Mengenal Gereja Tua di Surabaya, GKI Pregolan Bunder

Selain Gereja Kepanjen, di Surabaya ada juga salah satu gereja tua bernama GKI Pregolan Bunder Surabaya.

oleh Agustina Melani diperbarui 11 Apr 2020, 21:39 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2020, 06:00 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Jalan MERR IIC Surabaya, Jawa Timur. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Umat kristiani merayakan Jumat Agung pada 10 April 2020. Perayaan Jumat Agung kali ini mungkin berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.Bila ibadah Jumat Agung biasanya dilakukan di gereja, maka saat ini di rumah saja.

Situasi perkembangan kasus Corona COVID-19 di Indonesia membuat ibadah Jumat Agung diadakan lewat streaming. Ini juga sesuai anjuran pemerintah untuk bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan ibadah dari rumah. Anjuran ini sebagai salah satu cara untuk memutus rantai penyebaran COVID-19.

Bicara soal gereja, Liputan6.com kali ini membahas mengenai salah satu gereja tertua di Surabaya, Jawa Timur. Surabaya memiliki sejumlah bangunan peninggalan Belanda yang bertahan hingga kini. Bangunan sejarah peninggalan Belanda mulai dari hotel, balai kota, dan bangunan yang kini berubah menjadi museum seperti De Javasche Bank.

Tak hanya itu, ada juga tempat ibadah yang bertahan hingga sekarang. Salah satunya Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Mara atau lebih dikenal dengan Gereja Kepanjen. Gereja ini dikenal sebagai salah satu gereja tua di Surabaya. Gereja ini dibangun pada 1899 dan sempat dialihfungsikan menjadi rumah sakit untuk menanggulangi kolera.

Selain Gereja Kepanjen, di Kota Pahlawan ada juga gereja tua. Gereja itu dikenal Gereja Kristen Indonesia (GKI) Pregolan Bunder Surabaya. Bangunan GKI Pregolan Bunder ini termasuk salah satu dari cagar budaya di Surabaya yang terletak di Jalan Pregolan Bunder Nomor 34 di Tegalsari, Surabaya. Bangunan peninggalan Belanda ini dibangun pada 1918. Pembangunan gereja dalam waktu tiga tahun, dan selesai  pada 1921.

Dosen Sejarah FIB dari Universitas Airlangga, Adrian Perkasa menuturkan, gaya arsitektur GKI Pregolan Bunder terasa kuat gaya kolonialnya. Gaya arsitekturnya sama dengan bangunan kolonial yang berkembang di Surabaya sekitar 1880-1920.

Mengutip laman gki-pregolan, mulanya gereja ini bernama Gereja Gereformeerd Surabaya (GGS). Gereja ini dibentuk 11 September 1881 yang dikukuhkan resmi oleh organisasi bernama de Christeijke Gereformeerde Kerk.

Selain itu, mengutip dari penelitian representasi spritualitas Kristen pada arsitektur GKI Pregolan Bunder Surabaya karya Trifena Wijaya, gereja ini diinisiasi oleh Pendeta Abraham Delfos, seorang misionaris dari Belanda.

GGS baru memperoleh status badan hukum berdasarkan Staatblad pada 9 April 1893 Nomor 100. Selanjutnya diterima sebagai anggota dalam lingkungan gereja-gereja Gereformeerd di Belanda pada 1896. Gereja ini kemudian menjadi klasis oravenhage berdasarkan ketetapan sidang generade sinode di Belanda pada 1899. Lalu masuk dalam klasis Java pada 1913.

Gereja ini pun masuk klasis Batavia (Jakarta) dengan anggota Jakarta, Surabaya, dan Bandung pada 1920. Lalu menggabungkan diri dengan Sinode GKI Jatim pada November 1960. Baru nama gereja diseragamkan menjadi GKI Pregolan Bunder Surabaya pada 11 September 1987.

GKI Pregolan Bunder ini juga menjadi perintis GKI di Surabaya dan sekitarnya antara lain GKI Darmo Satelit, GKI Manyar, GKI Merisi dan GKI Gresik.

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya