Liputan6.com, Jakarta - Dinas Kesehatan Jawa Timur mengoptimalkan layanan kesehatan di daerah rawan banjir untuk mengantisipasi penyakit leptospirosis.
Banjir menjadi salah satu penularan penyakit leptospirosis. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Jawa Timur mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai penyakit leptospirosis atau penyakit yang ditularkan melalui kencing tikus di daerah rawan banjir.
"Hujan dengan intensitas tinggi membuat banjir di beberapa wilayah. Banjir itu menjadikan korban terdampak rentan terserang penyakit salah satunya penyakit leptospirosis," ujar Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, Herlin Ferliana, dikutip dari Antara, Kamis (9/1/2020).
Advertisement
Baca Juga
Ia menuturkan, banjir salah satu ladang penularan penyakit leptospirosis. Hal ini karena genangan banjir bisa membawa kencing tikus dan menularkan leptospirosis.
"Ini akibat kuman yang dibawa tikus. Biasanya kalau sudah banjir, urine tikus dibawa air dan jika tidak mengantisipasi dengan memakai peralatan pelindung bisa masuk ke tubuh seseorang," ujar dia.
Untuk mengantisipasi leptospirosis, saat ini Dinkes Jawa Timur mengoptimalkan layanan kesehatan di daerah rawan banjir. Selain itu, Dinkes Kabupaten/Kota juga melatih petugas kesehatan agar paham dalam memberikan penanganan cepat terhadap korban terdampak banjir.
"Ada dua kesiapan yang dilakukan di daerah bencana. Di masing-masing puskesmas, tenaga kesehatannya dilatih memberikan pelayanan efek akibat banjir, yang perlu mendapatkan perhatian memang penyakit leptospirosis," tutur dia.
Herlin pun menekankan pentingnya menjaga kebersihan agar tak terserang leptospirosis.
Ada sejumlah tips yang perlu menjadi perhatian bagi masyarakat terdampak banjir.
"Jangan lupa juga pentingnya peralatan yang melindungi badan, missal pakai sepatu boots untuk menjaga kebersihan. Kalau kena air hujan selesai itu langsung mandi dan membersihkan badan," ujar dia.
Selain leptospirosis, Herlin juga meminta masyarakat penyakit gatal-gatal, dan diare. Ia menekankan pentingnya edukasi termasuk promotif dan preventif.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Normalisasi Kali Lamong Agar Gresik Bebas Banjir
Sebelumnya, Bupati Gresik, Sambari Halim Radianto menilai normalisasi Kali Lamong merupakan solusi banjir di Gresik, Jawa Timur. Untuk normalisasi tersebut merupakan tanggung jawab Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).
"Mari kita duduk bersama dan kita tidak saling menyalahkan. Kita saling berbagi tugas masing-masing, tugas apa yang kita laksanakan. Normalisasi yang bagaimana mari kita bicara yang lebih teknis. Karena untuk merealisasikan program ini tidak cukup setahun," tutur dia saat memimpin apel kesiapsiagaan bencana alam hidrometeorologi yang berlangsung di Halaman Kantor Bupati Gresik, Rabu, 8 Januari 2020.
Ia mengatakan, Kali Lamong melalui wilayah Gresik mencapai 50,7 kilometer (KM). Untuk normalisasi Kali Lamong harus membebaskan tana hsekitar 500 hektar lebih. "Perkiraan biaya pembebasan tanah tersebut sekitar Rp 594 miliar," kata dia.
Sambari juga membeberkan tentang diterimanya surat dari Menteri Dalam Negeri terkait bencana banjir.
Ada lima hal yang ditanyakan Menteri Dalam Negeri yaitu pendirian posko kesiap siagaan, menyiap siagakan instansi dan koordinasi dengan TNI Polri, Menyiapkan sarana prasarana, mengalokasikan belanja tak terduga untuk bencana dan menyebar luaskan informasi potensi bencana yang dirilis BMKG kepada masyarakat.
"Terkait surat Menteri Dalam Negeri tersebut. Kami tak hanya sekedar menjawab tapi sudah kami laksanakan sejak awal," ucap Bupati Gresik Sambari.
Â
Advertisement
Petakan Wilayah Banjir di Gresik
Pemerintah Kabupaten Gresik juga memetakan wilayah potensi bencana banjir kali lamong yaitu wilayah Kecamatan Balongpanggang, Benjeng, Menganti dan Cerme. Sedangkan di perbatasan kali Surabaya ada wilayah Wringinanom dan Driyorejo.
"Meski semalam masih ada genangan air, tapi pagi ini sesuai laporan masing-masing Camat, untuk wilayah Balongpanggang air sudah surut. Cerme genangan air masih ada di Morowudi dan iker-iker geger. Wilayah Benjeng genangan ada di Ds. Deliksumber sedangkan jalan raya sudah surut. Ketinggian air 10 sampai 20 cm," kata Sambari.
Apel kali ini dihadiri oleh Wakil Bupati Gresik Mohammad Qosim. Tampak juga seluruh  anggota Forkopimda Gresik hadir pada kegiatan tersebut. Selain itu perwakilan dari Forkopimpda Jawa Timur juga hadir.
Mereka masing-masing dari Polda Jawa Timur, yang diwakili oleh Dansat Brimog Polda Jatim Kombespol I Ktut Gde Wijatmika. Asisten Teritorial Kasdam V Brawijaya Kol. Inf. Singgih Pambudi A. Danrem Kolonel Sudariyanto. Pada upacara kali ini seluruh kekuatan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana juga dikerahkan.Â
Â