Liputan6.com, Jakarta Seniman Dedy Sufriadi menggelar pameran seni abstrak bertajuk “Tabula Rasa” di Art-Space Artotel Suites Mangkuluhur Jakarta, mulai 19 Mei hingga 31 Juli 2023. Dalam pameran ini, ia menghadirkan tujuh karya dari bahan kanvas hingga buku bekas.
Sang seniman mengaku, ini kali keempat menggelar pameran di Art-Space Artotel. Sebelumnya, Dedy Sufriadi ikut pameran di Surabaya, Jakarta bareng seniman lain, dan Yogyakarta. Namun ini kali pertama ia menjadi tuan rumah pameran tunggal di Artotel.
Baca Juga
“Kronologi pameran Tabula Rasa dari proses akademis saya selama 15 tahun. Akhirnya saya mengosongkan diri lagi, mencoba tidak memakai semua yang saya tahu selama 15 tahun belajar di sekolah seni rupa. Kembali seperti anak kecil, melukis lagi tanpa tendensi apa-apa,” katanya.
Advertisement
Selama 15 tahun, Dedy Sufriadi melewati banyak fase termasuk menjalani residensi di Selandia Baru pada 2017. Hampir tiga bulan di negeri orang, ia menghadapi beragam keadaan dari sepi, tak punya komunitas, hingga bingung lantaran tiap hari harus kerja.
Oleh-oleh dari Selandia Baru
“Oleh-oleh (dari Selandia Baru) tambah stres. Ada konflik internal yang akhirnya membuat saya sadar bahwa kita enggak bisa melupakan 100 persen apa yang telah dipelajari (di sekolah),” ujar Dedy Sufriadi.
“Kalau kita total menolak itu malah akan menjadi konflik baru. Jadi saya harus berdamai dengan itu,” ia menyambung. Salah satu karya Dedy Sufriadi terbuat dari kumpulan buku bekas yang tersibak.
Advertisement
Buku Bekas
Karya ini menyita perhatian para pencinta seni hingga awak media. Dedy Sufriadi punya cerita khusus di balik karya monumental ini.
“Material dasar sebagain besar dari kanvas. Dua lukisan lain terbuat dari kolase buku, ini buku bekas yang saya kumpulkan dari pengepul. Tiap bulan mereka menyetor ke saya, buku-buku yang harus dihancurkan, sebagian besar ada yang overproduksi,” urai Dedy Sufriadi.
Buku-buku tak terpakai itu dibeli Dedy Sufriadi disertai perjanjian tak akan diperjualbelikan lagi. Setelahnya, buku-buku bekas ini dipoles menjadi karya baru. Berkaca pada proses kreatif ini, Deddy Sufriadi menarik hikmah.
Menyenangkan Audiens
“Karya seni itu tidak butuh hal yang rumit,” ia menyimpulkan. “(Esensi karya seni bagi saya) bisa enggak menyenangkan audiens?” tutur Dedy Sufriadi kepada Showbiz Liputan6.com di Jakarta, Jumat (19/5/2023).
Dalam kesempatan itu, General Manager Artotel Suites Mangkuluhur Jakarta, Djulkarnain, menjelaskan Art-Space seluas 5,6 X 13 meter persegi yang berlokasi di lobby floor, telah dibuka untuk umum, ditandai dengan pameran seni “Tabula Rasa” dari Dedy Sufriadi.
“Kami berharap para pencinta seni bisa menikmati dan merasakan langsung keindahan dari dalam bingkai kesederhanaan yang diciptakan Dedy Sufriadi. Art-Space siap memberi nilai tambah yang melengkapi intuisi seni dan budaya Anda,” harap Djulkarnain.
Advertisement