Bermodal Tempe, 2 Kampung Ini Jadi Unggulan di Surabaya

Salah satu produk yang dijadikan bisnis oleh kampung di Surabaya adalah tempe. Bisnis tersebut dapat menjadi nilai wisata, sekaligus sumber pemasukan bagi warga setempat.

oleh Liputan Enam diperbarui 18 Okt 2019, 06:00 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2019, 06:00 WIB
Manfaat Kedelai
Kacang Kedelai / Sumber: iStockphoto

Liputan6.com, Jakarta - Surabaya, Jawa Timur, salah satu kota yang menata kampung-kampungnya. Pemerintah Kota (Pemkot) setempat mengelola kampung dengan sedemikian rupa hingga memikat untuk dikunjungi.

Tak hanya usaha dari Pemkot, warga setempat juga mampu menjadikan kampungnya menarik. Warga dari beberapa kampung di Surabaya secara produktif mengembangkan bisnis yang juga dapat menarik perhatian wisatawan. 

Salah satu produk yang dijadikan bisnis oleh kampung di Surabaya adalah tempe. Bisnis tersebut dapat menjadi nilai wisata, sekaligus sumber pemasukan bagi warga setempat.

Di Surabaya terdapat dua kampung yang menggunakan tempe sebagai bahan utama bisnisnya. Berikut Liputan6.com paparkan dari berbagai sumber, ditulis Jumat (18/10/2019): 

1. Kampung Keripik Tempe Sukomanunggal

Kampung Keripik Tempe Sukomanunggal berlokasi di di RT 02/03, Kecamatan Sukomanunggal, Kota Surabaya. Melansir informasi dari surabaya.go.id, kampung ini sudah melakukan industri keripik tempe khas Surabaya sejak 1983. 

Sebelum menjadi kampung keripik tempe, Kampung Sukomanunggal lebih dikenal dengan kampung tempe. Hal ini karena banyak penduduk disana adalah pengrajin tempe. 

Namun pada 2010, muncul beberapa pengrajin keripik tempe. Diawali dari Pak Markut yang kebetulan adalah ketua RT setempat pada waktu itu.  Akhirnya keripik tempe pun menjadi naik daun di kampung tersebut. Beberapa orang mulai beralih ke usaha keripik tempe.

Kini di Kampung Keripik Tempe Sukomanunggal menjual keripik tempe yang memiliki cita rasa yang khas. Di sana terdapat berbagai varian rasa seperti original, pedas, manis, dan pedas asin yang bisa dicoba.

Bahan yang digunakan pun dari kedelai murni dan tanpa bahan pengawet atau bahan berbahaya lainnya. Memproduksi keripik tempe yang renyah, gurih, dan halal kini menjadi keunggulan Kampung Sukomanunggal, Surabaya.

 

 

*** Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Kampung Kedelai Kalisantri

2. Kampung Kedelai Kalisantri

Kampung lain yang aktif melakukan industri tempe adalah Kampung Kalisantri. Kampung ini dikenal dengan Kampung Kedelai Kalisantri. Kampung ini sudah melakukan industri tempe selama empat tahun.  

Sejak 2015, Kampung Kalisantri melakukan produksi tempe secara stabil. Menurut informasi dari akun Instagram Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota. (Bappeko) Surabaya, @ericahyadi_, kampung ini juga berekspansi ke produk sari kedelai. 

Kampung ini ingin mengutamakan kualitas produk yang lebih baik agar unggul dibandingkan dengan kompetitor. Produk sari kedelai tersebut akan dipasarkan melalui jaringan online. 

Tentunya, ekspansi bisnis ini membutuhkan Sumber Daya Manusia yang lebih. Untuk mengatasi masalah tersebut, Kampung Kalisantri memberdayakan ibu-ibu PKK setempat untuk melakukan produksi. 

(Kezia Priscilla – mahasiswa UMN)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya