Cerita Tasya Kamila Jadi Duta Lingkungan Hidup Sejak SMP, Kini Ajari Anak Bijak Plastik Sejak Dini

Belakangan Tasya Kamila kerap terlibat kampanye ramah lingkungan termasuk Bijak Plastik Sejak Dini. Rupanya, ia jadi Duta Lingkungan dari sejak SMP.

oleh Wayan Diananto diperbarui 01 Jul 2024, 23:42 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2024, 20:30 WIB
Tasya Kamila. (Foto: Dok. Instagram @tasyakamila)
Belakangan Tasya Kamila kerap terlibat kampanye ramah lingkungan termasuk Bijak Plastik Sejak Dini. Rupanya, ia jadi Duta Lingkungan dari sejak SMP. (Foto: Dok. Instagram @tasyakamila)

Liputan6.com, Jakarta Belakangan Tasya Kamila kerap terlibat dalam kampanye ramah lingkungan termasuk Bijak Plastik Sejak Dini. Rupanya, pelantun “Libur Telah Tiba” itu jadi Duta Lingkungan sejak SMP. Kini, Tasya Kamila menikah dengan Randi Bachtiar dan dikaruniai dua anak.

“Karena dari waktu aku SMP sudah jadi Duta Lingkungan Cilik, tapi karena dikasih makan sekarang sudah gede. Jadi sampai sekarang masih menjadi Duta Lingkungan salah satunya pengelolaan sampah dan bagaimana kita bijak plastik sejak dini,” katanya.

Perlahan Tasya Kamila mengenalkan konsep ramah lingkungan kepada si sulung, Arrasya Wardhana Bachtiar. Ia memberi pemahaman bahwa tiap manusia menghasilkan sampah. Karenanya, setiap manusia bertanggung jawab mengelola sampah yang dihasilkannya.

Tasya Kamila mengingatkan, sampah tak bisa dianggap sepele. Membuang sampah pada tempatnya saja masih bisa mencermari lingkungan. Apalagi, jika buang sampah sembarangan. Karenanya, Tasya Kamila mendukung 100 persen program Bijak Plastik Sejak Dini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pilah Sampah di Rumah

Tasya Kamila. (Foto: Dok. Instagram @tasyakamila)
Tasya Kamila. (Foto: Dok. Instagram @tasyakamila)

Kepada Showbiz Liputan6.com di Jakarta Pusat baru-baru ini, Tasya Kamila menyebut sampah yang tak dipilah akan tercampur lalu mengurangi value saat didaur ulang. Ini akan memantik masalah baru. Kesadaran mengelola sampah harus dimulai sejak dini dari rumah.

“Di rumahku sendiri sampah dipilah. Ada sampah organik dan anorganik. Nanti, sampah anorganik dipilah lagi berdasar jenisnya. Anak saya membantu memilah sampah di rumah. Sampah anorganik seperti botol, plastik, dan kemasan kita pisahkan,” ujar Tasya Kamila.


Kalau Makan Jangan Mubazir

Tasya Kamila. (Foto: Dok. Instagram @tasyakamila)
Tasya Kamila. (Foto: Dok. Instagram @tasyakamila)

“Dalam kehidupan sehari-hari anak saya menyaksikan,” ujar pemilik album Gembira Berkumpul. Tasya Kamila mengajarkan anak tidak menghasilkan banyak sampah. “Kalau makan jangan mubazir, mesti dihabiskan agar tidak menghasilkan sampah,” imbuhnya.

Tasya Kamila menyampaikan ini kala menjadi salah satu narasumber konferensi pers “Sinergi Lingkungan untuk Edukasi Bijak Sampah Sejak Dini” bersama Mondelez Indonesia. Ia menyambut hangat buku saku program Bijak Sampah Sejak Dini untuk anak SD. 

 


Menumbuhkan Kesadaran Lingkungan

Tasya Kamila
Tasya Kamila menghadiri konferensi pers “Sinergi Lingkungan untuk Edukasi Bijak Sampah Sejak Dini” bersama Mondelez Indonesia di Jakarta, Juni 2024. (Foto: Dok. Tim Logic PR)

Dalam kesempatan itu, President Director Mondelez Indonesia, Parveen Dalal, menjelaskan, inisiatif Bijak Plastik Sejak Dini bagian dari komitmen perusahaan terhadap pengendalian sampah plastik, sekaligus wujud nyata kontribusi untuk kelestarian lingkungan Indonesia.

“Bijak Plastik Sejak Dini berfokus pada upaya menumbuhkan kesadaran lingkungan dan menginspirasi anak agar bijak mengelola sampah plastik sejak dini. Semoga ke depan inisiatif ini bisa diperluas, sehingga menjangkau lebih banyak pihak,” beri tahu Parveen Dalal.

Inisiatif Bijak Plastik Sejak Dini kini memasuki tahun keempat dengan jadi mitra Gerakan Sekolah Sehat dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI. Kerja sama ini menghadirkan banyak kegiatan guna memaksimalkan sinergi keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Salah satunya merilis buku saku dan video animasi edukasi yang didukung tim Indonesia Environmental Scientists Association (IESA). Sekretaris Jenderal IESA, Dr. Lina Trimugi Astuti menyebut, buku ini mengedepankan pentingnya peran keluarga, sekolah, dan masyarakat.

“Materi dikemas dalam bentuk tantangan 30 hari menjadi Bijak Plastik Sejak Dini. Buku saku dan video pengantar ini untuk dua kelompok usia, yakni kelas 1-3 dan 4-6 serta dilengkapi kolom monitoring yang melibatkan partisipasi guru, orang tua, dan masyarakat,” ulasnya.

Infografis Serba-serbi Rumah Ramah Lingkungan
Infografis Serba-serbi Rumah Ramah Lingkungan. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya