Liputan6.com, Jakarta Januari 2025 menjadi bulan produktif bagi sineas Azhar Kinoi Lubis. Ada dua karyanya yang akan tayang di bioskop Tanah Air yakni Pengantin Setan dan Pengantin Iblis. Judul mirip namun kisahnya sangat berbeda.
Pengantin Setan yang diproduksi MVP Pictures, dibintangi Erika Carlina dan tayang di bioskop mulai 16 Januari 2025. Dalam film yang diadaptasi dari podcast viral kanal YouTube RJL-5 ini, aktingnya diadu dengan aktor peraih Piala Citra, Emir Mahira.
Advertisement
Baca Juga
Azhar Kinoi Lubis menyebut, Pengantin Setan syuting di Semarang. Ini bukan kali pertama Azhar Kinoi Lubis bekerja sama dengan MVP Pictures. Dua tahun lalu, kolaborasi keduanya menghasilkan Di Ambang Kematian yang menyerap 3,3 jutaan penonton.
Advertisement
Wawancara ekslusif Showbiz Liputan6.com bersama Azhar Kinoi Lubis pekan ini menyajikan 6 fakta dari balik layar film Pengantin Setan. Yang paling berat ternyata adegan rukiah. Berikut catatan Azhar Kinoi Lubis soal Pengantin Setan.
1. Erika Carlina dan Citra Seksi
Setelah sukses dengan Di Ambang Kematian, Azhar Kinoi Lubis berikrar tak ingin mengulang kisah yang sama. Karenanya, saat ditawari cerita Pengantin Setan, ia tertarik, apalagi setelah tahu salah satu pemain yang direkrut Erika Carlina.
“Saat MVP Pictures pilih Erika Carlina membintangi Pengantin Setan (memerankan karakter Echa), saya enggak khawatir. Saya tahu ia punya potensi besar,” Azhar Kinoi Lubis mengenang.
Film ini mengisahkan Echa, istri Ariel (Emir Mahira) yang awalnya menikmati cinta dan bersentuhan dengan jin. Pekerjaan rumah terbesar Erika Carlina adalah mempresentasikan hubungan dengan makhluk gaib.
“Pemain harus berani memperesentasikan adegan itu. Nah, Erika mau membuka diri untuk elemen-elemen ini. Image-nya memang seksi dari luar, namun saya percaya dia lebih dari itu,” paparnyan panjang.
Advertisement
2. Ditawari Naskah Sejak Tahun 2023
Azhar Kinoi Lubis menjelaskan, proyek Pengantin Setan ditawarkan kepadanya pada 2023, berdekatan dengan Pengantin Iblis. Proyek ini diterima pada 2023. Ini tak membuatnya galau.
“Meski ada dua karya saya yang judulnya pakai kata pengantin dan dirilis di bulan yang sama, saya enggak komplain atau minta salah satu ganti judul. Saya menjamin hasil akhirnya beda, kok,” Azhar Kinoi Lubis menyambung.
3. Alasan Syuting 20 Hari di Semarang
Pengantin Setan syuting sekitar 20 hari di Semarang, Jawa Tengah. Kota ini dipilih bukan tanpa alasan. Azhar Kinoi Lubis ingin menampilkan wajah kota yang tampak sibuk, dengan banyak elemen gedung, tembok, dan besi.
“Menurut saya ini merefleksikan kerja keras untuk bertahan hidup, sejalan dengan dua tokoh utama yakni pasutri baru. Mereka bekerja keras membangun rumah tangga yang mapan,” beri tahu Azhar Kinoi Lubis.
Advertisement
4. Tantangan Terbesar: Imainasi Berjuta Penonton
Terkait tantangan terbesar selama memproduksi Pengantin Setan, Azhar Kinoi Lubis teringat bahwa film ini dari podcast viral RJL5 yang ditonton jutaan orang, Ia membayangkan, yang menonton 11 juta, maka ada 11 juta pula imajinasi soal Echa yang mengalami insiden ini.
“Tugas besar saya, bagaimana memvisualkan cerita komplet dengan para tokoh agar memenuhi ekspektasi atau imajinasi penonton. Sebelum syuting saya rajin baca komentar netizen, melihat respons terhadap podcast dan apa yang mereka bayangkan,” akunya.
5. Echa Yang Asli Tidak Rewel
Karena diangkat dari kisah nyata, maka Echa sebagai korban terlibat cukup intens dalam penggarapan film Pengantin Setan. Namun, ia tak “rewel” terkait detail. Malah, Echa puas dengan hasil akhirnya.
“Echa enggak rewel atau tidak berpesan macam-macam ke saya sebelum syuting. Dia kaget saat menonton trailer dan poster: Ini kok mirip ya? Rumah besar yang aku maksud dalam podcast memang yang begini,” Azhar Kinoi Lubis berbagi cerita.
Advertisement
6. Repotnya Adegan Rukiah
Dalam syuting, selalu ada satu dua adegan yang butuh persiapan ekstra dan energi besar. Azhar Kinoi Lubis ingat betul, adegan rukiah butuh take berkali-kali untuk menyajikan visual memukau, meyakinkan, sekaligus klimaks.
“Adegan rukiah yang jadi klimaks film. Itu retake banyak. Kadang akting pemain sudah pas, tapi ada detail teknis luput. Lafal tajwid harus tepat karena saya ingin adegan ini ibarat lagu, punya orkestrasi megah baik visual maupun audio,” ulasnya.
“Stamina pemain harus prima. Erika sampai mengeluh lelah banget mengeksekusi adegan ini. Badannya harus tampak melengkung. Itu butuh 5 sampai 8 take per shot,” Azhar Kinoi Lubis mengakhiri.