Liputan6.com, Jakarta Bila dalam hari-hari ini Anda minta rekomendasi soal lagu patah hati, maka Glimpse of Us milik Joji bisa dipastikan masuk dalam daftar. Ya, lagu dari artis di bawah naungan 88rising ini memang tengah viral karena liriknya yang begitu menyayat hati.
Isi liriknya, adalah seseorang yang menemukan kekasih yang dari luar tampak sempurna, tapi tak bisa menghapus sosok dari masa lalu yang mengendap dalam memorinya. Coba saja cek penggelana lirik lagu “Glimpse of Us” ini:
“Cause sometimes I look in her eyes. And that's where I find a glimpse of us. And I try to fall for her touch. But I'm thinking of the way it was (Terkadang saat aku menatap matanya. Aku melihat kilasan tentang kita. Dan aku berusaha untuk terhanyut dalam sentuhannya. Tapi aku memikirkan yang dulu terasa).”
Advertisement
Tak hanya soal lagunya, jati diri sang pelantun lagu ini pun menarik perhatian publik. Siapa sebenarnya Joji? Berikut profil sang artis yang ternyata penuh dengan informasi menarik ini.
Baca Juga
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Filthy Frank
Nama panggung Joji berasal dari nama lahirnya, George Kusunoki Miller. Pria 29 tahun kelahiran Osaka ini memiliki ibu orang Jepang dan ayah yang berasal dari Australia. Saat berusia 18 tahun, ia meninggalkan Jepang dan merantau ke Amerika Serikat.
Meski “Glimpse of Us” membuatnya jadi viral, jangan sangka Joji asing dengan popularitas. Di awal kariernya—di luar bidang musik—ia sudah sering viral, terutama di luar negeri. Yakni lewat video lawakannya di YouTube, lewat alter-ego bernama Filthy Frank.
Ia dikenal dengan humornya yang gelap, mengejutkan, dan kadang menjijikkan. Salah satu polahnya yang paling “terkenal” adalah memasak tikus. Ia juga sosok yang mempopulerkan “Harlem Shake” yang pernah viral sekitar tahun 2013.
Advertisement
Belajar Musik
Meski dikenal sebagai “pelawak” di YouTube, Joji sebenarnya diam-diam mempertajam kemampuan bermusiknya. Dalam artikel yang dipublikasikan Time pada 2019, Joji mengaku belajar musik, termasuk secara autodidaktik, setelah mendengar lagu “A Milli” dari Lil Wayne yang rilis tahun 2008.
Namun keinginannya belajar musik ternyata menemui tantangan besar. “Aku mencoba les drum selama sebulan tapi tidak mempelajari apa-apa, enggak bisa,” kata dia. Dia juga belajar ukulele, piano, dan gitar, tapi hasilnya sama.
Akhirnya ia memahami bahwa kekuatannya bukan pada kemampuan seperti ini, tapi kebisaannya dalam memproduksi karya secara unik.
Karier Bermusik
Meski punya keinginan besar dalam bermusik, Joji awalnya fokus menjadi kreator konten komedi karena inilah yang lebih dulu menarik perhatian publik. Sampai pada tahun 2017 ia akhirnya pamit dari persona Filthy Frank. Selain karena lelah dengan konten seperti ini, kala itu ia juga menghadapi masalah kesehatan, yang tak ia sebut secara detail.
Setelahnya, ia bergabung dengan 88rising, label dan manajemen yang juga menaungi Rich Brian dan Niki Zefanya. Dari debut albumnya, Ballad 1 (2018) dan dilanjutkan dengan Nectar (2020) ia membuat lagu-lagu yang mendapat pengakuan dari penggemar musik. Mulai dari "Attention," "Run", "Sanctuary", hingga yang melejitkan namanya, "Slow Dancing in the Dark."
Saat ditanya Time mengenai perjalanan kariernya yang penuh belokan tak terduga, Joji menjawab dengan filosofis.
"'Panah yang tidak diarahkan tidak akan pernah meleset’ ini adalah perkataan aktor [yang memainkan] Anakin Skywalker dalam sebuah wawancara...Saya selalu berubah. Tidak ada yang permanen, itu pasti,” kata dia.
Advertisement