Sisi Lain Soekarno di Film Garapan Viva Westi

Film Soekarno yang tengah digarap sutradara Viva Westi lebih menggambarkan sisi humanis Bung Karno.

oleh Rommy Ramadhan diperbarui 23 Sep 2013, 13:00 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2013, 13:00 WIB
trailer-film-soekarno-130919c.jpg
Film Soekarno yang tengah digarap sutradara Viva Westi lebih menggambarkan sisi humanis Bung Karno.

"Lokasi syutingnya di Pulau Ende. Di sini, Bung Karno diasingkan oleh Belanda. Beliau dianggap pemberontak berbahaya," kata Viva Westi, ketika dihubungi via telepon, Minggu (22/9/2013).

"Bagaimana Belanda berusaha menjatuhkan mental Soekarno. Ia dibuang di daerah terpencil dan terasing. Belanda menyebarkan fitnah kalau Soekarno pemberontak yang berbahaya, sehingga orang-orang takut untuk mendekatinya," urai Viva Westi.

Di Pulau Ende, Soekarno didampingi istrinya, ibu Inggit. "Di masa inilah kita akan melihat betapa luar biasanya cinta ibu Inggit terhadap Bung Karno," ungkap Viva Westi. "Di pengasingannya ini, Bung Karno tidak boleh membaca buku-buku politik. Jadi Bung Karno lebih banyak membaca buku-buku agama dan banyak melakukan kegiatan berkesenian," sambung Viva Westi.

"Tak banyak yang tahu, kalau Bung Karno penulis cerita sandiwara yang hebat. Selama di Ende, Bung Karno membuat 12 naskah Tonil. Selain menulis naskah, beliau juga menyutradarai sendiri pementasannya," tutur Viva Westi yang sangat mengagumi Soekarno.

Dalam salah 1 naskahnya bercerita tentang kemerdekaan. "Dan hebatnya, prediksi Soekarno tentang kemerdekaan RI sangat tepat. "Dalam naskah tersebut, Soekarno menyebut kalau kemerdekaan RI terjadi di tahun 1945. Dan ternyata terbukti.(Rom)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya