Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan perubahan kecepatan angin sempat menghalangi upaya pemadam melalui operasi pengeboman udara pada kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan Gunung Arjuno-Gunung Welirang, Jawa Timur, Senin.
"Perubahan udara menyebabkan guncangan helikopter jenis MI-8 yang akhirnya kembali ke landasan di Lanud TNI AU Abdul Rahman Saleh Malang, Jatim," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB Agus Wibowo, demikian mengutip Antara, Senin, 21 Oktober 2019.
Turbulensi disebabkan karena angin di ketinggian cukup kencang, sehingga membahayakan operasi pengeboman di beberapa titik yang telah diidentifikasi, yakni di kawasan Maha Pena, Watu Bagong, dan Curah Sriti.
Advertisement
Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, angin bertiup dengan kecepatan 25 knot, padahal normal kecepatan angin untuk penerbangan yang aman berada pada 10 knot.
Baca Juga
Karena angin masih cukup kencang, operasi pengeboman dihentikan dan BPBD akan melanjutkan pada Selasa, 22 Oktober 2019 mulai pukul 06.00 WIB.
Kebakaran hutan dan lahan di kawasan Gunung Arjuno-Welirang ini diinformasikan pertama kali pada Juli 2019. Lokasi titik api diketahui mendekati puncak di ketinggian sekitar 3.200 mdpl dengan tutupan lahan yang didominasi sabana.
Sedangkan, medan menuju lokasi sulit dijangkau, tidak terdapat sumber air dan kondisi angin cukup kencang. Sementara itu, selain di kawasan ini, BNPB mencatat terjadinya kebakaran hutan dan lahan di kawasan pegunungan di Pulau Jawa.
Data BNPB per 21 Oktober 2019 pukul 16.00 WIB, karhutla teridentifikasi di Gunung Ungaran, Cikuray, dan Ringgit, lalu karhutla yang telah padam, yaitu di Gunung Malabar, Merapi dan Andong. Data BNPB juga mencatat 328.722 hektare luas lahan terbakar di seluruh wilayah Indonesia dari Januari-Agustus 2019.
Â
Â
Â
*** Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Titik-Titik Api Kembali Terdeteksi di Gunung Arjuno
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur menyatakan bahwa sejumlah titik api kembali muncul di wilayah lereng Gunung Arjuno pada Jumat, 18 Oktober 2019.
Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur Satrio Nurseno mengatakan bahwa pada Jumat siang, setidaknya ada titik api yang terpantau dan mengeluarkan asap di Gunung Arjuno.
"Hari ini ada tiga titik api, terlihat asap pada siang ini," kata Satrio, saat dihubungi Antara, dari Kota Malang, Jawa Timur.
Satrio menjelaskan, api yang muncul saat ini tidak terlalu besar, sehingga upaya pemadaman dilakukan dengan cara manual oleh personel dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, dan pihak Perhutani.
Sementara helikopter water bombing dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bertipe MI8-MTV dengan nomor registrasi RDPL-34260 masih dilakukan pemeliharaan.
"Pemeliharaan tersebut untuk keselamatan dan keamanan. Karena jam terbang helikopter tersebut cukup tinggi," kata Satrio, dilansir Antara.
Satrio menambahkan, proses pemeliharaan helikopter yang akan melakukan penyiraman air dari udara tersebut diharapkan bisa rampung esok hari agar bisa segera melakukan operasi water bombing.
"Helikopter besok sudah bisa siap kembali," kata Satrio.
Awal mula kejadian kebakaran hutan dan lahan tersebut, terjadi di lereng Gunung Arjuno Blok Curah Sriti dan Blok Pusung Lembu, Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang pada Kamis, 10 Oktober 2019.
Akibat embusan angin yang cukup kencang, kebakaran tersebut melebar ke Blok Candi Teleh, Desa Klampok, Kacamatan Singosari, dan Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang.
Selain itu, kebakaran juga terjadi pada lereng Gunung Welirang Blok Sawahan Gunung Ringgit, Desa Ledug, dan Blok Gumandar Desa Jatiarjo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan.
Sementara di pegunungan Anjasmoro, kebakaran terjadi di wilayah Desa Gumeng, Ngembat, Begaganlimo, Kecamatan Gondang, dan Desa Jembul, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, beberapa titik yang akan dilakukan pemadaman menggunakan helikopter water bombing berada di tiga wilayah, yakni Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Mojokerto.
Di Kabupaten Malang tepatnya berada di Curah Sriti, dan Watu Bagong, sementara Kabupaten Pasuruan berda di Garotan, Putuk dali, Curah Kebon, dan Tung Medot. Untuk Kabupaten Mojokerto, berada di Putuk Kencur, dan Kukusan.
Â
Advertisement