Dinkes Jawa Timur Minta Pemerintah Pusat Segera Sediakan Obat ARV yang Menipis

Kepala Dinkes Jawa Timur, dr.Herlin Ferliana menuturkan, pihaknya telah mengajukan obat ARV ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sejak awal Februari.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Mar 2020, 19:00 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2020, 19:00 WIB
(Foto: Dok Kemdikbud)
Gedung Grahadi (Foto: Dok Kemdikbud)

Liputan6.com, Jakarta - Dinas Kesehatan Jawa Timur (Jatim) menyebutkan ada dua jenis obat antiretroviral (ARV) atau obat ARV yang persediaannya menipis antara lain FDC dan Efavirens 600 mg.

Bahkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur pun membenarkan jika persediaan obat ARV bagi pengidap HIV di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo Surabaya dan RSUD Saiful Anwar Malang menipis.

Mengutip keterangan tertulis Dinas Kesehatan Jawa Timur, obat ARV ini digunakan untuk membantu pasien HIV mencegah munculnya AIDS, kematian, dan bisa kembali beraktivitas. Obat ARV dapat menekan jumlah virus di dalam darah sehingga kerusakan sistem kekebalan tubuh dihambat dan meningkatkan kualitas kesehatan pasien HIV.

Kepala Dinkes Jawa Timur, dr.Herlin Ferliana menuturkan, pihaknya telah mengajukan obat ARV ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sejak awal Februari. Saat ini, pihaknya memanfaatkan item obat yang masih ada agar pengobatan tidak terhenti.

"Memang di sejumlah rumah sakit obat ARV menipis. Pengadaan obat ARV ini menjadi kewenangan Kementerian Kesehatan (Kemenkes),” tutur Herlin, seperti dikutip dari Antara, Senin (9/3/2020).

Herlin menuturkan, pemanfaatkan obat ini penting karena pasien HIV baru di Jawa Timur ada 2019 sebanyak 9.981 orang dengan HIV-AIDS (ODHA), jumlah ini lebih banyak dari 2018 yaitu sebesar 8.930 ODHA. Total kumulatif penemuan mulai 1989-2019 sebanyak 70.482 ODHA atau 104 persen dari estimasi 67.658 ODHA.

"Untuk menangani pengidap HIV sebanyak itu, dibutuhkan obat ARV per bulan sebanyak 18.131 ODHA, senilai Rp 9 miliar," tutur Herlin.

Sementara itu, jenis obat lainnya, Tenofovir Disoproxyl Fumarate, Lamivudine, Nevirapine dan Duviral (Zidofudin, Lamifudin) dirasa cukup hingga enam bulan.

"Stok obat ARV jenis tertentu masih aman untuk enam bulan ke depan, stok obat ARV jenis FDC dan obat Efavirens sudah mulai menipis,” tutur dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Dinkes Jatim Mendorong Pusat Segera Adakan Obat ARV

Suntikan dan obat (iStock)
Ilustrasi steroid. (iStockphoto)

Dinkes Jawa Timur mendorong pusat untuk segera mengadakan obat ARV yang mulai menipis. Kemudian melayani lebih bijak dalam penggunaan regimen obat ARV, mengingat beberapa obat sudah mulai menipis.

"Kami selalu memantau obat ARV di instalasi farmasi. Mengingatkan pengelola program kabupaten/kota untuk memastikan kecukupan obat ARV di layanan perawatan dukungan pengobatan," tutur dia.

Herlin juga mengingatkan masyarakat agar terus menjaga diri dan keluarga. Berperilaku hidup bersih dan sehat, hindari perilaku berisiko HIV.

Apabila ada pengidap, perlu diketahui HIV bukan penyakit yang mematikan, obat tersedia di layanan kesehatan. "Segera berobat bila tes positif HIV dan segera menyampaikan pada pasangan," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya