Genjot Kompetensi, 56 Tukang di Sidoarjo Ikut Program Kotaku

Pelatihan ini dilaksanakan guna menghasilkan tukang yang memiliki kompetensi dalam pembangunan infrastruktur Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku).

oleh Dian Kurniawan diperbarui 23 Okt 2019, 18:30 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2019, 18:30 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Pelatihan dan sertifikasi jasa konstruksi lewat Program Kotaku 2019. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Sidoarjo - Sebanyak 56 tukang dari 19 desa di Kecamatan Krian, dua desa di antaranya dari kabupaten Mojokerto dan 1 desa dari kabupaten Pamekasan, Jawa Timur mengikuti pelatihan dan sertifikasi jasa kontuksi lewat program Kotaku 2019.

Pelatihan ini dilaksanakan guna menghasilkan tukang yang memiliki kompetensi dalam pembangunan infrastruktur Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku).

Kegiatan pemberdayaan jasa konstruksi dan sertifikasi tenaga terampil konstruksi, digelar oleh pendamping Kotaku bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Sidoarjo dengan bekerjasama dengan Balai Jasa Konstruksi Wilayah IV Surabaya. Sertifikasi digelar pada 23-24 Oktober 2019 di Pendopo Balai Desa Sidomojo, Kecamatan Krian.

Panitia sertifikasi tukang Kabupaten Sidoarjo, Bambang Sunardi mengatakan, pelatihan sertifikasi tenaga kerja untuk mendukung program Kotaku pada 2019.

Selain itu juga sesuai dengan Undang-Undang (UU) Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi Pasal 70 ayat 1, setiap tenaga kerja konstruksi yang bekerja di bidang jasa konstruksi wajib memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja.

"Melalui pelatihan sertifikasi ini akan menghasilkan tenaga terampil yang bekerja di Kotaku, meningkatkan kompetisi atau persaingan dari tukang itu sendiri dalam rangka meraih pekerjaan, selain itu agar hasil pembangunan memiliki kualitas yang baik," kata dia.

Lantaran dalam pembangunan infrastruktur Program Kotaku ini wajib memiliki kualitas baik. Selain itu, juga harus dipastikan pembangunan tersebut berfungsi dengan baik. Oleh karena itu, tukang-tukang ini dikirimkan oleh kelembagaan Kotaku melalui Program PKM (Peningkatan Kapasitas Masyarakat).

Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah menyambut baik ada program pelatihan dan sertifikasi yang digagas oleh Kementerian PUPR tersebut. Pada 2019, Kabupaten Sidoarjo menerima bantuan dana lebih dari Rp 20 miliar dari program Kotaku.

"Program ini baik sekali, nantinya setiap tukang yang mengerjakan proyek pembangunan Kotaku sudah memiliki standar kompetensi sesuai yang diharapkan Kementerian PUPR,” ujar dia.

Total dana BPM yang diterima kabupaten Sidoarjo akan dimanfaatkan untuk proyek pembangunan pavigisasi, pembangunan drainase menggunakan box culvert, pembangunan TPST (tempat pembuangan sampah terpadu), gerobak motor pengangkut sampah dan pembangunan plengsengan.

 

 

*** Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

ITS Surabaya Resmi Pakai Rusunawa Kementerian PUPR

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Kementerian PUPR bangun asrama baru ITS Surabaya berupa rumah susun sewa. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sebelumnya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali meresmikan unit gedung asrama baru berupa rumah susun sewa (rusunawa), Kamis, 3 Oktober 2019. Ini untuk meningkatkan layanan kepada mahasiswa.

Kehadiran gedung yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) ini, diresmikan langsung oleh Pelaksana tugas (Plt) Kepala Balitbang PUPR Lukman Hakim di Asrama Mahasiswa ITS.

Saat meresmikan, Lukman menuturkan, pembangunan asrama dengan konsep rumah susun (rusun) dapat menjadi sarana pembelajaran mahasiswa ITS untuk berorganisasi, berkomunikasi, serta berkoordinasi dengan sesama mahasiswa pada tahun pertama. 

Bekal ini, menurut dia, akan bermanfaat tatkala mahasiswa harus terjun ke masyarakat. "Konsep ini kami perkenalkan juga agar mahasiswa terbiasa dengan atmosfer rumah susun,” ujar dia.

Di sisi lain, pembangunan rusunawa mahasiswa ini merupakan salah satu bagian dari program kerja PUPR. Program tersebut menurutnya memang dikhususkan untuk pembangunan rusun bagi mahasiswa atau pun pekerja. 

"Walaupun fokus program ini untuk membangun perumahan pekerja berpenghasilan rendah, namun kami memiliki MoU dengan Kemenristekdikti dan Perpres nomor 55 tahun 2017 sebagai landasan pembangunan rusunawa ini,” tuturnya.

Oleh karena itu, Lukman menekankan perlu dipastikan, mahasiswa yang menghuni rusunawa tersebut memang berasal dari kalangan yang tepat. Harga sewa relatif murah, menurut dia, membuat rusunawa ini sangat terbuka untuk kalangan berpenghasilan rendah, terutama mahasiswa bidikmisi. 

"Dengan begitu, pemanfaatan bangunan ini tidak akan bertentangan dengan konsep pembangunan dari PUPR," imbuhnya.

Mengingat gedung ini merupakan bagian dari aset negara, Kementerian PUPR menitipkan pemanfaatan dan pengelolaan aset tersebut kepada ITS. Merupakan tantangan bagi ITS untuk mengelola aset ini. "Oleh karena itu, selamat dan silakan berinovasi dalam pengelolaan bagi ITS," ujar dia.

Tambah Kesempatan Mahasiswa ITS

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Kementerian PUPR bangun asrama baru ITS Surabaya berupa rumah susun sewa. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Rektor ITS Prof Mochamad Ashari mengapresiasi atas langkah yang diberikan Kementerian PUPR ini kepada ITS. Dia menuturkan, hal ini akan menambah kesempatan mahasiswa ITS untuk tinggal di asrama. Hal tersebut sejalan dengan rencana jangka panjang ITS untuk mengakomodir semua mahasiswa baru di asrama.

Berkaca dari tahun sebelumnya, ITS menerima sekitar 4.500 mahasiswa baru, sementara kapasitas asrama yang tersedia hanya untuk 1.300 orang. "Maka dari itu, keberadaan bangunan (gedung rusunawa mahasiswa, red) ini sangat membantu," ujar guru besar Teknik Elektro ITS ini.

Sementara itu, Kepala Satuan Kerja (Kesatker) Non Vertikal Tertentu Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Provinsi Jawa Timur Dito Ferakhim ST dalam laporannya menerangkan bahwa rusunawa ini dibangun seluas 4.150 meter persegi setinggi empat lantai. 

Bangunan tersebut memiliki 50 unit hunian dengan kapasitas empat orang setiap unit. Bangunan tersebut juga dilengkapi dengan dua unit tipe difabel berkapasitas dua mahasiswa per unit.

"Tidak ketinggalan, bangunan juga dilengkapi dengan kamar mandi luar dan sistem keamanan berupa CCTV di tiap lantai," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya