6 Tokoh Kunci Film Siksa Kubur Karya Joko Anwar, Dibintangi Reza Rahadian dan Faradina Mufti

Liputan6.com, Jakarta Film Siksa Kubur mengumpulkan 1 juta penonton pada Minggu (14/4/2024). Karya sineas Joko Anwar ini ngegas sejak hari pertama penayangan di bioskop dengan mengumpulkan lebih dari 250 ribu penonton.

Siksa Kubur menampilkan performa solid Reza Rahadian dan Faradina Mufti. Keduanya ditopang akting kuat Widuri Puteri, Muzakki Ramdhan, Happy Salma, Fahri Albar, hingga aktor veteran Slamet Rahardjo.

Tayang perdana di bioskop pada 11 April 2024, Siksa Kubur tak limbung saat bersaing dengan film Lebaran lain, Badarawuhi di Desa Penari karya sutradara Kimo Stamboel di bawah naungan MD Pictures.

Laporan khas Showbiz Liputan6.com kali ini merangkum 6 tokoh penting film Siksa Kubur. Bagi yang belum menonton, semoga artikel ini bisa jadi bekal sebelum beranjak ke bioskop.

Sita kecil (Widuri Puteri) dibesarkan di keluarga bahagia. Tak kaya raya namun terasa betul betapa hangat kasih sayang ayah ibu yang melingkunginya. Ia punya seorang kakak bernama Adil (Muzakki Ramdhan). Keluarganya membuka usaha toko roti Gun yang kena fitnah.

Pasalnya, beredar gosip roti yang dijual di toko ini pakai minyak babi. Walhasil, toko roti ini kian sepi. Derita menindih kala suatu hari seorang pria meledakkan bom bunuh diri. Tubuh ayah ibu Sita tepental dan berkeping. Sejak itu, hari-hari Sita tak pernah sama lagi.

Menjadi introver akibat perundungan, Adil cilik (Muzakki Ramdhan) tumbuh sebagai pribadi yang kurang percaya diri. Suatu siang, toko rotinya kedatangan pria misterius. Adil mengira pria tersebut hendak beli roti. Ia sempat menyuguhkan segelas air putih kepada pria yang tampak kelelahan itu.

Tak disangka, ia menyerahkan rekaman kaset berisi suara rintihan kepada Adil lalu menyatakan keyakinan berjuang di jalan Tuhan. Sang pria lantas memperingatkan Adil jangan keluar toko. Beberapa menit setelah pria itu keluar, terdengar ledakan dahsyat. Adil syok berat.

Tampil dalam durasi singkat, namun tergambar jelas kehadiran Mutia sebagai salah satu sumber kebahagiaan bagi kedua anaknya, Sita dan Adil. Wajahnya murah senyum sekaligus teduh.

Bersama suami, Mutia menjalankan bisnis toko roti Gun. Ia tetap optimistis Gun akan baik-baik saja meski di sampingnya ada gerai donat waralaba yang menggelar diskon. Rezeki tak akan ke mana.

Sanjaya adalah suami Mutia. Tak ingin toko roti Gun gulung tikar, ia mencoba berinovasi dengan melahirkan sejumlah varian baru. Salah satunya, roti buaya. Eksperimen ini gagal.

Sita menilai, roti buaya bikinan Sanjaya malah mirip ikan lele. Suatu hari, toko roti Gun kedatangan 3 maling berkedok pembeli. Sita memergoki salah satunya mengambil uang di laci kasir.

Berkulit sawo matang, kumis tipis, rambut cepak agak acak-acakan, pria tak bernama ini datang ke toko roti Gun. Ia berkemeja earthtone, jaket tebal, dan tas ransel hitam.

Tampak lusuh dan kelelahan, ia mendengar rekaman kaset lewat earphone. Tanpa nama. Tampil amat singkat. Eksistensi pria ini penting karena mengubah hidup 2 karakter utama selamanya.

Tampak luar ia dermawan karena rutin kirim bantuan untuk anak-anak di pondok pesantren. Anehnya, ada sejumlah siswa yang hilang bersamaan dengan datangnya bantuan Wahyu.

Mulanya, siswa bernama Ismail hilang. Suatu malam, Sita mendengar bisik-bisik di kalangan ustazah pesantren bahwa “target” berikutnya Adil. Mendengar ini, Sita menolak diam.