Intip Neraca Dagang Jawa Timur hingga Juli 2019

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, neraca perdagangan Jawa Timur alami defisit sebesar USD 1,69 miliar selama Januari-Juli 2019.

oleh Agustina Melani diperbarui 16 Agu 2019, 21:30 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2019, 21:30 WIB
20161025-Bea-Cukai-Kembangkan-ISRM-untuk-Pangkas-Dwelling-Time-Jakarta-IA
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (25/10). Kebijakan ISRM diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pelayanan dan efektifitas pengawasan dalam proses ekspor-impor. (Liputan6.com/Immaniel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, neraca perdagangan Jawa Timur alami defisit sebesar USD 1,69 miliar selama Januari-Juli 2019.

Mengutip laman BPS, Jumat (16/8/20190, defisit tersebut disumbangkan oleh defisit sektor migas USD 2,01 miliar. Sedangkan kinerja sektor nonmigas positif dengan surplus USD 325,96 juta. Surplus sektor nonmigas ini dinilai perlu dipertahankan agar bisa menekan dan mengurangi defisit dari sektor migas.

Adapun pada Juli 2019, neraca perdagangan Jawa Timur mengalami defisit USD 209,45 juta. Hal ini disebabkan ada selisih perdagangan yang negatif pada sektor migas meski sektor nonmigas alami kinerja positif.

Surplus sektor nonmigas tidak sebesar minus dari sektor migas sehingga neraca perdagangan masih defisit. Sektor nonmigas mengalami surplus sebesar USD 143,52 juta. Namun, sektor migas defisit USD 352,97 juta.

Pada Juli 2019, impor Jawa Timur mencapai USD 1,99 miliar atau naik 27,49 persen dibandingkan Juni 2019. Angka ini turun 29,59 persen dibandingkan Juli 2019.

Impor nonmigas Juli 2019 mencapai USD 1,64 miliar atau naik 40,16 persen dibandingkan Juni. Nilai impor nonmigas itu turun 29,24 persen dibandingkan Juli 2018. Sementara itu, impor migas Juli 2019 sebesar USD 353,86 juta atau turun 10,15 persen dibandingkan Juni. Sedangkan dibandingkan Juli 2018, turun 31,14 persen.

Selama Januari-Juli 2019, impor yang masuk ke Jawa Timur sebesar USD 13,39 miliar atau turun 9,01 persen dibandingkan Januari-Juli 2018 sebesar USD 14,17 miliar. Negara asal barang impor nonmigas terbesar selama Januari-Juli 2019 dari China USD 3,19 miliar (29,33 persen), disusul Amerika Serikat sebesar USD 789,53 juta (7,25 persen) dan impor dari Thailand sebesar USD 567,22 juta (5,21 persen).

Impor nonmigas dari kelompok ASEAN sebesar USD 1,68 miliar, sedangkan impor nonmigas dari Uni Eropa mencapai USD 942,48 juta.

Golongan barang utama impor nonmigas Juli 2019 adalah golongan mesin pesawat mekanis (HS84) sebesar USD 217,06 juta, golongan barang besi dan baja sebesar USD 153,11 juta dan golongan barang plastik dan barang dari plastik sebesar USD 120,38 juta.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Ekspor Jawa Timur

Pertumbuhan Ekspor Kuartal III 2018 Menurun
Kapal mengangkut peti kemas dari JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (6/11). Berdasarkan data BPS, pertumbuhan ekspor kuartal III/2018 mencapai 7,7 persen, berbanding jauh dengan kuartal III/2017 sebesar 17,26 persen. (Merdeka.com/ Iqbal S. Nugroho)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Jawa Timur (Jatim) pada Januari-Juli 2019 sebesar USD 11,70 miliar. Ekspor ini naik 0,07 persen dibandingkan Januari-Juli 2018 mencapai USD 11,69 miliar.

Nilai ekspor Jawa Timur pada Juli 2019 mencapai USD 1,78 miliar atau naik 17,90 persen dibandingkan Juni 2019. Ekspor tersebut didominasi komoditas nonmigas yang naik sebesar 25,31 persen menjadi USD 1,78 miliar dari sebelumnya USD 1,42 miliar.

Kepala BPS Jawa Timur, Teguh Pramono menuturkan, komoditas nonmigas menyumbang sebesar 99,95 persen dari total ekspor Juli 2019. Sedangkan komoditas migas turun sebesar 99,01 persen dari USD 90,16 juta pada Juni 2019 menjadi USD 0,89 juta pada Juli.

"Ekspor migas Jatim anjloknya cukup besar," ujar Teguh, di Surabaya, seperti dilansir Antara, Jumat (16/8/2019).

Ia menuturkan, ekspor terbesar berasal dari kelompok perhiaan/permata dengan nilai transaksi sebesar USD 327,19 juta yang berkontribusi sebesar 18,35 persen terhadap total ekspor Jatim.

Kelompok berikutnya yang juga memberikan kontribusi cukup besar yaitu kayu, barang dari kayu yang berkontribusi sebesar 6,81 persen terhadap total ekspor Jatim.

Sementara itu, kelompok barang yang nilai ekspornya naik tajam dibandingkan bulan sebelumnya adalah tembakau, alas kaki, kayu, barang dari kayu.

Untuk tembakau, ia menuturkan, ekspor pada Juli mencapai USD 52,22 juta atau naik 76,31 persen. Ekspor itu umumnya ditujukan ke Singapura. Kemudian alas kaki, nilai ekspornya naik 70,92 persen menjadi USD 60,05 juta. Sasaran negara terbanyak ke Italia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya