Liputan6.com, Jakarta Jonathan Latumahina mengabarkan bahwa putranya, David Latumahina alias Cristalino David Ozora telah sadar setelah koma selama 3 minggu di rumah sakit. Kabar melegakan ini, ia bagikan di medsos.
Selasa (7/3/2023), Jonathan membagikan video pendek menampilkan korban dugaan penganiayaan Mario Dandy berkawan selang infus dan alat bantu napas mulai sadar, menggerakkan kepala, dan membuka matanya perlahan.
“Saat ini david sedang memasuki fase pemulihan emosional,” tulisnya lewat akun Twitter terverifikasi, siang ini. Jonathan Latmahina mengklaim level kesadaran putranya meningkat.
Advertisement
Baca Juga
Untuk kenyamanan bersama dan menghormati privasi korban, video kondisi terkini David tidak kami tayangkan secara gamblang. Putri Gus Dur, Alissa Wahid hingga Ernest Prakasa menyambut dengan doa.
Lekas Pulih, David
Muncul harapan ini menjadi titik cerah bagi jalan David mendapat keadilan hukum di negeri ini. “Sudah hampir 3 minggu, semoga David lekas sadar penuh. Mohon zidayah doa ya twips,” Alissa Wahid merespons.
“Lekas pulih David,” Ernest Prakasa menyahut sembari menyematkan emotikon hati. “Lekas pulih David, lekas pulih. Mari terus kirimkan doa untuk David, kawan-kawan,” Muhadkly Acho menambahkan.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Lambat Laun Meningkat
Jonathan Latumahina menyebut meski kesadaran meningkat, David belum bisa mengenali siapa lawan bicaranya atau dengan siapa ia kontak. Karenanya, ia terus memohon doa.
“Kesadarannya lambat laun meningkat, lebih sering membuka mata tapi belum aware dengan siapa dia kontak,” ia menambahkan, masih dalam unggahan yang sama. David lantas menembus trending topic Twitter Indonesia.
Perkara Kartu Pelajar
Diberitakan sebelumnya, kakak AG pacar Mario Dandy, Ivana Yoan, yang kini berstatus anak yang berkonflik dengan hukum alias pelaku membeberkan kronologi kasus penganiayaan David Latumahina.
Ini bermula dari niat baik mengembalikan kartu pelajar David. Namun, pengacara David dari LBH Anshor, Abdul Qodir, mengklaim kliennya tak pernah meminta AG mengantar langsung kartu pelajar miliknya.
“Di situ kan justru menunjukkan kepada kita semua bahwa anak korban sebenarnya dalam konteks pengembalian kartu pelajar menginginkan supaya itu dikirimkan saja melalui paket, melalui jasa pengiriman. Anak korban tidak ingin bertemu langsung. Itu fakta penting pertama,” urainya.
Advertisement