Kisah Tim Medis COVID-19 di Kediri, Haru dan Lucu Jadi Satu

Ada penelepon yang mau menggelar resepsi pernikahan minta dibantu berpikir. Sudah terlanjur menyebar undangan, ayamnya sudah digoreng mau dipakai untuk hantaran, bahkan sudah di DP tempat.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Mar 2020, 06:00 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2020, 06:00 WIB
Foto Paramedis Tangani Corona COVID-19 Pakai Kantong Plastik Sampah Bikin Miris
Mesty Ariotedjo, selebritas dan dokter yang baru menyelesaikan program spesialis anak itu menagih janji pemerintahan Jokowi untuk menyediakan APD bagi paramedis yang menangani pasien COVID-19. (dok. Instagram @mestyarioetdjo/https://www.instagram.com/p/B96T5FQpr6z/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, telah membentuk Media Center Tanggap COVID-19 sejak Senin, 16 Maret 2020 dan selama beberapa hari banyak suka duka dari tim media center.

Kepala Sesi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Kediri, Jawa Timur, Erna Agustini menceritakan kisahnya menjadi petugas jaga media center. Ia menerima beberapa pertanyaan yang unik termasuk warga yang curhat tentang resepsi pernikahan.

"Ada penelepon yang mau menggelar resepsi pernikahan minta dibantu berpikir. Sudah terlanjur menyebar undangan, ayamnya sudah digoreng mau dipakai untuk hantaran, terus juga sudah di DP (memberikan uang muka) tempatnya," kata dia di Kediri, Jumat, 20 Maret 2020.

Erna melanjutkan, kami itu juga disuruh ikut memikirkan, itu yang lucu. Ada juga anak-anak yang ingin pulang ke sini (Kediri) tapi mau sembunyi-sembunyi mau masuk Kota Kediri karena khawatirnya kalau masuk Kota Kediri bakal dikarantina dua pekan, seperti itu, dilansir dari Antara.

Ia mengatakan, merespons beberapa pertanyaan tersebut, warga juga diberikan informasi dengan baik agar tidak melakukan kegiatan pengumpulan massa dan tidak melakukan mobilisasi selama 14 hari penanganan corona.

Namun, dari sekian banyak warga yang bertanya, lanjut dia, ada satu penanya yang sedikit membuat dirinya geram. Sebab, warga tersebut merasa paling tahu dan mengatakan jika corona sama seperti flu biasa.

"Si penelpon berkata corona ini seperti flu biasa, selama ini juga sakit flu biasa begitu. Dan menganggap berita yang heboh ini sesuatu yang biasa aja," katanya.

Padahal pihaknya sampai seperti ini, dia menganggap enteng. Ada yang marah-marah, kok Kota Kediri tenang-tenang saja ya. Ya sudah saya kirimi semua kegiatan sampai nanti mungkin telepon selulernya kalau di download jadi penuh.

"Saya berharap masyarakat Kota Kediri bekerjasama mengikuti imbauan Pak Wali (Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar)," kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Siap 24 Jam

Dokter
Dekan FKUI Ari Fahrial Syam menceritakan perjuangan melawan Corona COVID-19 bersama rekan-rekan tenaga medis. (Dok dr Ari Fahrial Syam)

Kepala Sesi Infrastruktur Jaringan Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Kediri Umi Nasrul Habibah yang juga mendapat giliran berjaga di Media Center Kota Kediri menjelaskan jika petugas selalu siap dihubungi 24 jam.

Ada beberapa warga yang bertanya tentang kebijakan pemkot, misalnya jika ada warga yang hendak mengadakan resepsi pernikahan dan kegiatan dianjurkan ditunda terlebih dahulu.

"Kami sesuai aturan pemerintah pusat dan juga dari Pemkot Kediri sebaiknya ditunda atau tidak mengadakan acara resepsi untuk pernikahan dahulu," kata dia.

Rizki, salah satu staf Dinas Komunikasi dan Informatika yang juga ikut bertugas mengatakan dirinya harus berjaga. Biasanya, saat akhir pekan menghabiskan waktu dengan teman-temannya untuk memancing bersama, namun karena mendapatkan tugas akhirnya hal itu diurungkan.

"Alhamdulillah untuk suka dukanya, kalau biasanya saya akhir pekan pergi memancing bersama temen-temen, ya sekarang dimaklumi, ditunda dahulu. Ini juga acara kemanusiaan. Selain itu, kalau mau memancing ya tempatnya sudah di tutup semua," kata Rizki.

Dalam setiap shift yang berjaga di media center, tenaga medis yang ada di Kota Kediri juga dilibatkan. Salah satunya adalah dr. Kamal dari Rumah Sakit Baptis Kot Kediri.

Sebagai bagian dari media center, ia merasa senang bisa mengetahui informasi hal-hal nonmedis yang sudah dilakukan Pemerintah Kota Kediri dalam masa penanganan persebaran virus corona.

 

Harapan Tim Medis

Rumah Sakit Palang Merah di Wuhan
Dokter melihat layar saat memeriksa pasien yang terinfeksi virus corona COVID-19 di rumah sakit Palang Merah di Wuhan, 16 Februari 2020. Virus corona baru, Covid-19, telah mewabah hingga ke lebih dari 60 negara dimana dari kasus-kasus infeksi, ada lebih dari 3.000 kematian yang terjadi. (STR/AFP)

Seperti penutupan tempat hiburan, penyemprotan disinfektan di berbagai titik fasilitas umum hingga aturan pemerintah tentang kegiatan masyarakat dalam masa penanganan corona ini.

"Di sini saya juga jadi tahu beberapa hal di luar dunia medis seperti tidak bisa menggelar acara pernikahan dan juga hal-hal yang lainnya," kata dr Kamal.

Ia juga memberikan beberapa saran kepada masyarakat Kota Kediri mengenai virus corona. Masyarakat diimbau untuk mengurangi aktivitas di luar rumah, mengurangi kontak dengan orang lain, minum vitamin, istirahat yang cukup agar sistem imun tetap dalam kondisi baik.

Harapannya dalam 14 hari ke depan Kota Kediri tidak ada masyarakat yang terinfeksi virus corona dan semuanya bisa selesai dalam waktu dekat.

Semua kegiatan yang dilakukan setiap petugas jaga juga dilakukan dengan tidak jauh dari media center. Kegiatan rutin seperti beribadah, makan hingga kebutuhan ke kamar mandi dilakukan tidak jauh dari media center dan bergantian.

Hal ini dilakukan agar media center di Kota Kediri selalu sigap dalam memberikan layanan informasi kepada seluruh masyarakat Kota Kediri maupun luar Kota Kediri yang menghubungi media center.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya