Situbondo Dikepung DBD di Tengah Pandemi Corona

Berkembangnya jentik nyamuk penyebab DBD di Situbondo karena curah hujan yang tidak menentu

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Apr 2020, 18:45 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2020, 18:45 WIB
FOTO: Membasmi Nyamuk Demam Berdarah Dengue
Petugas melakukan pengasapan atau fogging untuk membasmi nyamuk demam berdarah dengue (DBD) di perumahan warga di Jakarta, Sabtu (11/4/2020). Fogging dilakukan sebagai langkah pengendalian vektor nyamuk DBD. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Surabaya Jumlah pengidap demam berdarah dengue (DBD) di Situbondo Jatim mencapai 75 orang. Jumlah ini diperkirakan akan bertambah karena curah hujan tidak teratur.

"Berkembangnya jentik nyamuk penyebab DBD di Situbondo karena curah hujan yang tidak menentu, kadang hari ini hujan, besok panas, sehingga memicu perkembangan jentik lebih cepat," ujar Abu Bakar Abdi, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Situbondo, seperti yang dikutip dari Antara, Rabu (22/4/2020).

Ia memaparkan berdasarkan peta sebaran DBD di Situbondo sejak awal Januari sampai 21 April 2020, pengidap DBD hampir merata di 17 kecamatan. Hanya ada tiga kecamatan yang masih bebas kasus DBD saat ini, yaitu, Kendit, Widoropayung, dan Mangaran.

Abu Bakar meminta masyarakat tidak menyepelekan DBD di tengah pandemi Corona dan tetap waspada.

Petugas kesehatan di seluruh puskesmas juga terus melakukan Gerakan Situbondo Bebas Jentik (Gesit Batik), dengan menyosialisasikan kembali penerapan tiga plus untuk membunuh siklus hidup nyamuk penyebab DBD.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya