Nostalgia Masa Kolonial di Toko Oen Jawa Timur

Eksis sejak 1930, Toko Oen Malang, Jawa Timur bukan restoran biasa. Toko ini menyimpan sejarah yang panjang dan sempat menjadi tempat hangout pilihan pejabat kolonial.

oleh Liputan Enam diperbarui 21 Okt 2019, 08:00 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2019, 08:00 WIB
[Bintang] Malang
Toko Oen, Malang. (deniantasyah/Instagram)

Liputan6.com, Jakarta - Mampir ke Kota Apel, kurang lengkap bila tak berkunjung ke Toko Oen. Toko yang terletak di Jalan Basuki Rahmat Nomor 5, Malang, Jawa Timur ini, bukan sekadar toko biasa. Walau namanya “toko”, sebenarnya Toko Oen juga adalah restoran.

Berlokasi di wilayah Kayu Tangan, toko ini tak terlalu menonjol dari fisiknya. Apalagi toko ini berseberangan dengan gereja ber-arsitektur megah, yaitu Gereja Kayu Tangan.

Toko ini dibangun dengan model rumah kuno gaya kolonial. Melansir dari “Travelicious Jalan Hemat, Jajan Nikmat” karya Ariyanto, toko yang sudah berumur hampir 90 tahun ini memiliki cerita saat Belanda sedang menjajah Indonesia.

Eksis sejak 1930, Toko Oen Malang bukan toko makanan biasa. Toko ini menyimpan sejarah yang panjang dan sempat menjadi tempat hangout pilihan pejabat kolonial saat masa lalu.

"Welkom in Malang. Toko Oen die sinds 1930 aan de gasten gezelligheid geeft”. Itulah kalimat sambutan yang tertulis di spanduk saat masuk ke toko ini. Bila diartikan dalam bahasa Indonesia, kalimat itu berbicara “Selamat datang di Malang, Toko Oen berdiri sejak 1930 melayani para tamu”.

Arsitektur Toko Oen juga dibangun dengan gaya kolonial. Bangunannya dominan putih, dan beberapa bagian di cat berwarna hijau tua.

Pengaruh kolonial ini karena Toko Oen yang sudah berdiri sejak Indonesia masih dalam masa kolonial. Melansir dari buku, Toko Oen menjadi tempat biasa para pejabat kolonial menghabiskan waktu utnuk makan, hangout. Bahkan, keturunan-keturunan para pejabat kolonial itu pun masih sering singgah ke Toko Oen untuk makan. 

Interior yang digunakan dalam toko ini pun mencuri perhatian. Kursi untuk tamu di toko ini menggunakan kursi santai kuno anyaman yang dicat biru muda. Beberapa lainnya dicat warna krem berpadu dengan meja kaca bulat.

Langit-langit toko ini berupa kayu, ditambah ventilasi samping dari jendela kotak-kotak yang dibuka dari atas. Di sana juga terpajang beberap foto Malang kuno yang bisa pengunjung lihat.

Pengunjung akan dilayani dengan pelayan bergaya ala sinoman atau orang-orang yang meladeni makanan tamu di resepsi pernikahan di Jawa. Pelayan di Toko Oen mengenakan pakaian yang sederhana, hanya atasan kemeja putih dan bawahan hitam.

 

 

*** Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Es Krim Si Menu Andalan

Toko Oen
Es krim legendaris Toko Oen

Bicara tentang restoran, rasanya kurang lengkap bila tidak membahas makanannya.Menu andalan milik Toko Oen adalah es krimnya. Terbukti di bagian depan bangunan tertulis “Toko Oen, Restaurant Ice Cream”.

Dengan sebutan “Old fashion ice cream”, es krim di sini diklaim menggunakan resep kuno tanpa bahan kimia di dalamnya. Beberapa menu yang rasa es krim yang ditawarkan seperti: Tutti Frutti, Cocktail, Corn Ice Cream dan masih banyak lagi. Harga es krimnya berkisar 10.000 sampai 30.000. 

Selain es krim, tentu saja Toko Oen memiliki banyak menu lain yang bisa dicoba. Mulai dari makanan pembuka, soup, sandwhich, hingga steak bisa dicoba di restoran ini. Tak hanya makanan luar, beberapa makanan Indonesia juga ditawarkan, seperti gado-gado dan nasi sop buntut.

Selain restoran, Toko Oen juga menjual aneka roti dan kue yang bisa dibeli. Berbagai kue basah dapat pengunjung beli di Toko Oen ini.

(Kezia Priscilla, mahasiswi UMN)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya