Dalam perhelatan musik 280 Festival yang digelar pada Sabtu (23/11/2013), terdapat tiga musisi lokal yang mengisi panggung malam hari. Mereka adalah Efek Rumah Kaca, Neonomora, dan Sierra Soetedjo. Ketiganya menimbulkan kesan tersendiri kepada para penonton.
Neomora muncul pertama kali setelah hari berganti menjadi malam. Penyanyi solo wanita beraliran folk ini sukses membuat suasana hening menjadi meriah dengan tembang-tembang andalannya.
Seperti halnya Rock N Roll Mafia, Neonomora juga memasukkan unsur elektronik ke dalam musik-musiknya. Ia pun sukses membuat para penonton 280 Festival di Lapangan D Senayan terpukau dengan suara indah dan gayanya.
Tak hanya suara dan tampilannya, tata lampu berwarna biru yang megah dengan laser pun menambah serunya aksi sang penyanyi di atas panggung. 'Too Young', 'You Want My Love' dan 'Demons Gone' menjadi beberapa tembang pilihan Neonomera malam itu.
Aksi penyanyi solo beraliran jazz dengan paras wajah cantik menyusul aksi Neonomora. Sierra Soetedjo yang juga tampil malam itu, membuat suasana romantis semakin terasa di atas panggung 280 Festival.
Penonton tampak terlihat menikmati merdunya suara dan cantiknya wajah Sierra yang menyejukkan setelah musik bernuansa kencang disajikan oleh para musisi sebelumnya.
Sierra tampak membawakan beberapa tembang hits milik artis lain seperti 'Especially For You' dari MYMP dan 'Every Little Thing She Does Is Magic 'dari The Police. Meskipun begitu, ia juga sukses mendendangkan lagu miliknya sendiri yang berjudul 'The Only One'.
Setelah dua penyanyi wanita menyejukkan mata para penonton pria, akhirnya Cholil dan rekan-rekannya langsung bersiap memanaskan telinga audiens. Penampilan mereka pun dihampiri oleh para penonton dengan lebih banyak lagi.
Uniknya, Efek Rumah Kaca tampil dengan proyek sampingannya bernama Pandai Besi. Mereka sukses memanaskan para penonton yang juga sudah siap menyambut penampilan Ash.
Saat Pandai Besi tampil, ada personel yang mengisi vokal latar, keyboardis, serta pemain alat musik tiup, Tembang seperti Menjadi Indonesia, Di Udara, dan Laki-laki Pemalu membuat aksi Pandai Besi benar-benar memukau.
Penataan lampu dan visualisasi di latar belakang panggung membuat band yang berdiri 2001 silam itu terlihat lebih berwarna. Sehingga meski sebagai band politik, mereka pun bisa menunjukkan sisi lainnya dengan lebih manis.
Saat tampil sebagai Efek Rumah Kaca mereka mendendangkan beberapa nomor beken seperti 'Balerina' dan 'Cinta Melulu'. Para penonton terbawa suasana dengan turut bernyanyi membentuk suatu koor. Menjelang penampilan berakhir, Efek Rumah Kaca membawakan lagu andalannya dalam format akustik berjudul Desember hingga mereka pun turun dari panggung.
Setelah penampilan beberapa musisi lokal, 280 Festival pun dimeriahkan band asal Irlandia, Ash. Aksi Tim Wheeler dan rekan-rekannya itu pun sukses memanaskan Sabtu malam di Senayan, Jakarta.(Rul/Feb)
Neomora muncul pertama kali setelah hari berganti menjadi malam. Penyanyi solo wanita beraliran folk ini sukses membuat suasana hening menjadi meriah dengan tembang-tembang andalannya.
Seperti halnya Rock N Roll Mafia, Neonomora juga memasukkan unsur elektronik ke dalam musik-musiknya. Ia pun sukses membuat para penonton 280 Festival di Lapangan D Senayan terpukau dengan suara indah dan gayanya.
Tak hanya suara dan tampilannya, tata lampu berwarna biru yang megah dengan laser pun menambah serunya aksi sang penyanyi di atas panggung. 'Too Young', 'You Want My Love' dan 'Demons Gone' menjadi beberapa tembang pilihan Neonomera malam itu.
Aksi penyanyi solo beraliran jazz dengan paras wajah cantik menyusul aksi Neonomora. Sierra Soetedjo yang juga tampil malam itu, membuat suasana romantis semakin terasa di atas panggung 280 Festival.
Penonton tampak terlihat menikmati merdunya suara dan cantiknya wajah Sierra yang menyejukkan setelah musik bernuansa kencang disajikan oleh para musisi sebelumnya.
Sierra tampak membawakan beberapa tembang hits milik artis lain seperti 'Especially For You' dari MYMP dan 'Every Little Thing She Does Is Magic 'dari The Police. Meskipun begitu, ia juga sukses mendendangkan lagu miliknya sendiri yang berjudul 'The Only One'.
Setelah dua penyanyi wanita menyejukkan mata para penonton pria, akhirnya Cholil dan rekan-rekannya langsung bersiap memanaskan telinga audiens. Penampilan mereka pun dihampiri oleh para penonton dengan lebih banyak lagi.
Uniknya, Efek Rumah Kaca tampil dengan proyek sampingannya bernama Pandai Besi. Mereka sukses memanaskan para penonton yang juga sudah siap menyambut penampilan Ash.
Saat Pandai Besi tampil, ada personel yang mengisi vokal latar, keyboardis, serta pemain alat musik tiup, Tembang seperti Menjadi Indonesia, Di Udara, dan Laki-laki Pemalu membuat aksi Pandai Besi benar-benar memukau.
Penataan lampu dan visualisasi di latar belakang panggung membuat band yang berdiri 2001 silam itu terlihat lebih berwarna. Sehingga meski sebagai band politik, mereka pun bisa menunjukkan sisi lainnya dengan lebih manis.
Saat tampil sebagai Efek Rumah Kaca mereka mendendangkan beberapa nomor beken seperti 'Balerina' dan 'Cinta Melulu'. Para penonton terbawa suasana dengan turut bernyanyi membentuk suatu koor. Menjelang penampilan berakhir, Efek Rumah Kaca membawakan lagu andalannya dalam format akustik berjudul Desember hingga mereka pun turun dari panggung.
Setelah penampilan beberapa musisi lokal, 280 Festival pun dimeriahkan band asal Irlandia, Ash. Aksi Tim Wheeler dan rekan-rekannya itu pun sukses memanaskan Sabtu malam di Senayan, Jakarta.(Rul/Feb)