Khofifah: Tanpa Buruh, Gerak Roda Ekonomi dan Pembangunan akan Mandek

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa juga berharap buruh terutama di Jawa Timur diberi kesabaran meski pada 2020 diselimuti keprihatinan mendalam.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Mei 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2020, 21:00 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengucapkan selamat Hari Buruh Internasional pada 1 Mei 2020. Ia berharap buruh tetap produktif dan semangat bekerja di tengah situasi darurat COVID-19.

Ia menyampaikan hal itu lewat akun instagram resminya @khofifah.ip, Jumat (1/5/2020).  Khofifah menulis, buruh merupakan salah satu komponen penting dalam pembangunan republik ini. “Tanpa mereka, otomatis gerak roda ekonomi dan pembangunan akan mandek,” tulis dia.

Khofifah pun mengucapkan selamat Hari Buruh Internasional 1 Mei 2020. Diharapkan buruh tetap produktif dan semangat bekerja di tengah situasi darurat COVID-19. “Semoga Allah SWT memberikan keberkahan, kesehatan, kebahagiaan, ketentraman dan kesejahteraan, Amin,” tulis dia.

Mengutip Antara, Khofifah juga berharap buruh terutama di Jawa Timur diberi kesabaran meski pada 2020 diselimuti keprihatinan mendalam. Situasi darurat COVID-19, kata Khofifah, mengakibatkan tidak sedikit pelaku usaha yang merugi dan gulung tikar sehingga berimbas pada buruh.

Dia menuturkan, tak ada yang menginginkan ini terjadi, sebab semua di luar kuasa sebagai manusia yang tak hanya berimbas pada buruh, tapi termasuk pelaku usaha.

Berdasarkan catatan Pemprov Jatim, jumlah pekerja yang dirumahkan mencapai 32.365 orang dari 555 perusahaan, dengan sebagian besar melanda sektor perhotelan serta pariwisata.

Selain itu, kata Khofifah Indar Parawansa, pandemik COVID-19 juga berdampak terhadap sektor-sektor lain yang menyebabkan terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK), yang hingga akhir April 2020 tercatat 5.348 pekerja dari 210 perusahaan di Jatim. Tidak hanya itu, para pekerja migran Indonesia asal Jatim juga ikut terimbas dampak COVID-19 ini, yakni total ada 1.895 orang yang pulang akibat habis masa kontrak.

Data lainnya, sebanyak 386 orang lainnya dipulangkan paksa atau dideportasi dari negara tujuan pekerja, kemudian juga menyebabkan 4.801 calon pekerja migran yang seharusnya berangkat ke luar negeri untuk bekerja, tetapi negara penerima menolak kehadiran mereka.

"Ini tahun yang berat dan tidak banyak yang bisa dilakukan. Sekali lagi, saya meminta para buruh untuk bersabar dan menunggu hingga situasi kembali normal," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Minta Pengusaha Jalankan Aktivitas Sesuai Protokol Kesehatan

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Khofifah mengatakan pemerintah pusat dan Pemprov Jatim sedang berupaya maksimal mengatasi persoalan ini, salah satunya dengan meluncurkan kartu prakerja sebagai jaring pengaman sosial.

"Dukungan yang diberikan Pemprov Jatim berupa pendirian help desk mempermudah akses pekerja terhadap kartu prakerja," kata dia.

Sementara itu, pada peringatan Hari Buruh kali ini, Khofifah mendorong kepada para pengusaha yang masih menjalankan aktivitas produksi untuk tetap melindungi pekerja sesuai protokol kesehatan, meliburkan pekerja atau bekerja dari rumah. Orang nomor satu di Pemprov Jatim itu berharap ketika wabah mereda, pelaku usaha dapat bangkit dan memanggil para pekerjanya kembali.

"Kepada komponen pekerja, pengusaha, hingga Apindo, diharapkan selalu bekerja sama dan tetap berdoa agar badai COVID-19 ini segera berlalu dan ekonomi dapat pulih," tutur dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya