Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur melaporkan Jawa Timur alami deflasi sebesar 0,12 persen pada April 2020.
Dari delapan kota IHK di Jawa Timur, empat kota alami inflasi dan sisanya alami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Banyuwangi sebesar 0,24 persen. Sedangkan deflasi terjadi terjadi di Madiun sebesar 0,19 persen.
Di wilayah lain, Sumenep catatkan inflasi 0,15 persen, Kediri sebesar 0,08 persen, dan Probolinggo sebesar 0,05 persen. Sedangkan kota yang alami deflasi yaitu Madiun sebesar 0,19 persen, Surabaya sebesar 0,16 persen, Jember sebesar 0,13 persen dan Malang sebesar 0,12 persen.
Advertisement
Baca Juga
Tingkat inflasi tahun kalender April 2020 sebesar 0,68 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (April 2020 terhadap April 2019) sebesar 1,83 persen. Demikian mengutip laman BPS Jawa Timur, Senin (4/5/2020).
Deflasi terjadi seiring penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks kelompok pengeluaran antara lain kelompok makanan, minuman, tembakau sebesar 0,52 persen dan kelompok transportasi sebesar 1,02.
Kelompok yang alami inflasi antara lain kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,04 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,06 persen, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,04 persen.
Sementara itu, kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran sebesar 0,7 persen, dan kelompok perawatan pribadi serta jasa lainnya sebesar 1,73 persen.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Komoditas yang Alami Penurunan Harga
Sejumlah komoditas yang alami penurunan harga pada April 2020 antara lain angkutan udara, daging ayam ras, cabai merah, bawang putih, telur ayam ras, cabai rawit, melon, beras, kentang dan ikan mujair.
Komoditas daging ayam ras, cabai merah, bawang putih, dan telur ayam ras menjadi penyumbang terjadinya deflasi di semua kota IHK di Jawa Timur. Sedangkan cabai rawit menjadi penyumbang utama terjadinya deflasi di hampir semua kota IHK di Jawa Timur kecuali di Banyuwangi, Malang dan Probolinggo. Komoditas angkutan udara menjadi penyumbang utama terjadinya deflasi di Jember, Banyuwangi, Malang dan Surabaya.
Pada April 2020, dari 11 kelompok pengeluaran, dua kelompok memberikan andil sumbangan deflasi, dua kelompok memberikan andil atau sumbangan inflasi dan tujuh kelompok tidak mengalami perubahan.
Kelompok makanan, minuman dan tembakau memberikan sumbangan deflasi 0,12 persen, dan kelompok transportasi sebesar 0,14 persen. Sedangkan kelompok yang memberikan andil atau sumbangan inflasi yaitu kelompok penyedia makanan/minuman atau restora sebesar 0,01 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,12 persen.
Pada April 2020, kelompok kesehatan mengalami inflasi 0,06 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 102,84 pada Maret 2020 menjadi 102,90 pada April 2020.
Dari empat subkelompok pada kelompok ini antara lain dua subkelompok mengalami inflasi, satu subkelompok mengalami deflasi, dan satu subkelompok tidak mengalami perubahan. Subkelompok yang mengalami inflasi antara lain subkelompok obat-obatan dan produk kesehatan sebesar 0,15 persen dan subkelompok jasa rawat jalan sebesar 0,03 persen.
Subkelompok yang alami deflasi yaitu subkelompok jasa kesehatan lainnya sebesar 0,12 persen. Sedangkan subkelompok jasa rawat inap tidak berubah.
Advertisement