Liputan6.com, Surabaya - Sebanyak 50 polisi gendut anggota Polda Jatim telah mengikuti progam diet alias pembinaan penurunan berat badan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Bangsal, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Hasilnya berat badan polisi tersebut ada yang turun hingga 7 kilogram.
"Penutupan program berat badan 11 hari, berat badan turun antara dua sampai tujuh kilogram," tutur Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera, Sabtu (27/7/2019).
Kegiatan olah gerak tubuh polisi yang dapat membakar lemak berupa lari menggunakan jaket parasut, long march, senam aerobik, renang dan lainnya ini bertujuan menjaga kebugaran tubuh serta performa personil Polda Jatim.
Advertisement
"Disarankan oleh KSPN untuk laporkan setiap bulan, peserta kepada SDM perkembangannya untuk dipantau," ujar Barung.
Baca Juga
Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur (Jatim) membina anggotanya yang mengalami kelebihan berat badan alias tambun.
"Sebanyak 50 personel polisi Polda Jatim yang berat tubuhnya mengalami over atau tambun menjalani pembinaan penurunan berat badan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Bangsal, Kabupaten Mojokerto," tutur Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera, Kamis, 18 Juli 2019.
Barung menuturkan, pembinaan ini dilakukan untuk kebugaran tubuh personel. Peserta diberi kegiatan olah gerak tubuh yang dapat membakar lemak berupa lari menggunakan jaket parasut, long march, senam aerobik, renang dan lainnya, supaya berat badannya tidak gendut lagi.
"Program ini dilaksanakan selama sebelas hari, terhitung mulia tanggal 15 hingga 26 Juli 2019," kata Barung di Mapolda Jatim.
Tak hanya diberikan kegiatan olah gerak tubuh, peserta polisi tambun juga diberikan materi psikologi dari pelatih di SPN Mojokerto.
"Peserta juga diberikan materi psikologi, pola makan dan menu juga disesuaikan untuk menunjang pencapaian tujuan dari program ini berdasarkan petunjuk dari ahli gizi bidang Dokkes Polda Jatim," tambah Barung.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Jalani Program Diet hingga Latihan Fisik, Bagaimana Kondisi 50 Polisi Jatim?
Sebelumnya, 50 anggota Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur (Jatim) atau disebut Polda Jatim mengikuti program diet dan latihan fisik di Sekolah Polisi Negara (SPN) Bangsal, Kabupaten Mojokerto, Jatim.
Bagaimana kondisi puluhan anggota Korps Bhayangkara tersebut setelah mengikuti latihan fisik dan program diet di SPN Mojokerto dalam seminggu terakhir ini, apakah mengalami penurunan berat badan, atau stagnan, atau bahkan justru malah tambah gendut?
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol, Frans Barung Mangera mengatakan, ada beberapa polisi yang turun hingga lima kg. Namun, rata-rata penurunan berat badan polisi ini mulai 1 kg hingga 3 kg.
"Sudah ada signifikan penurunan masa tubuh anggota yang over weight," tutur Barung di Mapolda Jatim, Senin, 22 Juli 2019.
Saat disinggung mengenai tiga anggota polisi yang mengikuti program diet, berat badan masih stagnan (Data Bid Dokkes Polda Jatim), Barung menjawab bahwa itu tergantung metabolisme tubuh dan usaha anggota tersebut. "Yang stagnan cuma beberapa, tergantung orangnya itu," ujar Barung.
Advertisement
50 Polisi Jalani Latihan Fisik dan Diet di SPN Mojokerto
Sebelumnya, Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur (Jatim) membina anggotanya yang mengalami kelebihan berat badan alias tambun.
"Sebanyak 50 personel polisi Polda Jatim yang berat tubuhnya mengalami over atau tambun menjalani pembinaan penurunan berat badan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Bangsal, Kabupaten Mojokerto," tutur Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera, Kamis, 18 Juli 2019.
Barung menjelaskan bahwa pembinaan ini dilakukan untuk kebugaran tubuh personel. Peserta diberi kegiatan olah gerak tubuh yang dapat membakar lemak berupa lari menggunakan jaket parasut, long march, senam aerobik, renang dan lainnya, supaya berat badannya tidak tambun lagi.
"Program ini dilaksanakan selama sebelas hari, terhitung mulia tanggal 15 hingga 26 Juli 2019," kata Barung di Mapolda Jatim.
Tak hanya diberikan kegiatan olah gerak tubuh, peserta polisi tambun juga diberikan materi psikologi dari pelatih.
"Peserta juga diberikan materi psikologi, pola makan dan menu juga disesuaikan untuk menunjang pencapaian tujuan dari program ini berdasarkan petunjuk dari ahli gizi bidang Dokkes Polda Jatim," tambah Barung.