Liputan6.com, Jakarta Ada tiga film Indonesia yang tayang di bioskop pada Kamis, 21 November 2024. Salah satunya, Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu karya sutradara Kuntz Agus, yang diadaptasi dari buku kumpulan quotes dari Pidi Baiq.
Film ini menampilkan Ajil Ditto, Adinia Wirasti dan Hanggini di garis depan. Dalam Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu, Ajil Ditto sebagai Sadali, mahasiswa asal Bukittinggi, Sumatra Barat, yang kuliah seni di Yogyakarta.
Baca Juga
Sadali pintar melukis. Karenanya, sebelum syuting di Yogyakarta, Ajil Ditto menjalani workshop beberapa kali agar bisa tampil meyakinkan sebagai seniman pelukis di depan kamera.
Advertisement
“Saya ada beberapa kali workshop. Lebih dari itu, benar-benar seharian saya melukis. Workshop-nya bebas,” kata Ajil Ditto kepada Showbiz Liputan6.com di Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Pengalaman Pertama Pegang Kanvas
Ini kali pertama dalam hidup, Ajil Ditto memegang kuas dan kanvas. Dalam workshop, ia dibebaskan melukis. Tak disangka, Ajil Ditto meluki tauge. Terdengar konyol namun itulah faktanya.
“Ini benar-benar pengalaman pertama. Karena seumur hidup baru pertama kali megang kanvas di lokasi syuting. Waktu adegan melukis, hal pertama yang saya lukis adalah tauge,” akunya.
Advertisement
Visual Sadali, Arnaza, dan Mera
Terpisah, Kuntz Agus, dalam sesi wawancara via telepon dengan Showbiz Liputan6.com pekan ini mengekspresikan syukur bekerja sama dengan Ajil Ditto, Adinia Wirasti, dan Hanggini.
“Saat casting, kami sudah punya pandangan seperti apa visual Sadali, Arnaza, dan Mera. Kami membahas komposisi yang pas dan opsi terbaik lalu didapat Ajil, Hanggini, dan Adinia Wirasti,” Kuntz Agus menjelaskan.
Setengah dari Tugas Penyutradaraan Beres
Ia menyebut Ajil Ditto bekerja keras untuk tampil meyakinkan sebagai mahasiswa seni. Hanggini punya “charm” yang tak bisa ditepis kala menjelma Arnaza di depan kamera. Masih segar pula dalam ingatan Kuntz Agus kala mencari pemeran Mera.
“Ardina Wirasti memang paling stand out!” serunya. “Saat akhirnya mendapat konfigurasi pemain yang pas, saya merasa setengah dari tugas penyutradaraan telah beres,” Kuntz Agus mengakhiri.
Advertisement