Liputan6.com, Jakarta Jessica Iskandar, selebriti dan istri Vincent Verhaag, baru-baru ini mengalami serangkaian kejadian pencurian yang membuatnya merasa dikhianati dan trauma. Dalam waktu tiga hari berturut-turut, Jessica menghadapi beberapa insiden pencurian yang sangat mengejutkan. Dari pencurian kambing milik saudara perempuannya hingga upaya pencurian di rumahnya di Bali, semuanya menambah beban emosional yang ia rasakan.
Yang paling menyakitkan adalah ketika Jessica mengetahui bahwa salah satu staf rumah tangganya, yang sudah dianggap sebagai keluarga, terlibat dalam pencurian tersebut. Staf tersebut mencuri dua cincin milik asisten Jessica, yang satu hilang enam bulan lalu dan yang lainnya baru-baru ini. Jessica merasa sangat kecewa dan dikhianati karena kepercayaannya telah disalahgunakan. "Nggak nyangka kok dia mencuri. Sedih banget, jadi mau nggak mau kita keluarkan karena itu kan toxic ya," ungkap Jessica saat berbincang di YouTube TransTV Official.
Advertisement
Baca Juga
Kejadian ini jelas memberikan dampak mental yang signifikan bagi Jessica. Ia mengaku sangat terpukul dan tidak menyangka orang yang selama ini ia percayai justru tega melakukan hal seperti itu. Mari kita simak lebih jauh bagaimana kronologi kejadian ini berlangsung.
Advertisement
Kronologi Pencurian di Rumah Jessica
Pencurian pertama yang dialami Jessica adalah hilangnya empat kambing milik saudara perempuannya. Kejadian ini menjadi awal dari serangkaian insiden yang mengganggu ketenangan Jessica. Setelah itu, ada juga upaya pencurian sepeda motor di kos-kosan dekat rumahnya, yang semakin menambah rasa khawatir Jessica terhadap keselamatan keluarganya.
Namun, insiden yang paling mengejutkan datang dari dalam rumahnya sendiri. Jessica merasa sangat terkejut ketika mengetahui bahwa salah satu staf rumah tangganya terlibat dalam pencurian. "Selain kambing, motor, sama rumah di Bali, ada staf aku di rumah mencuri juga. Jadi ya lumayan (traumatis) karena aku dekat banget sama staf aku, kayak aku udah anggap keluarga," terang Jessica.
Awalnya, satu cincin milik asisten Jessica hilang dan tidak ditemukan selama enam bulan. Namun, tidak lama setelah itu, cincin lainnya juga hilang. Jessica dan asistennya mulai mencurigai salah satu staf dan memutuskan untuk melakukan pencarian di kamar staf tersebut.
Advertisement
Pencarian dan Penemuan Cincin yang Hilang
Pencarian yang dilakukan oleh asisten Jessica ternyata membuahkan hasil. Mereka menemukan cincin yang hilang dalam sebuah gumpalan tisu di dalam tas staf tersebut. "Akhirnya asisten aku cari di kamar si orang ini, ternyata ada di gumpalan tisu di dalam tasnya. Itu cincin 6 bulan lalu. Ternyata, (cincin yang hilang) 6 bulan lalu dan kemarin itu semua dia yang ambil," jelas Jessica.
Penemuan ini menambah rasa sakit bagi Jessica, karena ia merasa dikhianati oleh orang yang selama ini ia percayai. Keputusan untuk memecat staf tersebut pun diambil demi menjaga kenyamanan di dalam rumah. Jessica berkomitmen untuk tidak lagi membiarkan orang yang dianggapnya keluarga melakukan tindakan yang merugikan.
Dalam situasi ini, Jessica menunjukkan ketegasan dan keberanian untuk mengambil tindakan yang diperlukan. Ia sadar bahwa kepercayaan yang telah disalahgunakan tidak bisa dibiarkan begitu saja. Keputusan untuk mengeluarkan staf tersebut adalah langkah yang perlu diambil demi menjaga integritas dan keamanan keluarganya.
Dampak Emosional dan Psikologis
Insiden pencurian ini tentunya memberikan dampak emosional yang besar bagi Jessica. Ia mengaku merasakan tekanan mental yang signifikan akibat dari kejadian ini. Rasa percaya yang telah dibangun selama ini runtuh seketika, meninggalkan trauma yang mendalam.
Jessica juga menyadari bahwa kejadian ini bukan hanya sekadar kehilangan barang berharga, tetapi juga kehilangan kepercayaan terhadap orang-orang di sekitarnya. "Sedih banget, jadi mau nggak mau kita keluarkan karena itu kan toxic ya," ujarnya, menunjukkan betapa pentingnya kepercayaan dalam hubungan personal.
Keputusan untuk memecat staf tersebut adalah langkah berani yang diambil Jessica untuk melindungi dirinya dan keluarganya dari potensi bahaya lebih lanjut. Ia berharap kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi semua orang tentang pentingnya menjaga kepercayaan dan integritas dalam hubungan antar manusia.
Advertisement
