Resensi Film Wolf Pack: Dokter Ganteng Ditawari Misi Kemanusiaan ke Gunung Bromo, Ternyata Kena Tipu

Film Wolf Pack tayang di bioskop Indonesia mulai Jumat (27/1/2023). Michael Chiang bertindak sebagai sutradara sekaligus penulis skenario.

Liputan6.com, Jakarta Film Wolf Pack tayang di bioskop Indonesia mulai Jumat (27/1/2023) dengan jumlah layar lumayan terbatas. Michael Chiang bertindak sebagai sutradara sekaligus penulis skenario.

Wolf Pack yang mengisahkan pasukan bayaran dalam tugas rahasia ini diperkuat barisan bintang kondang di antaranya Jin Zhang, Luxia Jiang, Aarif Lee, serta Yi Zhang.

Lebih dari 60 persen film ini berisi elemen action, cocok untuk Anda yang ke bioskop hanya butuh hiburan. Alur Wolf Pack pun tidak rumit, mudah diikuti dengan tema simpel.

Wolf Pack direspons beragam oleh kritikus dan penonton. Ada yang menilai film ini seru dalam kemasan ringkas. Ada pula yang menyebutnya mudah dilupakan. Berikut resensi film Wolf Pack. Nonton, yuk!

 

Tawaran ke Gunung Bromo

Apes menimpa Ke Tong (Aarif Lee), dokter tampan yang telah melawat banyak negara untuk menjalankan misi kemanusiaan. Dalam perjalanan dengan bus, ia berkenalan dengan Goblin (Luxia Jiang).

Goblin menawarinya misi kemanusiaan ke Gunung Bromo, Jawa Timur. Galau akibat masalah pribadi, tawaran itu diterima. Keduanya turun dari bus. Lalu, Goblin melakukan hal tak terduga.

Tas Ke Tong yang berisi bekal dan dokumen pribadi dibuang ke sungai. Sejurus kemudian, sebuah helikopter menjemput lalu membawa mereka ke daerah konflik.

Di helikopter itu, ada Guan Zhiyang (Jin Zhang), Shell (Kuo Chung Tang), Saiyan (Yi Zhang), Fireball (Mark Luu), dan Fly (Liu Ye). Mereka rupanya pasukan bayaran dengan tugas rahasia.

Tugas rahasia yang dimaksud, mengamankan jalur pipa gas yang dipasangi bom dan akan meledak dalam hitungan menit. Ke Tong yang tak punya kemampuan tempur dipaksa beradaptasi dengan pasukan bayaran profesional ini.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tak Menawarkan Hal Baru

Wolf Pack sejatinya tak menawarkan hal baru. Pasukan bayaran dengan rekam jejak gemilang yang diperkuat personel berkeahlian khusus tentu hal yang wajar sekaligus logis. Terasa spesial, setelah dokter tampan dipilih bergabung.

Di tengah jalan, ia beberapa kali mencoba kabur karena perbedaan prinsip dan ketidakcocokan. Bagian kabur dituturkan agak berlarut-larut. Adegan ini tampaknya sekadar memberi gambaran bagaimana nantinya pasukan bayaran ini bekerja.