Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menghadiri panen perdana bawang putih di Desa Sempol Kecamatan Ijen, Kabupaten Bondowoso pada Sabtu, 3 Agustus 2019.
Ia menuturkan, hasil panen perdana yang dicapai oleh petani penggarap memang belum bisa memuaskan. Ini karena umbi bawang putih yang dipanen tidak terlalu besar.
Oleh karena itu, dibutuhkan peningkatan kualitas dengan sentuhan teknologi pertanian dan bibit yang unggul.Demikian seperti dilansir Antara, Minggu (4/8/2019).
Advertisement
"Meski kurang bisa bersaing lantaran ukurannya yang masih terlalu kecil, bawang putih jenis ini masih akan laku dijual untuk bahan obat-obatan, atau paling tidak mencukupi kebutuhan bawang putih lokal," ujar dia.
Baca Juga
Khofifah menuturkan, pihaknya telah menggandeng ahli bawang putih dari Taiwan untuk mentransformasikan teknologi budaya bawang putih tersebut di Jawa Timur agar hasil panen bisa memuaskan sehingga petani akan sejahtera. Selain itu, swasembada bawang putih dapat terwujud.
Sementara itu, Ketua Pinbas MUI Jawa Timur, Wahid Wahyudi menuturkan, panen ini bukti nyata, MUI bukan hanya berurusan dengan fatwa dan keagamaan saja. Akan tetapi, juga mampu dalam mengembangkan dan mengimplementasikan ekonomi umat.
Ia menuturkan, kebutuhan bawang putih di Jawa Timur per tahun sekitar 56.580 ton. Sedangkan kemampuan produksi bawang putih Jawa Timur hanya 3.040 ton sehingga sebanyak 95 persen diimpor dari luar negeri.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Selanjutnya
Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur, Oman Suherman menuturkan, panen perdagangan bawang putih ini merupakan tindak lanjut dari perjanjian kerja sama secara tripartite antara Perhutani, Pinbas MUI dan tiga LMDH di Kabupaten Bondowoso dengan luas 41,5 hektar dari rencana seluas 590 hektar.
Oman menuturkan, Perhutani menyambut baik keterlibatna Pinbas MUI yang berkolaborasi dalam ekonomi umat berupa pemberdayaan masyarakat sekitar hutan dengan LMDH yang menjadi mitra Perhutani.
Diharapkan Pinbas MUI dapat melebarkan sayapnya untuk memperluas kapasitas kerja sama di lahan Perhutani lainnya dengan melibatkan masyarakat sehingga dapat sejahtera. Hal ini memperhatikan keseimbangan dan kelestarian hutan.
Advertisement