Liputan6.com, Jakarta - Dewan Kesenian Surabaya (DKS) mengundang sebanyak 175 seniman untuk memilih ketua umum periode 2020-2025 melalui musyawarah yang dijadwalkan berlangsung di Surabaya pada 29 Desember mendatang.
Sekretaris Jenderal DKS Luhur Kayungga saat dikonfirmasi di Surabaya, Kamis (16/12) malam, memastikan peserta musyawarah tidak akan bertambah lagi karena telah melalui seleksi terhadap perwakilan seniman dari tujuh bidang kesenian yang masih aktif berkarya di Kota Surabaya.
Tujuh bidang kesenian yang dimaksud adalah seni rupa, tari, film, musik, sastra, teater dan seni tradisi, dilansir dari Antara.
Advertisement
Baca Juga
"Pada masing-masing bidang kesenian itu kami undang 25 seniman yang masih aktif berkarya sebagai perwakilan yang memiliki hak suara," katanya.
Pembatasan peserta dalam musyawarah dengan agenda utama memilih Ketua Umum DKS Periode 2020-2025 itu mendapat reaksi dari sejumlah seniman.
Salah satunya membentuk Forum Keadilan Seniman Surabaya yang mengaku peduli terhadap kehidupan kesenian di Kota Surabaya yang lebih baik di masa mendatang.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Saran Mantan Ketua DKS
Budayawan Dr Aribowo MA dalam pertemuan Forum Keadilan Seniman Surabaya yang berlangsung di Gedung Merah Putih, Kompleks Balai Pemuda Surabaya, Kamis (26/12) malam, menduga pembatasan peserta musyawarah dengan agenda utama memilih ketua umum DKS Periode 2020-2025 itu untuk memuluskan jalan sejumlah pengurus lama yang akan kembali mencalonkan diri.
"Mestinya semua seniman yang masih aktif berkesenian di Surabaya memiliki hak suara dan diperbolehkan ikut musyawarah untuk memilih ketua umum DKS," ujar pengajar di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (Unair) itu.
Mantan Dekan FIB Unair ini juga mengingatkan bahwa Ketua Umum DKS yang masih menjabat sekarang, Chrisman Hadi, beserta Sekjen Luhur Kayungga telah memiliki jabatan pada kepengurusan Dewan Kesenian Jawa Timur (DKJT) periode 2019 - 2024.
"DKS butuh pengurus yang fokus untuk mengembangkan kesenian di Kota Surabaya. Saran saya pengurus DKS periode mendatang tidak ada yang rangkap jabatan pada dewan kesenian yang lain," tutur Aribowo, yang pernah menjabat Ketua Umum DKS Periode 1992-1996 serta Ketua Umum DKJT periode 1998-2003
Advertisement