Liputan6.com, Jakarta SAS: Red Notice mengisi deretan coming soon atau segera tayang di jaringan bioskop Tanah Air. Film yang didasari novel berjudul sama karya Andy McNab ini digarap sineas Magnus Martnes.
Sang penulis novel duduk di kursi produser bersama tiga kreator lain. Menilik konfigurasi pemainnya, film SAS: Red Notice sangat menjanjikan. Ada aktor karismatik Sam Heughan sebagai pemeran utama.
Selain itu, ada Ruby Rose, Tom Hopper hingga Andy Serkis yang dikenal publik Indonesia lewat sejumlah megaproyek box office seperti Rise of the Planet of the Apes (2011) dan Black Panther (2018).
Advertisement
Baca Juga
Resensi Film Operation Fortune: Ruse de Guerre, 100 Persen Seru Tanpa Dramatisasi dan Romansa Tak Penting
Resensi Film Wolf Pack: Dokter Ganteng Ditawari Misi Kemanusiaan ke Gunung Bromo, Ternyata Kena Tipu
Resensi Film Bayi Ajaib: Rako Prijanto Mempersegar Versi Klasik dengan Perbedaan di Sejumlah Titik
SAS: Red Notice memang direspons beragam oleh kritikus dan para pencinta film. Elemen aksinya “padat merayap” hingga merenggut perhatian penonton. Berikut resensi film SAS: Red Notice.
SAS: Red Notice dibuka dengan adegan para personel The Black Swans mendatangi desa di Georgia yang akan digusur untuk megaproyek Britgaz buatan Pemerintah. Mulanya, akan ada transaksi ganti rugi 200 ribu dolar AS dengan penduduk. Belum bernegosiasi, baku tembak terjadi.
The Black Swans
The Black Swans adalah perusahaan militer swasta milik William Lewis (Tom Wilkinson) serta dua anaknya, Grace (Ruby Rose) dan Oliver (Owain Yeoman). Dalam situasi genting, Grace beride membunuh semua pria dan menyisakan para wanita untuk menciptakan rasa takut.
Nahas, seorang gadis kecil merekam aksi pembantaian ini lalu tersebar di medsos. Operasi The Black Swans di Georgia rupanya diperintahkan komandan George Clements (Andy Serkis) atas persetujuan Perdana Menteri Inggris, Atwood (Ray Panthaki). Dunia mengecam tragedi ini.
Mau tak mau Inggris menerapkan skenario “mengamankan” The Black Swans. Clements memerintahkan Mayor Bisset (Noel Clarke), Tom (Sam Heughan), dan Declan Smith (Tom Hopper) membereskan The Black Swans dengan menyerang markas mereka.
Rupanya, ada skenario lain di balik skenario pemberesan The Black Swans. Grace tak tinggal diam. Ia menyabotase sebuah kereta api rute Inggris-Prancis yang ditumpangi Tom bersama calon istrinya, Sophie Hart (Hannah John-Kamen).
Lagi-lagi dunia menyorot Inggris atas insiden berdarah yang mengancam nyawa ratusan warga sipil tersebut.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Grace dan Pesonanya
Meski mendapat ulasan sedang-sedang saja, SAS: Red Notice sebenarnya tak sejelek itu. Titik kuat film ini terletak pada penokohan kubu antagonis yang sejak awal diagendakan sebagai lawan tangguh.
William Lewis misalnya, adalah konseptor yang santuy, tak percaya siapapun dan tahu kepada siapa tampuk kekuasaan mesti diwariskan. Grace dari awal pemunculannya sudah membawa sinyal kuat sebagai villain level enggak kaleng-kaleng.
Antagonis Menyita Perhatian
Tim antagonis ini lebih menyita perhatian dengan perangai bold plus skill tempur nomor wahid. Lain dengan Tom yang dikonsep terlalu putih dan klise. Muda, kaya, tampan, punya pacar dokter, romantis pula. Enggak ada cela dan terkesan mengawang-awang.
Pacarnya pun “ditakdirkan” jadi pahlawan kemanusiaan. Pokoknya, protagonis di level maksimal. Mereka diproses lewat beragam teror hingga akhirnya memanas (meski agak kelamaan panasnya). Mendekati menit akhir, barulah audiens merasa bisa berharap padanya.
Advertisement
Tim Abu-abu
Di antara kedua kubu ini, ada tim abu-abu yang menggerakkan skenario alternatif di sela skenario utama. Sayangnya, tim abu-abu ini kurang diberi ruang gerak leluasa dan lampu sorot lebih terang karena Magnus Martens terlalu fokus mengurus si baik versus si jahat.
Terlalu fokus ini sebenarnya ada dampak positifnya. Babak akhir menyajikan aksi kucing-kucingan dan baku hantam menggemaskan. Penjahatnya susah ditaklukkan. Jagoannya pun susah mati. Dengan latar guguran salju, babak akhir SAS: Red Notice makin terasa dramatis.
Penuturannya Kurang Lancar
Nama Magnus Martens kurang familier di kuping pencinta film di Indonesia. Rekam jejaknya lebih banyak di serial TV seperti 12 Monkeys dan The Walking Dead: World Beyond. Film layar lebar yang pernah dibuatnya, Jackpot. SAS: Red Notice film kedua sang sineas.
Penuturannya bisa jadi kurang lancar dan berdampak pada durasi yang terasa panjang. Jika Anda mau berfokus pada operasi Tim Black Swans dan menyukai kisah romantis karakter utama, maka SAS: Red Notice bisa jadi memuaskan dahaga Anda akan genre aksi.
Advertisement
Penuh Dar-der-dor
Didominasi adegan dar-der-dor dan negosiasi yang berjalan alot, SAS: Red Notice memang minim kejutan apalagi puntiran konflik. Film macam ini, pas untuk tontonan saat lagi suntuk. Seru aja!
Jadwal tayang film SAS: Red Notice masih belum diumumkan pihak jaringan bioskop Tanah Air. Tak ada salahnya bersiap untuk menyaksikan film aksi yang satu ini.
Pemain: Sam Heughan, Ruby Rose, Andy Serkis, Hannah John-Kamen, Tom Hopper, Noel Clarke, Owain Yeoman, Ray Panthaki, Anne Reid, Tom Wilkinson, Jing Lusi
Produser: Joe Simpson, Kwesi Dickson, Andy McNab, Laurence Malkin
Sutradara: Magnus Martens
Penulis: Laurence Malkin
Produksi: Ingenious Media, Silver Reel, Sky Cinema
Durasi: 123 menit