Liputan6.com, Jakarta Dunia makin penuh warna namun sejumlah seniman Hollywood malah bikin film hitam putih. Tanpa warna aneh-aneh, hasil akhirnya justru memenuhi unsur artistik dan sinematik.
Dalam Oscar 2022 misalnya, ada Belfast karya sutradara Kenneth Branagh yang menggasak tujuh nominasi Oscar termasuk Film Terbaik. Di menit-menit awal, Belfast penuh warna.
Advertisement
Baca Juga
Sejurus kemudian ia menjelma film hitam putih dengan level seni enggak kaleng-kaleng. Dalam 20 tahun terakhir, ada sejumlah film hitam putih kaliber Oscar. Berikut 6 di antaranya.
Â
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
1. Mank (2020)
Mank adalah pengormatan sineas David Fincher dan penulis Jack Fincher untuk sang maestro Herman J. Mankiewicz, yang meraih Oscar di bidang penulisan naskah tahun 1947. Herman diperankan aktor Inggris Gary Oldman dengan sangat meyakinkan.
Mank salah satu film terbaik tahun 2020. Meraih 10 nominasi Oscar, film hitam putih ini menang dua Piala Oscar untuk Desain Produksi dan Sinematografi Terbaik. Mank memotret kemewahan sekaligus sisi kelam Hollywood, yang melahirkan diskusi kaya perspektif.
Advertisement
2. Cold War (2018)
Sukses mengantar Ida meraih dua nominasi Oscar dan membawa pulang sebuah piala, Pawel Pawlikowski dan sinematografer Lukasz Zal berkolaborasi lagi dalam proyek Zimna Wojna alias Cold War. Yang ini pun sukses mewakili Polandia di pentas dunia.
Cold War meraih tiga nominasi Oscar untuk Film Berbahasa Asing, Sinematografi, dan Sutradara Terbaik. World War mengisahkan Polandia pasca-Perang Dunia II, di mana Wiktor (Tomasz Kot) dan Irena (Agata Kulesza) menggelar audisi untuk ansambel musik rakyat.
3. Roma (2018)
Dua pembantu di dekade 1970-an, Cleodegaria Gutiérrez (Yalitza Aparicio) beserta Adela (Nancy Garcia) bekerja untuk pasutri kelas menengah yakni Sofia (Marina de Tavira) dan Antonio (Fernando Grediaga). Seiring waktu, konflik rumah tangga majikan tersingkap.
Roma mengantar sineas Alfonso Cuaron meraih dua Piala Oscar dalam satu malam untuk Penyutradaraan dan Penyunting Gambar Terbaik. Roma sendiri meraih 10 nominasi Oscar dan menang tiga, termasuk Film Berbahasa Asing Terbaik mewakili Meksiko.
Advertisement
4. Ida (2013)
Film kaliber Oscar tak harus berdurasi panjang dengan penuturan detail cenderung bertele-tele. Sineas Pawel Pawlikowski dalam tempo 80 menitan berhasil memotret dengan jeli sisi kelam sejarah Polandia yang bersinggungan dengan kejahatan Stalinisme hingga Holocaust.
Di luar naskah yang padat gizi, mata penonton dimanjakan dengan sinematografi dari duet Lukasz Zal dan Ryszard Lenczewski. Ida diganjar dua nominasi Oscar untuk Sinematografi dan Film Berbahasa Asing Terbaik. Kategori yang disebut terakhir dimenangkannya.
5. The Artist (2011)
The Artist gambaran ideal soal berakhirnya era film bisu. Adegan yang menampilkan sang artis akhirnya buka suara didahului suara langkah kaki yang menari kompak adalah salah satu ending simbolis paling mengesankan dalam sejarah sinema dunia.
Medium hitam putih dalam romansa berbintang Jean Dujardin dan Berenice Bejo bukan buat gaya-gayaan. Ia mewakili era yang telah ditinggalkan. Meraih 10 nominasi Oscar, karya Michel Hazanavicius menang lima untuk Tata Musik, Tata Kostum, Sutradara, Pemeran Utama Pria, dan Film Terbaik.
Advertisement
6. Good Night, and Good Luck. (2005)
Inilah contoh keserakahan yang patut diteladani. George Clooney merangkap tiga jabatan dalam proyek Good Night, and Good Luck yakni sebagai penulis naskah, sutradara, sekaligus pemain. Untuk masing-masing jabatan, sang aktor dibayar satu dolar AS.
Biaya produksi film ini 7,5 juta dolar dan karenanya, George Clooney sampai menggadaikan rumahnya di Los Angeles, AS. Hasil tak mengkhianati usaha. Film ini meraup pendapatan kotor 54 juta dolar AS plus 6 nominasi Oscar termasuk Penulis Skenario, Sutradara, dan Film Terbaik. Wow!