Liputan6.com, Jakarta Sepanjang pekan terakhir bulan Juli hingga awal pekan Agustus 2024, deretan penyanyi dan musisi Tanah Air kembali menelurkan karya-karya terbaru mereka. Deretan lagu Indonesia yang mereka rilis pun memiliki tema yang menarik dan beragam.
Ada yang mengangkat tema jatuh cinta seperti seorang penyanyi pendatang baru, Adifa yang baru saja merilis debut single-nya. Single terbaru yang sangat menarik, datang dari D’Cinnamons yang mengangkat kopi sebagai tema lagu teranyar mereka.
Baca Juga
Selain itu, ada juga grup yang mengangkat salah satu lagu hits penyanyi ternama menjadi single daur ulang andalan mereka. Bahkan, ada deretan penyanyi yang meluncurkan lagu bertema kemerdekaan Republik Indonesia jelang 17 Agustus.
Advertisement
Alhasil, akhir Juli dan awal Agustus 2024 pun makin berwarna dengan hadirnya lagu-lagu terbaru dari para penyanyi dan musisi ini. Berikut deretan lagu-lagu Indonesia terbaru pilihan Showbiz Liputan6.com yang kami terima sepanjang 29 Juli hingga 4 Agustus 2024.
1. D’Cinnamons - “Bukan Salah Kopi”
Lagu “Bukan Salah Kopi” terinspirasi dari pengalaman vokalis/gitaris Diana Widoera (Dodo) dari sebuah momen di sebuah kedai kopi kecil di Bandung. Di sana, tidak ada sofa, tidak ada wi-fi, dan kursi pun hanya dari semen yang keras.
“Tapi apa yang terjadi ternyata di balik kesederhanaan ini, kopi bukan sekadar rasa, tempat, dan internet. Tapi menggugah panggilan manusia yang paling dasar, yaitu panggilan untuk bersosialisasi,” ujar Dodo meyakinkan, mengutip keterangan tertulis.
Single ‘Bukan Salah Kopi’ ini merupakan lagu yang spesial, karena benar-benar dikerjakan secara mandiri. Dari hulu ke hilir. Mulai proses pembuatan lagu, dari Dodo yang berbincang kecil tentang pertemuan seorang yang tidak dikenal, menjadi akrab karena secangkir kopi.
"Lalu kebiasaan Nana yang hobi menyeruput kopi sehari-hari, jadi inspirasi lagu ini. Juga sangat spesial lantaran kali ini saya mendapat kepercayaan untuk menggarap mixing dan mastering-nya,” ucap gitaris Ismail Bonaventura (Bona) mengungkap keistimewaan lagunya.
Bassis Riana Mayasari (Nana) lalu ikut menimpali, “Kenapa kami sepakat kasih judul ‘Bukan Salah Kopi’? Karena ternyata yang membuat kopi itu terasa hangat bukan dari kopinya, tapi dari interaksi manusianya. Mau di manapun kita menyeruput kopi, semewah atau sesederhana apapun tempat kita ‘ngopi’, tetap akan terasa hangat dan nikmat bila dibubuhkan interaksi. Baik dengan orang-orang terdekat, atau dengan orang yang baru kita kenal sekalipun.”
Dalam peracikan “Bukan Salah Kopi”, Dodo, Bona dan Nana juga menambahkan kejutan lain yang unik dan tidak biasa. Untuk memperkuat komposisi serta aransemennya, pada bagian akhir lagu mereka menyematkan petikan gitar renyah dari maestro fingerstyle Jubing Kristianto.
“Mendengar lagu ini ada perasaan nyaman, hangat, dan intim, serasa memeluk kenangan-kenangan lama. Liriknya pun mencerahkan, mengingatkan kita agar jangan lupa berbicara atau sekadar menyapa - kepada keluarga atau teman-teman kita," ungkap Jubing..
"Lewat single ini, D'Cinnamons juga menghadiahi saya pengalaman baru. Biasanya bila membantu mengisi musik untuk rekaman, saya main gitarnya di dalam lagu. Namun baru kali ini saya diberi kesempatan bikin komposisi pendek untuk dimainkan di akhir lagu saja. Seperti apa jadinya? Yuk kita dengarkan!” sambungnya.
Advertisement
2. Jesenn - “Baik Adanya”
Jesenn, penyanyi muda beraliran pop R&B, kembali menyapa penggemarnya melalui single terbaru berjudul “Baik Adanya”. Diciptakan oleh Stefanus LJ dan Desmon Latif, pria bernama lengkap Jason Gunawan ini juga turut terlibat dalam pembuatannya. Mengusung genre pop RnB, “Baik Adanya” berbicara tentang kehidupan dan keresahan yang dirasakan anak-anak Gen Z.
Jesenn tidak butuh waktu lama untuk mengerjakan lagu ini, mulai dari mendapatkan demo sampai rekaman. Solois kelahiran Cirebon, 28 Oktober 1997, ini bersyukur ia dibantu banyak pihak, terutama Barsena Bestandhi sebagai pengarah vokal, sehingga tidak menemui kendala yang berarti.
“Di single kelima ini, aku sudah mulai menemukan ingin menjadi penyanyi yang seperti apa dan pesan yang ingin aku sampaikan ke para pendengarku. Tujuanku menjadi penyanyi adalah menyampaikan pesan yang kuat melalui laguku dan itu tertuang di 'Baik Adanya' bahwa hari esok yang lebih baik akan selalu ada,” jelasnya.
Lebih jauh, Jesenn mengungkapkan bahwa lagu ini akan berbicara tentang masa depan karena ia tahu bahwa anak-anak muda sekarang sering kali memikirkan hari esok dengan kekhawatiran berlebihan.
“Aku tahu, orang-orang yang seumuran denganku saat ini seringkali overthinking terhadap masa depan. Nanti aku bakal jadi apa? Di masa depan, aku akan seperti apa, ya? Lagu ini berbicara bahwa hidup itu sudah diatur dan sesuai dengan porsinya masing-masing," ujar Jesenn dalam keterangan tertulis.
"Yang Di Atas sudah menyediakan waktu yang tepat untuk semua hal dalam hidup kita. Ini sekaligus menjadi pengingat bagi diriku sebagai seorang musisi bahwa semua sudah ada jalannya dan yang bisa aku lakukan hanya menjalani hidup dengan sebaik-baiknya,” ia melanjutkan.
3. Lalahuta - "Status Palsu"
Selepas merilis single recycle dari Sheila On 7 bertajuk ‘Dan’ serta lagu milik Rio Febrian berjudul ‘Aku Bertahan’, rangkaian konsep EP berkesinambungan Lalahuta yang dinamakan Lalahuta Sings Indonesian Hits atau #LSIH, berlanjut dengan sebuah recycle dari lagu milik Vidi Aldiano berjudul "Status Palsu".
Jika pada 2 lagu sebelumnya Lalahuta menghadirkan nuansa balada, untuk "Status Palsu" mereka tetap membawakan dengan nuansa ceria.
“Lagu ini tetap kami kemas dengan bentuk yang baru dan agak berbeda dengan versi aslinya,” ungkap Kevin Widaya, vokalis Lalahuta terbaru yang diperkenalkan beberapa waktu lalu.
Lagu ini dipilih oleh Lalahuta karena mereka merasa ini merupakan satu dari banyak karya Vidi Aldiano yang mereka kagumi. Mereka juga merasa lagu ini masih sangat relate dengan kehidupan percintaan masa kini.
“Kami berharap nuansa yang Lalahuta hadirkan di lagu bisa dapat lebih ceria untuk pendengar di era sekarang,” kata Kevin.
Dengan formasi terbaru: Kevin Widaya, Boni Eko, Allain Hizkia dan Beno Louloulia, Lalahuta berharap untuk terus dapat memantapkan langkahnya di industri musik Indonesia serta terus dapat memberikan warna baru bagi mereka dan pendengar musik tanah air.
Advertisement
4. Manipol - "Alasan Kosong"
Manipol (ditulis MANIPOL), band indie bergenre alternative rock yang terbentuk 6 tahun lalu di Bekasi, Jawa Barat, baru saja memiliki formasi baru. Mereka pun kini bergabung di Heavy Rain Records, sebuah label independen yang juga menaungi The Rain dan Private Number.
Di bawah naungan Heavy Rain Records, Manipol merilis single perdana berjudul “Alasan Kosong” yang diciptakan oleh Martin, sang vokalis.
Lagu ini menceritakan tentang seseorang dalam kondisi keterpurukannya selalu 'beralasan kosong' dan tidak pernah berpikir untuk menyelesaikannya. Hingga pada akhirnya, dia terjatuh dengan egonya yang tinggi. Lalu “Alasan Kosong” pun menjadi senjata bagi dirinya sendiri.
Band ini berdiri saat sedang terjadi pandemi besar COVID 19. Awalnya, Martin (Vokal, Guitar) Ricky (Bass) Sandy (Drum), membentuk sebuah band bernama MexicanSeafood. Pada tahun 2022, Sandy mengundurkan diri karena memilih fokus dengan usaha yang dijalaninya.
Selang beberapa bulan kemudian, MexicanSeafood harus ditinggalkan juga oleh Ricky (Bassist) karena harus menjalani pekerjaan di luar negeri. Dengan sisa personil satu orang, Martin mencari cara agar MexicanSeafood tetap berjalan dan berkarya. Pada akhir 2023, Gani (Drum), Denny (Bass), dan Agung (Gitar, Backing Vokal) bergabung.
Mereka berempat mulai rekaman di bulan Januari 2024. Nama Manipol pun digunakan sebagai pergantian nama dari MexicanSeafood berdasarkan kesepakatan keempat personelnya saat ini.
“Kita pernah ada masa kebingungan untuk menentukan nama baru untuk band ini. Nama Manipol sendiri tercetus begitu aja di pikiran gue. Diambil dari spare part motor yang namanya ‘manifold’. Sebenarnya enggak ada arti apa-apa, cuma gue merasa nama itu cukup catchy dan setahu gue, ‘manifold’ itu adalah salah satu komponen penting dalam mesin kendaraan bermotor,” jelas Martin tentang perubahan nama band ini.
5. Aisyah & Andrew, Delia Septianti, Mamo Agil, Shannet, Claudia - Terbanglah Indonesiaku
Menggandeng Mamo Agil, Sarah Diana, serta Presidenmusikindo, GNP Music merilis lagu-lagu bertema kemerdekaan Indonesia dalam rangka menyambut sekaligus memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79 selama bulan Agustus 2024.
Deretan lagu bertema kemerdekaan Indonesia persembahan GNP Music ini, terdiri dari “Dari Sabang Sampai Merauke”, “Indonesia Tetap Merdeka”, “Bagimu Negeri”, “Maju Tak Gentar”, “Untuk Indonesia”, “Detakkan Indonesia”, “Merah Putih Kan Menyala”, “Syair Nusantara” dan “Terbanglah Indonesiaku”.
Bisa dibilang, lagu “Terbanglah Indonesiaku” hasil karya Mamo Agil, merupakan tembang spesial karena dinyanyikan bersama-sama oleh beberapa penyanyi lintas generasi. Mereka adalah Aisyah & Andrew Mamo Agil, Shannet, Cherry Claudia, Delia Septianti dan Mamo Agil.
Lagu baru ini dirilis oleh GNP Music pada Sabtu (3/8/2024) yang diluncurkan di semua digital audio streaming. Sementara itu, videonya diunggah secara eksklusif melalui YouTube channel GNP Music.
Advertisement
6. Adifa - “Jatuh Cinta/Benci Lagi”
Rasa bahagia dan haru tampaknya tak cukup menggambarkan perasaan yang melingkupi Adifa saat ini. Pasalnya, penyanyi dari hasil program Inkubasi Trinity Optima Production sekaligus kreator kecantikan ini, akhirnya merilis single perdananya, “Jatuh Lagi /Benci Lagi”.
Pencapaian Adifa ini sekaligus menandakan Trinity Optima sebagai label yang terus menjaga komitmennya untuk mendorong talenta-talenta muda agar bisa mengembangkan bakatnya.
Karya kolaborasi yang ditulis Adifa bersama Simhala Avadana (A&R Trinity Optima Production) dan TinTin tersebut, bercerita tentang pasangan yang terus mencoba bertahan, walaupun dalam menjalani hubungan sering mengalami badai baikan-berseteru-baikan-berseteru.
Seperti pikiran yang tidak menyatu selama menjalin hubungan, namun, sebenarnya mereka merasa sama-sama cocok dalam banyak aspek dan saling mencintai.
Ditulis selama 5 bulan, kendala yang Adifa temui lebih kepada menentukan topik lagu. Adifa terang-terangan menyebut bahwa inspirasi topik lagu ini akhirnya datang saat dirinya mendengarkan lagu Slank, “Ku Tak Bisa” di mobil.
“Sedih, tetapi di satu sisi mengharukan, dan bisa juga diambil point of view yang lucu. Geregetan, gemes, tapi kesal juga. Nah, kesedihan kayak gini, kan, enggak harus yang diratapi banget. Kenapa tidak coba lihat dari sisi yang lebih chill, gitu. Yang penting ketawa dan joget. Intinya, sih, coba lebih enjoy dan berdamai dengan kesedihan. You don’t have to take yourself seriously terus,” ungkap Adifa.
Lewat lagunya ini, Adifa berharap dapat menemani para pendengar di momen-momen berharga dan happy mereka bersama orang-orang terdekat, serta memvalidasi perasaan mereka yang lagi relate bahwa mereka tidak melaluinya sendirian. Tetapi, ia memberi catatan, di titik-titik tertentu, hubungan yang sudah terlalu toxic juga tidak perlu dipertahankan.