di venue dengan penerapan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah, PJF Lover—sebutan penggemar PJF—juga bisa menyaksikan pagelaran secara live melalui saluran Indihome, UseeTV iKonser Channel 459 SD / 949 HD.
"Kemasan tema ‘Sewindu Merayakan Rindu’ ini menjadi penanda perayaan perjumpaan kami dengan PJF Lovers yang selama dua tahun lebih tidak bisa menyaksikan secara langsung Prambanan Jazz Festival," ujar Anas Syahrul Alimi, Founder Rajawali Indonesia & CEO Prambanan Jazz Festival.
Musisi Terbaik
Seperti biasa, PJF yang dipromotori Rajawali Indonesia menghadirkan musisi terbaik Indonesia yang datang dari tiga generasi, antara lain Andien, Bemandry, Diskoria, Iskandar Widjaya feat Erik Shondy, Kahitna, Kukuh Kudamai feat Ndarboy Genk, Kunto Aji, Mus Mujiono x Deddy Dhukun x Everyday, Orkes Sinten Remen, Maliq & D’Essentials, dan Sore.
Beberapa nama lain segera diumumkan di lain waktu.Pada PJF kali ini juga dihadirkan mini stage yang menampilkan beberapa band atau musisi perwakilan dari beberapa komunitas jazz di Indonesia. Harapannya, panggung tersebut, selain sebagai perjumpaan pegiat jazz, menjadi dendang mula hadirnya talenta-talenta muda jazz di belantika pertunjukan musik Indonesia. Tak hanya itu, Pasar Kangen yang kerap hadir di PJF beberapa tahun lalu kembali ikut menyemarakkan.
Advertisement
Kolaborasi
Sebagai sebuah pertunjukan yang mengusung semangat kolaboratif, Prambanan Jazz Festival tahun ini berkolaborasi dengan seniman muda untuk menggarap artwork. Jika di tahun sebelumnya PJF bekerja sama dengan ilustrator muda asal Yogyakarta, Wulang Sunu, pada 2022 ini berkolaborasi dengan ilustrator muda asal Surabaya, Djayanti Aprilia.
Tentu saja, masih dengan identitas Prambanan Jazz Festival yang menampilkan dua karakter utama, yaitu Hanoman dan Roro Jonggrang. Namun kali ini, perbedaan signifikan terlihat pada busana yang dikenakan kedua karakter tersebut. Jika sebelumnya selalu mengenakan pakaian adat klasik, kali ini Hanoman dan Roro Jonggrang mengenakan paduan mode ala remaja era 90-an dan terkini. Hal itu merupakan gambaran lintas generasi pada line upPrambanan Jazz Festival 2022.
Selain itu, Djayanti Aprilia menghadirkan simbol-simbol berupa tangan, piringan hitam, bunga, daun, dan bulan yang menjadi representasi dari spirit kolaborasi dan sumber inspirasi dalam bermusik tanpa batas.
NFT
Di tahun ini pula, untuk kali pertama Prambanan Jazz memanfaatkan teknologi ekonomi digital terbarukan yang dikenal dengan sebutan non fungible token (NFT). Bernama“Prambanan Jazz NFT”, inilah bentuk upaya Prambanan Jazz Festival berselancar dengan teknologi terbaru dalam hal kepemilikan aset digital. Konsep ini bersandar pada teknologi blockchain yang menjadi pembuka era baru untuk para seniman dan musisi terkait dengan hak atas kekayaan intelektual.
Di titik ini, Prambanan Jazz Festival boleh dibilang menjadi pioner dalam pemanfaatan teknologi NFT di ranah festival musik Indonesia. Bukan saja sebagai kolektibel item, melainkan juga sebagai loyalty program yang memberikan manfaat eksklusif kepada para pemiliknya.
Para pemilik “Prambanan Jazz NFT” otomatis menjadi tamu kehormatan Prambanan Jazz Festival yang salah satunya bisa digunakan untuk mendapatkan akses nonton gratis seumur hidup, gratis merchandise, bebas antre, meet and greet eksklusif dengan artis, serta posisi VVIP di area konser.
"Prambanan Jazz NFT ini merupakan bentuk baru program loyalitas berbasis teknologi blockchain dan menjadi yang pertama di ranah festival musik Indonesia,” ungkap Robin Syihab, Direktur PT. TNT & Founder Rantai Nusantara Foundation.
Robin yang sekaligus ditunjuk sebagai pengelola NFT melanjutkan, “Prambanan Jazz NFT” bisa diakses dan didapatkan PJF Lovers di situs web nft.prambananjazz.com.
Advertisement
Ajang Pencarian Bakat
Terakhir, Prambanan Jazz Festival 2022 kembali menghadirkan program ajang pencarian bakat seperti di Prambanan Jazz Virtual Festival 2021. Jika tahun lalu menyasar Kalimantan, tahun ini program pencarian bakat untuk tampil di Prambanan Jazz Festival 2022 menyasar area Jabodetabek dan Jawa Barat.
"Kami berharap, Prambanan Jazz bisa menjadi wadah untuk musisi potensial untuk unjuk bakat sekaligus membantu memperkenalkan karya mereka lebih luas lagi,” pungkas Anas Syahrul Alimi.