Mengingat Batik, Karya Seni Bukti Perjalanan Keragaman Budaya Indonesia, Diakui UNESCO sejak 2009

Bulan lalu, masyarakat Indonesia rayakan Hari Batik Nasional. Batik salah satu bukti perjalanan panjang keragaman budaya Indonesia yang diakui UNESCO.

oleh Wayan Diananto diperbarui 17 Nov 2024, 21:15 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2024, 10:30 WIB
Pelestarian Batik
Bulan lalu, masyarakat Indonesia rayakan Hari Batik Nasional. Batik salah satu bukti perjalanan panjang keragaman budaya Indonesia yang diakui UNESCO. (Foto: Dok. Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Bulan lalu, masyarakat Indonesia merayakan Hari Batik Nasional. Perayaan saban 2 Oktober itu mengingatkan publik terkait posisi batik sebagai salah satu bukti perjalanan panjang keragaman budaya Indonesia yang diakui UNESCO sejak 2009.

Popularitas batik sebagai karya seni makin tajam. Selebritas Tanah Air bangga berbatik dalam berbagai kesempatan. Batik pun telah mengglobal. Di sisi lain, upaya pelestarian batik oleh para pengusaha dan pengrajin menghadapi tantangan besar.

Tak heran jika banyak pihak turun tangan untuk menjaga batik sebagai warisan budaya tetap lestari. Salah satunya, donasi alat-alat untuk pengrajin dan paket instrumen membatik untuk peningkatan produktivitas serta pengelolaan limbah. Total nilainya lebih dari Rp1 miliar.

Kegiatan ini menjangkau seluruh populasi usaha batik Cirebon skala kecil dan menengah yang dinaungi Asosiasi Pengusaha dan Pengrajin Batik Indonesia (APPBI). Lebih dari 1.400 pengusaha dan pengrajin batik yang tersebar di 8 desa merasakan manfaatnya.

 

Pengusaha dan Pengrajin Batik

Pelestarian Batik
Suasana ketika para pengrajin batik berkarya di atas kain. (Foto: Dok. Istimewa)

Lewat pernyataan tertulis yang diterima Showbiz Liputan6.com, Sabtu (16/11/2024), donasi ini dikemas dalam kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) bertajuk “Oreo Berbagi.” Dalam kesempatan itu, Ketua APPBI, Dr. Komarudin Kudiya S.IP., M.Ds. berbagi ulasan.

Cirebon salah satu kota pelestari batik yang dikenal lewat batik Mega Mendung. “Di kota ini, tercatat total pengusaha dan pengrajin batik berkurang 30 sampai 35 persen. Ini sebanding dengan penurunan omzet dari tahun 2019 sehingga 2024 yakni sekitar 40 persen,” katanya.

4 Wastra Nusantara

Pelestarian Batik
Prosesi simbolis penyerahan donasi untuk pelestarian batik dalam program Oreo Berbagi di Jakarta, November 2024. (Foto: Dok. Istimewa)

Donasi alat dan paket instrumen batik ini diharapkan jadi angin segar bagi pengrajin Batik Cirebon untuk bangkit lagi. Senior Marketing Manager Biscuits Mondelez Indonesia, Dian Ramadianti menyebut program berbagi ini adalah lanjutan dari kampanye sebelumnya.

“Sebelumnya, kami merilis Oreo dalam empat kemasan khusus. Batik Mega Mendung Cirebon pada varian rasa original. Kain Songket Palembang di varian rasa stroberi. Tenun Sengkang Makassar dalam varian bluberi dan Tenun Endek Bali untuk varian cokelat,” urainya.

 

 

Rayakan Keindahan dan Keragaman

Peluncuran kemasan bergambar wastra Nusantara ini dihadiri desainer Era Soekamto dan Nadine Chandrawinata. Head of Corporate Communications and Government Affairs Mondelez Indonesia, Khrisma Fitriasari berharap upaya ini membuat batik tetap lestari.

“Kegiatan CSR ini bagian upaya kami merayakan keindahan dan keragaman seni juga budaya Indonesia yang sebelumnya kami hadirkan melalui kemasan produk bercorak wastra,” pungkas Khrisma Fitriasari.

Infografis Penetapan Batik Sebagai Warisan Dunia UNESCO
Infografis Penetapan Batik Sebagai Warisan Dunia UNESCO. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya