Liputan6.com, Jakarta Joko Pinurbo, penyair ternama Indonesia yang meraih banyak penghargaan di sepanjang karierna, dikabarkan meninggal dunia. Kabar meninggalnya Joko Pinurbo diumumkan kepada publik oleh artis seniman Butet Kartaredjasa.
Membuka laman Facebook Butet Kartaredjasa, Sabtu (27/4/2024), awalnya aktor film Soegija menyampaikan kabar duka tersebut. Secara singkat, Butet Kartaredjasa menuliskan, "Sumangga Gusti (Jokpin)".
Lalu tak lama setelahnya, seorang kerabat bernama Hairus Salim menyampaikan ucapan selamat tinggal untuk selamanya kepada Joko Pinurbo sembari mengunggah potret pertemuannya dengan Butet Kartaredjasa di acara ulang tahun Joko Pinurbo yang ke-60.
Advertisement
"Selamat jalan penyair kencana Joko Pinurbo. Damai di sorga-Nya. Maut Tersenyum. Mau tersenyum mengulurkan mawar sekuntum dan dengan takzim mengecup jidatmu.. Seusai perayaan 60 tahun Jokpin di Kafe Leha-leha. Ada mas Butet Kartaredjasa edy Edi Mulyono Irfan Afifi ...," tulis Hairus Salim di Facebook sembari menandai akun milik Butet.
Dari informasi yang beredar, Joko Pinurbo meninggal dunia dalam usia 61 tahun di Yogyakarta pada hari ini (27/4/2024). Kepergian Joko Pinurbo tak hanya menimbulkan duka bagi Butet Kartaredjasa. Aktor, sineas, sekaligus penulis Raditya Dika pun ikut merasa kehilangan.
Artis Selain Butet Kartaredjasa yang Berduka Joko Pinurbo Meninggal Dunia
Jika Butet Kartaredjasa hanya menuliskan kalimat singkat, rasa duka yang dirasakan Raditya Dika disampaikan dengan mengenang cerita menarik di balik karya sang penyair yang paling berkesan baginya.
"Mengenang Pak @jokpin.jogja. Dua tahun lalu, waktu lagi berdua di sofa sama istri, obrolan kami jadi mengarah soal puisi. Saya cerita, Pak Joko Pinurbo adalah salah satu penyair favorit saya karena kata-katanya yang lincah dan sederhana tapi sarat makna," tulis Raditya Dika. dalam keterangan foto akun Instagram @raditya_dika, Sabtu (27/4/2024).
Advertisement
Puisi Joko Pinurbo yang Bikin Raditya Dika Terkesan
"Saya bacakan salah satu puisi beliau ke istri, Doa Seorang Pesolek, dan kami berdua berdiskusi lama tentang makna di balik puisi tersebut. Tentang puisi ini sejatinya mengingatkan kematian," tulis Raditya Dika melanjutkan.
"Tentang segala yang indah pada saatnya nanti, akan pudar. Puisi yang indah sekali. Lalu, saya ingin bagikan ke story, minta izin ke beliau dan dikasih. Hari ini saya bagikan kembali," sambungnya.
"Selamat beristirahat, Pak. Terimakasih atas rangkaian kata yang membuat hati menari. Puisi-puisimu abadi. 🥀," tutup Raditya Dika.
Tentang Joko Pinurbo
Mengutip kebudayaan.jogjakota.go.id, Joko Pinurbo yang lahir di Sukabumi, 11 Mei 1962, terbilang sukses dalam mewarnai khasanah sastra Yogyakarta melalui karya-karya puisinya.
Joko Pinburbo memiliki gaya bersyair dengan bumbu humor dan ironi yang dikemas dalam karya apik nan jenaka sekaligus “menyentil” realita sosial di sekitar kita.
Latar belakang akademik Joko Pinurbo adalah lulusan dari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sanata Dharma Yogyakarta.
Ia juga menyabet sejumlah penghargaan untuk buku-bukunya seperti Penghargaan Buku Puisi Dewan Kesenian Jakarta (2001), Hadiah Sastra Lontar (2001), Penghargaan Sastra Badan Bahasa Kemendikbud (2002, 2014), South East Asian (SEA) Write Award (2014), hingga Anugerah Kebudayaan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (2019).
Advertisement