Liputan6.com, Jakarta Film dokumenter Pulang Rimba kembali melakukan roadshow dan diskusi singkat dengan menggaet mahasiswa ITB, YPM Salman, serta komunitas yang bergerak di bidang isu perdamaian dan toleransi di Kota Bandung pada Rabu (7/6/2023). Dalam acara ini, Kreasi Prasasti Perdamaian (KKP) berkolaborasi dengan YPM Salman ITB dan Salman Film Academy untuk mengulas film dan kesadaran tentang Suku Anak Dalam.
Dalam hal ini, produser dan sutradara Salman Film Academy, Iqbal Alfajri, mengapresiasi film dokumenter ini. Apalagi film ini memang cocok karena mengangkat isu pendidikan.
"Film ini luar biasa dan perlu diapresiasi menurut saya sebagai filmmaker yang mampu mengangkat isu yang seksi terkait pendidikan di Suku Anak Dalam,” ungkap Iqbal dalam diskusi film Pulang Rimba di Bandung, baru-baru ini.
Advertisement
Kisah Nyata
Film Pulang Rimba merupakan film dokumenter yang mengangkat kisah nyata dari seorang warga Suku Anak Dalam (SAD) atau Orang Rimba asal Jambi bernama Pauzan. Film ini menceritakan perjuangan Pauzan dalam menempuh pendidikan hingga pendidikan tinggi di Polbangtan Bogor.
"Saya merupakan orang rimba yang diberikan kesempatan untuk menamatkan perguruan tinggi. Film Pulang Rimba ini menjadi jembatan saya untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya pendidikan bagi SAD," ujar Pauzan.
Advertisement
Ketimpangan
Iqbal menambahkan bahwa di beberapa wilayah terutama Sumatera yang lekat dengan wilayah sawit masih merasakan adanya ketimpangan terhadap kualitas pendidikan yang baik.
“Saya rasa memang pemerataan pendidikan masih perlu perhatian khusus, terutama memberikan fasilitas kepada SAD supaya semakin tanggap terhadap perubahan,” jelas Iqbal.
Perubahan untuk Disebarluaskan
Menurut Iqbal, film ini gebrakan dan semangat Pauzan menempuh pendidikan menciptakan perubahan baik bagi SAD dan perlu diteruskan dan disebarluaskan untuk menciptakan kesadaran publik akan SAD.
Selanjutnya, Alifa Shavira selaku tim produksi dan riset KPP menjelaskan roadshow film Pulang Rimba ini menjadi rangkaian panjang yang dilakukan untuk kampanye pendidikan. Sebelumnya film ini sudah menyambangi beberapa kota di Indonesia, seperti Jogjakarta, Semarang, Jambi, Bogor, Jakarta, dan kota-kota besar lainnya. Film ini merupakan film dokumenter ketujuh yang diciptakan oleh Kreasi Prasasti Perdamaian (KPP).
Film ini ditujukan untuk memberikan gambaran kepada generasi muda tentang pentingnya pendidikan. Berdasarkan kisah Pauzan, tentu memotivasi generasi muda bahwa jarak dan waktu bukan lagi menjadi penghalang generasi muda untuk menempuh pendidikan.
Advertisement