Liputan6.com, Jakarta - Mengawali 2020, di Surabaya ditemukan fenomena tanah berasap dan disertai keluarnya api di lahan milik PT KAI Daop 8 Surabaya, Jawa Timur. Tanah berasap itu terletak tak jauh dari Stasiun Dipo Lokomotif Sidotopo.
Tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya pun meninjau lapangan dan mensurvei untuk mengetahui penyebab dari fenomena tanah berasap di kawasan Stasiun Lokomotif Dipo Sidotopo Surabaya, Jawa Timur.
Tim dari  Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (MKPI) ITS dipimpin oleh Dr Amien Widodo. Anggota tim lainnya yaitu Dr Ira Anjasmara, Juan Rohman, dan Wien Lestari.
Advertisement
Baca Juga
Amien mengatakan, fenomena tersebut tidak hanya sekali terjadi di Jawa Timur. Sebelumnya di Kawasan Kutisari, Surabaya, dan Sampang. Madura juga pernah alami kejadian serupa.
"Memang secara alami daerah di Jawa Timur ini adalah cekungan minyak dan gas bumi," papar dosen asal Jogjakarta ini.
Namun setelah diamati, Amien berpendapat, kemungkinan tanah berasap di daerah Dipo Sidotopo tersebut tidak berasal dari gas alam. Amien meyakini hal tersebut, lantaran asap yang keluar dinilai masih normal. "Asapnya tidak besar, jadi kemungkinan bukan dari gas alam," ujar dia.
Liputan6.com pun merangkum sejumlah fenomena mulai dari tanah berasap dan semburan lumpur yang mengandung gas dan minyak yang terjadi di sejumlah wilayah di Jawa Timur, seperti dikutip dari berbagai sumber, Jumat (10/1/2020).
1. Tanah Berasap di Lahan milik PT KAI
Warga Surabaya dihebohkan dengan adanya semburan gas yang ada di lahan PT KAI Daop 8 Surabaya. Tak hanya itu, semburan gas pun disertai dengan adanya api.
Lokasi semburan gas disertai keluarnya api di sekitar lahan Stasiun Depo Lokomotif Sidotopo Surabaya ini, telah diberi garis polisi oleh Polrestabes Surabaya. Warga sekitar dilarang masuk ke lokasi semburan karena dikhawatirkan membahayakan keselamatan mereka. Berikut diberitakan pada Fokus, 6 Januari 2020.
Fenomena tersebut diketahui oleh sejumlah anak yang sedang bermain di sekitaran lokasi kejadian pada Sabtu sore. Setelah informasi tersebut beredar, warga beramai-ramai mendatangi tempat adanya semburan gas bercampur api untuk melihat dari dekat.
Setelah kejadian tersebut, PT KAI Daop 8 Surabaya bersama pihak kepolisian member garis polisi. Warga pun diimbau agar tidak masuk ke titik panas tersebut.
Sampai saat ini PT KAI Daop 8 dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya masih meneliti fenomena itu. Belum diketahui penyebab terjadinya semburan gas bercampur api, tetapi fenomena itu sementara tidak mengganggu perjalanan kereta api.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Semburan Lumpur Mengandung Minyak dan Gas di Kutisari
2. Semburan Lumpur Gas di Kutisari
Sebelumnya, di Surabaya juga dihebohkan dengan adanya semburan lumpur gas. Semburan lumpur gas ini berada di halaman rumah Liswati Jalan Kutisari Indah Utara III/19, Surabaya.
Petugas Gas Negara (PGN) pun mendatangi lokasi semburan lumpur gas dan memeriksa secara cermat. Titik semburan lumpur gas ini berada 500 meter dari pipa gas PGN.
"Jaringan terdekat dari sini kurang lebih 500 meter, dan dilokasi ini tidak ada jaringan pipa gas, jadi untuk upaya penutupan dan pengamanan kami serahkan ke Pemkot," ujar Kepala Divisi Distribusi Gas PGN Regional 2, Munari.
Karena semburan lumpur masih terus terjadi, banyak warga yang penasaran dan berdatangan untuk menyaksikan langsung. Untuk menghindari hal yang tak diinginkan, petugas dari Pemerintah Kota Surabaya memberi garis larangan masuk ke lokasi, dan mendapat pengamanan dari Satpol PP serta Linmas. Demikian seperti yang diberitakan pada program Liputan6, Rabu, 25 September 2019.
Kemudian, titik semburan lumpur di Kutisari pun bertambah menjadi dua. Pengemudi penghuni rumah, Imam Kambali, mengatakan pada hari pertama, Senin 23 September 2019, yang keluar masih berbentuk lumpur sehingga ditampung ke dalam karung. Namun, pada hari kedua Selasa, 24 September 2019, mulai keluar minyak sehingga ditampung dalam drum.
"Jadi, dari kemarin sampai hari ini sudah ada totalnya 11 drum," ujarnya.
Bagian keamanan PT Classic Prima Carpet Industries (CPCI), Ahmad Fauzi mengatakan sehari sebelumnya gelembung semburan hanya ada satu titik, tapi pada Rabu 25 September 2019 menjadi dua titik.
"Titik ini berbeda dengan titik yang kemarin," ujar Ahmad Fauzi.
Ahmad Fauzi juga menuturkan pihak Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya masih melakukan sejumlah tes untuk mengetahui zat limbah yang terkandung di dalam semburan lumpur dengan cara mengambil mengambil sampel semburan lumpur, dilansir dari Antara.
Untuk mengetes lumpur tersebut, lanjut dia, pihak ITS dan DLH menggunakan enviromental test meter atau alat untuk mengukur tingginya kadar gas SO2, NO, O3, CO, serta suhu. Alat tersebut terpasang di lokasi semburan gas untuk memantau kadar gas yang dikeluarkan semburan.
"Hasil tes belum dikeluarkan, belum ada solusi yang diberikan. Penyebabnya pun kami semua belum ada yang tahu, tapi memang daerah ini sudah beberapa kali ada kejadian semburan lumpur," kata Setiawan, suami Liswati, pemilik rumah.
Advertisement
Semburan Lumpur di Pamekasan
3. Semburan Lumpur Bercampur Gas di Kadur Pamekasan
Warga di Pamekasan, Madura, Jawa Timur pernah dihebohkan dengan munculnya semburan lumpur gas dari dalam sumur di pekarangan rumah warga bernama Sulaiman, warga Dusun Prempengan, Desa Kadur, Kecamatan Kadur, Pamekasan, Madura.
Pada awalnya, pemilik rumah ingin mengebor sumur guna mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, namun setelah dilakukan pengeboran sedalam 53 meter, tiba-tiba keluar suara gemuruh dan bau menyengat seperti gas dari sumur tersebut.
Sulaiman pun menghentikan pengeboran. Kemudian, Sulaiman mencoba menyulut korek api di lubang sumur, dan api langsung menyembur.
Kini semburan ditutup dengan memasang pipa paralon dan dialirkan ke sebelah rumah Sulaiman. Agar luapan lumpur tidak meluber ke halaman rumahnya. Peristiwa ini sontak menghebohkan warga lain yang ingin datang untuk melihat langsung.
Warga setempat khawatir, luapan lumpur ini bisa membesar, meluas dan membahayakan permukiman mereka, dengan melaporkan ke perangkat desa dan kepolisian. Kini lokasi semburan sudah dipasang garis polisi dari aparat Polsek setempat. Demikian seperti ditayangkan Fokus, 16 Desember 2019.
Semburan Gas di Gresik
4. Semburan Gas Bercampur Lumpur Muncul di Gresik
Tak hanya di Surabaya, semburan gas dan lumpur pun terjadi di Kabupaten Gresik. Gas bercampur dengan lumpur keluar dar sumur tua di kawasan pekebunan Desa Sekarkarung, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Seperti ditayangkan Fokus Indosiar, Senin, 23 September 2019, kendati ketinggiannya hanya setengah meter tetap membuat warga khawatir, terlebih, fenomena ini telah berulang kali terjadi. Mengingat, kawasan ini banyak memiliki sumur tua peninggalan Belanda.
Namun, Tim Pertamina ketika mendatangi lokasi memastikan bahwa semburan gas bercampur lumpur tersebut tergolong bertekanan rendah dan nantinya berhenti sendiri.
"Memang ada semburan gas, tetapi sekitar jarak 5 meter itu sudah mulai tidak terasa lagi, low explosive, levelnya sudah mulai nol ya," ucap Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa Nurwahidi.
Bupati Gresik Sambari Halim Radianto meminta warga agar tidak khawatir karena pihaknya akan menurunkan tim untuk membantu Pertamina.
Â
(Shafa Tasha Fadilla-Mahasiswa PNJ)
Advertisement