Liputan6.com, Jakarta Sebuah drama musikal bertajuk "MAR" siap memukau Jakarta. Terinspirasi oleh lagu-lagu maestro Ismail Marzuki, pertunjukan ini menjadi persembahan penghormatan bagi almarhum Arifin Panigoro dan Raisis Arifin Panigoro, yang begitu mengagumi karya-karya Ismail Marzuki.
Galabby Thahira, yang memerankan Aryati, mengungkapkan kekagumannya terhadap karya Ismail Marzuki, “Ada beberapa lagu-lagu ikonik dari Ismail Marzuki yang dari dulu sampai sekarang selalu bawain, nyanyikan gitu, mau aku perform reguler, atau tampil di sebuah kesempatan wedding reception, itu pasti akan bawain lagu-lagu Ismail Marzuki,” tutur Galabby.
Sementara itu, Gabriel Harvianto, pemeran karakter Mar, berharap generasi muda atau Gen Z dapat mengenal karya-karya Ismail Marzuki yang menurutnya tidak kalah keren dengan lagu-lagu sekarang. Ia menambahkan bahwa inspirasinya dalam memerankan Mar berasal dari ayahnya yang seorang perwira angkatan udara.
Advertisement
Mengenang Masa Kecil
Gabriel mengenang masa kecilnya dengan melihat foto-foto lama ayahnya dan mengingat bagaimana beliau berbicara dengan singkat dan baku. Adegan terakhir dalam musikal ini sangat berkesan baginya karena mengingatkannya pada sang ayah.
Galabby melakukan riset dengan mendengarkan versi asli lagu-lagu Ismail Marzuki sebelum dikembangkan dalam musikal ini. Ia juga menggali karakter pribadi Aryati dari sisi kepedulian dengan orang lain agar lebih "napak". Galabby mengaku menikmati seluruh adegan dalam musikal ini.
“Bagi saya lagu-lagu Ismail Marzuki yang begitu indah itu dapat disejajarkan dengan komposisi-komposisi Jazz standar,” tambah Gabriel.
Advertisement
Sejak Tahun 2021
Produksi musikal "MAR" merupakan produksi ke-13 ArtSwara dan telah dipersiapkan sejak tahun 2021. Produser MAR, Narindra Kukila menjelaskan bahwa proses produksi memakan waktu lebih lama dari biasanya karena melibatkan konsep yang matang, dimulai dari aransemen lagu oleh Dian HP, dan kemudian garapan koreografinya. Narindra menekankan tiga aspek utama dalam musikal ini: nyanyian, tarian, dan akting.
Narindra Kukila berharap "MAR" dapat memberikan kontribusi dalam mengapresiasi warisan Ismail Marzuki dan sejarah Indonesia, terutama bagi generasi muda yang dinilai masih kurang sadar sejarah. Ia ingin mengenalkan lagu-lagu Ismail Marzuki kepada generasi sekarang agar mereka tidak hanya mengenal karya seni kontemporer, tetapi juga seni dari maestro Indonesia.
Latar cerita "MAR" membawa penonton ke Bandung tahun 1946, masa pergolakan besar yang mengubah kehidupan banyak orang. Mar, seorang prajurit Tentara Keamanan Rakyat (TKR), dan Aryati, seorang sukarelawati di rumah sakit, bertemu dan menjalin kisah cinta yang penuh harapan.
Konflik Bandung
Namun, konflik yang meluas di Bandung menjadi penghalang besar dalam hubungan mereka. Peristiwa Bandung Lautan Api pada awal tahun 1946 memisahkan mereka dalam keadaan yang tak terduga, meninggalkan kenangan abadi di kota yang menjadi saksi bisu perjalanan hidup mereka.
Musikal "MAR" akan dipentaskan pada 26-28 Februari 2025 di Ciputra Artpreneur, Ciputra World Jakarta. Tiket pertunjukan dapat dipesan di situs web resmi ArtSwara. Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan perayaan cinta abadi dan warisan budaya Indonesia dalam drama musikal "MAR"
Advertisement
