Gelar Solo Exhibition, Ryan LH Memuliakan Karat Jadi Art Foto

Fotografer Ryan LH menggelar Solo Exhibition bertema karat yang diberi judul Reflectry So Far So Good di Galeri Cemara Jakarta, mulai pertengahan Mei hingga awal Juni 2024.

oleh Hernowo Anggie diperbarui 20 Mei 2024, 19:13 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2024, 12:40 WIB
Ryan LH Gelar Solo Exhibition
Ryan LH, fotografer lulusan ISI Yogyakarta 2003, menggelar Solo Exhibition bertema karat, Reflectry So Far So Good, di Galeri Cemara Jakarta, pada 19 Mei-3 Juni 2024. (IST)

Liputan6.com, Jakarta Ryan LH, fotografer lulusan Falkultas Seni Media Rekam ISI Yogyakarta 2003, menggelar Solo Exhibition bertema karat yang diberi judul Reflectry So Far So Good di Galeri Cemara Jakarta, mulai 19 Mei-3 Juni 2024.

Dalam acara opening pameran yang digelar pada 19 Mei 2024, Ryan yang didamping Dr. Ismet Zainal Efendi, S.Sn., M.Sn (Kurator), dan Risman Marah (Dosen ISI) menyebut, 50 foto karat yang dipajang, merupakan hasil jepretannya dengan kamera handphone di badan kereta api usang, yang tergeletak di gudang kereta bekas di Purwakarta, Jawa Barat.

“Saya minta ijin Humas PT KAI untuk memotret dalam waktu tak kurang sehari. Sebetulnya, dari sisi waktu tidak cukup untuk mengumpulkan foto dijadikan pameran, tapi saya tak dapat restu lagi, ketika mengajukan ijin kedua,” ungkap Ryan LH di hadapan 150 tamu.

Sebagai informasi, di antara 150 tamu, terdapat puluhan suhu fotografer, yakni Don Hasman, Arbain Rambey, Darwis Triadi, Dion Momongan, dan lain-lain.

 

Karat Berlapis Warna

Ryan LH Gelar Solo Exhibition
Ryan LH, fotografer lulusan ISI Yogyakarta 2003, menggelar Solo Exhibition bertema karat, Reflectry So Far So Good, di Galeri Cemara Jakarta, pada 19 Mei-3 Juni 2024. (IST)

Reflectry terlihat sebagai hasil pemikiran mendalam Ryan LH tentang waktu, kondisi dan keberadaan dirinya untuk seni dan kehidupan.

“Karat seperti menjadi ilustrasi tentang perjalanan usia saya yang tahun ini memasuki angka 50 tahun. Sudah masuk usia karatan,” ungkapnya tergelak.

Pameran foto Reflectry yang digelar bertepatan dengan hari ulah tahun Ryan ke-50 ini, memperlihatkan ragam tekstur karat yang berlapis warna warni, dan memperlihatkan beragam imaji di mata yang melihatnya. Agak misterius, unik juga tidak umum.

“Warna-warni di tengah karat yang muncul pada foto itu adalah warna asli yang ada pada badan kereta api, yang mungkin sebelum ini memang telah bolak balik berganti cat. Ketika mengelupas, memperlihatkan semua warna yang pernah menempel, bisa kuning, biru, merah,” kata ayah tiga anak ini.

 

Pameran yang Disesuaikan dengan Kekinian

Dalam pandangan Ismet Zainal Effendi selaku kurator, dalam Solo Exhibition kali ini, Ryan bukan sekadar asal memajang foto tentang karat yang memacing beragam imaji penonton. Ia juga memperlihatkan karya instalasi dan interaktif yang sesuai dengan generasi masa kini.

Pada konteks instalasi misalnya, Ryan menghadirkan kepala bemo berkarat tanpa badan yang di-display dengan dengan pecahan cermin dengan foto memperlihatkan bentuk mata, di sana juga ditempatkan seonggok rumput yang merambat sekeliling Bemo.

Kemudian pada karya interaktif, Ryan melibatkan audiens untuk memberi respon pada karyanya dalam wilayah interpretasi pada satu konteks tertentu.

Khusus untuk karya interaktif, Ryan menggelar USWUT Challenge (U See What You Think), di mana pengunjung pameran diajak merespon karya interaktif dan memberikan interpretasi personal.

 

 

Pengunjung Pameran Dapat Menjadi Peserta

Setiap pengunjung pameran dapat menjadi peserta. Caranya, dengan memilih bola yang tersedia dalam sebuah bowl. Dan di dalam bola terdapat secarik kertas bertuliskan salah satu dari 99 sifat Allah SWT, seperti Al Awwal, Al Muhyi, Al Hayyu dan lain-lain.

Setelah membaca tulisan dalam bola, pengunjung dipersilahkan mencocokan kata yang tertulis, dengan salah satu foto dari 18 foto yang tersaji. Foto yang dianggap cocok dengan tulisan tersebut di tag ke akun instagram @reflectry_, @puka_id, @art.vem.tour. “

“Bagi 99 peserta pertama yang ikut challeng ini akan dikirimkan souvenir kreatif dar Reflectry x Puka,” ungkap Ryan yang menggelar pameran di bawah koordinasi bisnis barunya, Artventure.

 

 

Ada Lompatan Inovasi

Risman Marah, selaku Dosen di zaman Ryan kuliah, dan kini menjadi penasehat ahlinya, menyebut bahwa dalam Solo Exhibition kali ini memang ada lompatan inovasi dari karya Ryan dibanding dengan pameran tunggal terdahulu bertajuk Colory.

“Cuma kalau Ryan mau masuk (pameran) ke Yogya. Dia harus berani membuat karya baru. Jangan bawa karya ini ke Yogya, bisa habis dibantai (seniman) di sana dia,” ujar Risman yang dianggap sebagai Eyangnya Fotografer Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya