Liputan6.com, Surabaya - Dosen Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (Unair), Dr Sucipto Hariyanto meneliti beberapa jenis dari kelompok benalu yang ternyata memiliki manfaat sebagai tanaman obat.
Dosen bidang ilmu biologi itu menuturkan, bagian haustorium dari tanaman benalu berpotensi sebagai obat. "Bagian haustorium pada tanaman ini dapat bermanfaat sebagai obat. Haustorium sendiri merupakan bagian benalu yang menempel pada inangnya, bagian ini terlihat membengkak dan memiliki bentuk unik," tutur dia, Selasa (5/11/2019).
Di Eropa, benalu jenis Viscum album sudah sejak lama digunakan sebagai obat. Hal ini karena banyak mengandung senyawa aktif, seperti lectin viscotoxin, flavonoid-flavonoid, terpenoid dan alkaloid-alkaloid tertentu. Kandungan senyawa itu dapat digunakan untuk pengobatan penyakit kanker.
Advertisement
"Senyawa alkaloid, flavonoid, polifenol, steroid dan kuinon yang terdapat pada ekstrak daun benalu jenis Dendropthoe pentandra dapat berperan sebagai anti mikrobia," kata dia.
Baca Juga
Dari hasil penelitian diketahui, benalu teh (Scurrula oortiana) menjadi salah satu tumbuhan yang telah diajukan sebagai fitofarmaka antikanker.
Benalu teh juga bermanfaat sebagai anti malaria. Selain itu, ekstrak benalu yang hidup di pohon jeruk nipis dapat dimanfaatkan sebagai obat penyakit ambien dan diare.
Tidak hanya itu, benalu kapas juga berpotensi sebagai bahan anti mikroba alami untuk pangan sehingga pangan yang memiliki kadar air tinggi serat dapat dikembangkan menjadi pangan fungsional.
"Namun, yang perlu diperhatikan adalah tidak semua jenis benalu dapat digunakan sebagai obat. Pengetahuan mengenai jenis-jenis benalu sangat dibutuhkan agar tidak terjadi kesalahan dalam pemanfaatannya," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Unair Sumbang Rp 7,92 Triliun untuk Ekonomi Jawa Timur
Sebelumnya, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya membuktikan diri sebagai institusi pendidikan yang memberikan kontribusi dalam pembangunan peradaban manusia. Hal ini ini diketahui dalam paparan sharing session di Harris Hotel Gubeng, Kamis, 17 Oktober 2019.
Sharing session menghadirkan Prof Mohammad Nasih, Rektor Unair dan Prof. Badri Munir Sukoco, Ketua Badan Perencanaan dan Pengembangan Unair. Dalam forum itu, Rektor Universitas Airlangga Mohammad Nasih memaparkan sejumlah dampak sosial dan ekonomi Universitas Airlangga terhadap masyarakat di Jawa Timur.
Dalam kesempatan itu, Nasih menyampaikan dampak hadirnya Unair untuk masyarakat Jawa Timur. Kontribusi perekonomian mahasiswa Unair sebanyak Rp 5,34 triliun per tahun, kemudian Rp 1,63 triliun kontribusi dosen dan tenaga kependidikan, dan Rp 58 miliar kontribusi mahasiswa internasional. Mahasiswa internasional Unair tersebar di seluruh dunia hingga mencapai 42 negara.
"Dalam hal pengabdian masyarakat, Unair berkontribusi terhadap perekonomian sebesar Rp 80 miliar, dalam hal penelitian sebesar Rp 260 miliar, dan Rp 547 miliar kontribusi perekonomian lulusan Unair dalam tiga tahun terakhir," tutur dia.
Lebih lanjut ia menuturkan, Unair berkontribusi Rp 7,92 triliun untuk ekonomi Jawa Timur. "Angka itu setara dengan 0,36 persen perekonomian di Jawa Timur," kata dia.
Dalam bidang sosial, Unair telah menyalurkan dana sebesar Rp 16 miliar setiap tahun untuk kegiatan sosial. Hal itu mencakup sebanyak 2.215 program kegiatan KKN yang dilakukan setiap tahun di berbagai daerah di Indonesia, sebanyak 5.186 mahasiswa mengikuti KKN tiap tahun, sebanyak 359 desa dibina setiap tahun, sebanyak 19.681 mahasiswa menerima beasiswa dalam tiga tahun terakhir, dan sebanyak 1.171 mahasiswa berwirausaha dalam dua tahun terakhir.
"Dalam bidang kesehatan, Unair memiliki sebanyak tiga rumah sakit. Setiap hari, sebanyak 600 pasien ditangani oleh RS UNAIR, RS Gigi dan Mulut UNAIR, dan RS Hewan UNAIR. Sebanyak 1.320 penelitian dengan subject kesehatan terindeks Scopus," ucapnya.
Sebanyak 72 persen dokter di RS Dr Soetomo, rumah sakit rujukan terbesar di Jawa Timur, adalah alumnus Unair. Sebanyak 1.800 mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Airlangga tersebar di Jawa Timur.
"Dan sebanyak 1.320 mahasiswa program pendidikan dokter gigi spesialis lulus dalam lima tahun terakhir. Tak hanya itu, Unair adalah satu - satunya kampus di Indonesia yang memiliki Lembaga Penyakit Tropis," ujarnya.
Tak hanya itu, Rumah Sakit Terapung Ksatria Universitas Airlangga (RSTKA) adalah satu-satunya rumah sakit terapung yang dimiliki kampus di Indonesia dan didukung oleh pemerintah. "Pertama kali beroperasi pada tanggal 25 Oktober 2017, RSTKA sudah menjangkau lebih dari 25 pulau terpencil di Indonesia," tutur dia.
Advertisement