Liputan6.com, Surabaya - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali menggelar Festival Surabaya Cross Culture International bertema Folk and Art 2010. Kegiatan tersebut mendapatkan apresiasi dari sejumlah pihak mulai dari delegasi hingga pemerintah daerah lainnya. Tak hanya itu, Kota Pahlawan ini juga mendapatkan apresiasi berkat kebersihannya.
Salah satu apresiasi datang dari Kepala Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Solok, Ratnawati. Ia kagum melihat Surabaya. Kunjungannya yang pertama kali ini, membulatkan tekad setelah ini ia bersama jajarannya akan berkunjung kembali untuk berbagi informasi dengan Wali Kota Risma.
"Kami punya keinginan untuk kembali dalam rangka melaksanakan sharing informasi penambahan wawasan untuk kami aplikasikan terkait management, pelaksanaan pemerintahannya. Itu yang kami lakukan nanti di tahun 2020,” kata Ratnawati, Minggu (21/7/2019).
Advertisement
Baca Juga
Dia menuturkan, selama ini apa yang diceritakan orang tentang Surabaya ternyata benar. Mulai dari kebersihan, hingga pedestrian yang ramah pejalan kaki, memang patut diapresiasi. Apalagi, dengan sosok kepemimpinan Wali Kota Tri Rismaharini (Risma) yang dinilai tegas dan bijaksana.
"Bahkan bicara soal kebersihan. Sangat jarang wali kota seperti itu yang mau turun ke jalan dan ikut menyapu. Mulai dari kami turun dari bandara sampai hotel sampai di sini (Surabaya) itu bersih sekali," pungkasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Surabaya Cross Culture International
Ratusan peserta mancanegara dan perwakilan kota dari berbagai provinsi di Indonesia meramaikan pembukaan Festival Surabaya Cross Culture International bertema Folk Art 2019 di sepanjang Jalan Tunjungan, Surabaya Minggu 21 Juli 2019.
Mereka satu per satu tampil untuk menunjukkan budaya dari daerahnya melalui atraksi yang disuguhkan kepada masyarakat Surabaya. Acara yang berlangsung sejak pukul 08.00 WIB itu, diikuti oleh 13 perwakilan negara dan 5 lintas provinsi di Indonesia. Silih berganti para peserta menampilkan atraksi budaya dan tarian tradisional dengan iringan musik khas kota masing-masing.
Penampilan diawali dari Republik Ceko, Jepang, Jawa Barat, Banggai, Polandia, Timor Leste, Solok, Uzbekhistan, Pangkal Pinang, Italia, Thailand dan Mexico.
Selama penampilan berlangsung, warga terlihat begitu antusias menyaksikan. Teriakan dan tepuk tangan hampir menutupi suara musik pengiring di tiap awal dan akhir pertunjukkan. Tak terkecuali, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, sambil melambai-lambai kan tangan ia memberi salam dan semangat kepada para peserta.
Setelah menampilkan festival tari-tarian. Para peserta diarak menggunakan becak yang sudah dihias menuju rumah kediaman wali kota, Jalan Sedap Malam, Surabaya.
Tri Rismaharini menyampaikan, acara ini kembali digelar kesekian kalinya untuk memberikan asupan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat terutama warga Surabaya. Melalui perhelatan Cross Culture 2019 ini, ia ingin memberikan edukasi melalui kebudayaan lintas daerah kepada masyarakat Surabaya.
"Ini salah satunya masuk ke pendidikan, kita selalu berupaya dan meningkatkan kesiapan acara ini dari tahun ke tahun agar terus lebih baik lagi," kata Risma.
Menurut dia, nilai pendidikan yang ditanamkan pada warga Surabaya itu, merupakan hal yang paling penting. Mengingat 2020 nanti, Indonesia akan memasuki perdagangan era pasar bebas. Setiap Negara di belahan dunia bebas berlalu lalang dalam proses perdagangan.
"Harapan saya itu anak-anak bisa menjadi one work nation. Tahun 2020 ini tepatnya sudah tahun depan, kita semua mengalami kesepakatan perdagangan pasar bebas," ujar dia.
Ia menuturkan, sikap dari one work nation atau bangsa yang bersatu ini, harus benar-benar tertanam dan diaplikasikan di setiap individu. "Ini adalah suatu tantangan, kesempatan dan peluang untuk kita bisa hidup di belahan dunia," katanya.
Tidak hanya itu, Wali Kota Risma menyebut, salah satu keberhasilan acara ini adalah menaikkan sektor ekonomi secara langsung. Hal tersebut dapat dirasakan dari hotel, tempat wisata, kuliner, yang nyaris full di tiap harinya selama seminggu ini. "Ini adalah bukti bahwa Surabaya sudah menjadi kota wisata di Indonesia," ujar dia.
Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini memastikan akan terus berupaya untuk mengembangkan kegiata tersebut. Oleh karena itu ia berharap, perhelatan ini bisa lebih meriah di tahun-tahun ke depan. "Konsepnya terus kita kembangkan, bisa nanti dibuat semacam flow jalan, setelah itu baru pesertanya bisa menari,” imbuhnya.
Advertisement