Musisi Legendaris Ryuichi Sakamoto Meninggal Dunia di Usia 71 Tahun Setelah Berjuang Lawan Kanker Stadium 4

Ryuichi Sakamoto tak hanya meninggalkan jejak di indsutri musik, tapi juga perfilman. Ia meninggal dunia pada 28 Maret 2023.

oleh Ratnaning Asih diperbarui 03 Apr 2023, 08:41 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2023, 08:41 WIB
Ryuichi Sakamoto pada 2017. (AP Photo/Domenico Stinellis, File)
Ryuichi Sakamoto pada 2017. (AP Photo/Domenico Stinellis, File)

Liputan6.com, Tokyo - Berita duka datang dari salah satu musisi legendaris Ryuichi Sakamoto. Ia meninggal dunia dalam usia 71 tahun pada 28 Maret 2023.

Dilansir dari Japan Times dan BBC, Senin (3/4/2023), kabar duka ini pertama kali disampaikan media Jepang Sponichi pada Minggu malam waktu setempat. Kabar kematian sang komposer kemudian dikonfirmasi lewat akun Twitter resminya.

Dalam akun media sosial ini, hanya disampaikan tanggal lahir dan kematian mendiang, “January 17 1952 – March 28 2023.”

Sebelum meninggal dunia, Ryuichi Sakamoto diketahui menderita kanker. Juni tahun lalu, diumumkan bahwa ia tengah bertarung melawan kanker stadium 4. Sebelumnya, ia didiagnosis dengan kanker kerongkongan pada 2014 dan kanker rektum tahun 2021.

Ryuichi Sakamoto adalah musisi kelahiran Tokyo pada 1952. Ayahnya, seorang editor dari sejumlah penulis ternama Negeri Sakura, salah satunya peraih Nobel Kenzaburo Oe.

Awal tahun 1970-an, Ryuichi mempelajari komposisi musik di Universitas Sen Tokyo. Kala itu, ia mulai bekerja sebagai penulis untuk musisi lain. Lewat jalur ini, ia bisa terkoneksi dengan Haruomi Hosono dan Yukihiro Takahashi, rekan-rekannya dalam membentuk grup Yellow Magic Orchestra (YMO).

Dalam band ini, ia memainkan keyboard dan inovasi mereka dalam synthesizer memengaruhi perkembangan musik techno-pop dan hiphop.

Ryuichi Sakamoto dan Pengaruhnya di Dunia Musik

Ryuichi Sakamoto pada 1988 di Jepang, setelah memenangkan Piala Oscar. (Kyodo News via AP)
Ryuichi Sakamoto pada 1988 di Jepang, setelah memenangkan Piala Oscar. (Kyodo News via AP)

Selain bersama YMO, Ryuichi Sakamoto juga merilis proyek solo sendiri, diawali dengan “Thousand Knives of Ryuichi Sakamoto” pada 1978. Ia dikenal memiliki sisi eksperimental, dan lagunya “Riot In Lagos” (1980) memberi pengaruh pada rapper New York, musisi techno di Detroit, dan lain sebagainya.

Selama itu juga, ia aktif menjadi produser pop di Jepang.

Kiprah Ryuichi Sakamoto dalam Perfilman

Ryuichi Sakamoto (paling kanan), bersama Jack Thomas, Nagisa Oshima, dan David Bowie (paling kiri). Mereka adalah tim yang membuat film Merry Christmas, Mr. Lawrence (AP Photo/Jacques Langevin, File)
Ryuichi Sakamoto (paling kanan), bersama Jack Thomas, Nagisa Oshima, dan David Bowie (paling kiri). Mereka adalah tim yang membuat film Merry Christmas, Mr. Lawrence (AP Photo/Jacques Langevin, File)

Nama Ryuichi Sakamoto juga besar dalam industri perfilman. Ia terlibat dalam pembuatan scoring Merry Christmas Mr. Lawrence (1983), yang merupakan proyek perdananya di film. Ia juga ikut membintangi film ini, bersama musisi legendaris David Bowie.

Selain itu, ia juga menciptakan scoring untuk The Last Emperor (1987) yang memberikannya Piala Oscar untuk Best Original Score. Ia menjadi musisi Jepang pertama yang menang dalam ajang prestisius di bidang perfilman ini.

Selain Oscar, ia juga meraih Grammy untuk scoring The Last Emperor dan nominasi di film The Revenant. Ia juga terlibat sebagai komposer untuk musik pembuka Olimpiade Barcelona tahun 1992.

Kutipan Favorit Ryuichi Sakamoto

Dalam pengumuman kematiannya, agensi sang artis mengunggah sebuah kutipan favorit mendiang, yang tampaknya pas benar dalam menggambarkan hidup Ryuichi Sakamoto. Ars longa, vita brevis. Seni langgeng adanya, hidup itu singkat.

Infografis: Redam Kanker dengan Cukai Rokok (Liputan6.com / Abdillah)
(Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya