Dosen Unair Sebut Impor Terhambat Imbas Corona, Inflasi Masih Terjaga

Pmerintah melakukan tindakan mengurangi penyebab inflasi dengan mengendalikan asministered prices atau harga barang yang ditentukan oleh pemerintah.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 20 Feb 2020, 09:00 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2020, 09:00 WIB
BI Prediksi Inflasi Capai 0,42 Persen pada Januari 2020
Aktivitas jual beli beli di pasar kawasan Glodok, Jakarta, Selasa (28/1/2020). Bank Indonesia memproyeksikan terjadi inflasi di Januari 2020 bersumber dari beberapa komoditas pangan yang mengalami tekanan harga, di antaranya telur ayam akan berkontribusi juga ke inflasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Surabaya - Langkah pemerintah untuk menjaga harga pangan di tengah sejumlah faktor mulai dari Virus Corona dan ketersediaan barang dinilai cukup baik. Hal itu membuat inflasi hingga awal Februari masih aman. Bank Indonesia (BI) mencatat inflasi awal Februari 0,23 persen.

"Siklus inflasi nasional saat ini masih tergolong on the peak (puncak) dan masih tergolong aman untuk daya beli masyarakat,” ujar Dosen Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, Rossanto Dwi Handoyo, Rabu, 19 Februari 2020.

Rossanto mengungkapkan laju inflasi pada Januari berada di puncak yang disebabkan oleh kenaikan permintaan agregat baik di momen awal tahun baru maupun tahun baru Cina. Tercatat, inflasi Januari 2020 sebesar 0,39 persen.

Harga pangan strategis seperti cabai dan bawang putih mengalami kenaikan 10-30 persen. Ketersediaan barang pangan yang ada di masyarakat juga mengalami kendala.

Hal itu dapat dilihat pada beberapa komoditas pertanian yang masih berada pada masa tanam. Faktor tersebut merupakan salah satu alasan penyebab harga cabai naik dan memengaruhi laju inflasi.

Ketergantungan impor barang juga masih menjadi kendala harga yang ada di masyarakat. Bawang putih yang diproduksi dari dalam negeri saat ini masih tergolong belum mampu mencukupi kebutuhan domestik, bahkan 90 persen kebutuhannya diimpor dari China. Apalagi ditambah adanya kasus Corona yang menghambat impor.

"Wabah Corona yang ramai pada Januari menyebabkan impor bawang putih sedikit tersendat dan pembatasan supply juga memengaruhi harga di pasaran,” ujar dia.

Kendati demikian, Rossanto mengungkapkan tindakan yang dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi kenaikan harga cukup baik. Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dalam beberapa hal sering intervensi dengan operasi pasar. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Inflasi Cenderung Rendah

20161003-Pasar Tebet-Jakarta- Angga Yuniar
Pedagang merapikan barang dagangannya di Tebet, Jakarta, Senin (3/10). Secara umum, bahan makanan deflasi tapi ada kenaikan cabai merah sehingga peranannya mengalami inflasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Di sisi lain, pemerintah melakukan tindakan mengurangi penyebab inflasi dengan mengendalikan asministered prices atau harga barang yang ditentukan oleh pemerintah seperti penurunan harga pertamax, pertalite, dan penyesuaian tarif tol mampu mengantisipasi naiknya harga barang pokok.

Tidak hanya itu, BI yang berperan sebagai bank sentral juga tetap memberlakukan suku bunga tetap di lima persen. Tindakan tersebut juga dapat menjadi langkah antisipasi BI sebagai pemegang kebijakan moneter untuk menjaga nilai tukar rupiah dan daya beli masyarakat.

Rossanto juga menambahkan angka inflasi yang terjadi pada masa kepemimpinan Jokowi masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan era kepemimpinan sebelumnya.

Batasan inflasi mencapai 3 hingga 4 persen pada era Jokowi juga menjadi acuan kerja para kabinet dalam mengembangkan perekonomian nasional.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya