Liputan6.com, Jakarta Wilayah Kashmir yang hingga kini masih menjadi sengketa antara India, Pakistan, dan China, secara mengejutkan dijadikan sebagai lokasi pertemuan anggota G20 dalam rangka membahas seputar pariwisata. Pertemuan G20 di Kashmir ini digelar oleh India.
Melansir berbagai sumber, terlihat jalanan dan perairan di sekitar Danau Dal Kashmir yang jadi lokasinya, dijaga ketat oleh tentara India pada Senin (22/5/2023) hingga Rabu (23/5/2023). Bahkan, pelatihan keamanan sempat dilakukan di Kashmir sebelum dimulainya acara. Pengamanan pun diperketat di Bandara Internasional Srinagar.
Setelah India secara sepihak menguasai Kashmir sejak Agustus 2019, China terlihat gerah. Bahkan China mengambil sikap dengan tak menghadiri acara tersebut, seperti dilansir dari Guardian, disampaikan Senin (22/5/2023).
Advertisement
Pemerintah China menyatakan tak setuju dengan Pertemuan G20 dalam bentuk apapun jika digelar di wilayah sengketa. Kashmir yang tengah disengketakan pun tak hanya diklaim oleh India, namun juga pihak Pakistan.
Tanggapan Pakistan tentang G20 di Kashmir yang Digelar India
Pemerintah Pakistan pun sempat menyatakan pada April lalu mengenai keberatannya terhadap Pertemuan G20 di Kashmir. Menurutnya, pertemuan seperti ini merupakan langkah yang tak bertanggung jawab dari India.
Setelah itu, terdapat tuntutan agar Turki, Saudi, Mesir, dan Indonesia bersikap sama seperti Pakistan. India sedang memegang presidensi G20 sepanjang tahun ini setelah sebelumnya dipegang oleh Indonesia.
Advertisement
Jalannya Pertemuan G20 di Kashmir
Mengenai jalannya Pertemuan G20 di Kashmir, rupanya acara ini dihadiri oleh 60 delegasi kelompok kerja turisme dari negara-negara G20 selama tiga hari. India berharap, pertemuan di Kashmir bisa menjadi bukti bahwa wilayah tersebut aman untuk dikunjungi turis.
Selama acara berjalan, Garda Nasional India, termasuk unit drone dan komando marinir, diturunkan agar bisa membantu tugas polisi dan paramiliter yang sedang mengamankan lokasi pertemuan G20.
Kritik yang Dilontarkan Terkait Pertemuan G20 di Kashmir
Kritik terhadap pertemuan di Kashmir ini sempat terlontar dari pihak PBB. Pelapor Khusus PBB untuk Masalah Minoritas, Fernand de Varennes, menyampaikan suasana pertemuan G20 yang seolah normal, masih dihiasi oleh pelanggaran HAM, persekusi politik, dan penangkapan ilegal yang kian meningkat.
Pertemuan G20 ini juga dinilai bisa dianggap menormalisasi adanya situasi konflik di bawah pendudukan militer oleh India. Namun, perwakilan permanen India untuk PBB di Jenewa, menganggap itu sebagai hak prerogatif India.
Advertisement