Pemkab Situbondo Tak Menutup Pusat Perbelanjaan

Pemilik pusat perbelanjaan harus tetap menerapkan protokol kesehatan, yakni mewajibkan pengunjung menggunakan masker, menyediakan tempat cuci tangan, dan menjaga jarak aman.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Mei 2020, 05:00 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2020, 05:00 WIB
Ilustrasi supermarket (iStock)
Ilustrasi supermarket (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Bupati Situbondo, Jawa Timur, Dadang Wigiarto menyatakan bahwa pemerintah daerah belum ada rencana mengeluarkan kebijakan penutupan pusat perbelanjaan dan memberi toleransi selama pengelola menerapkan protokol kesehatan corona virus disease 19 atau COVID-19.

"Pemilik pusat perbelanjaan harus tetap menerapkan protokol kesehatan, yakni mewajibkan pengunjung menggunakan masker, menyediakan tempat cuci tangan, dan menjaga jarak aman," kata Bupati Dadang di Situbondo, Jawa Timur, Rabu, 13 Mei 2020.

Menjelang Lebaran 2020 saat ini, banyak warga yang membutuhkan kebutuhan sekunder, sehingga kebijakan pemerintah hingga saat ini tidak sampai mematikan sentra-sentra ekonomi, dilansir dari Antara.

Menurut bupati, jika tempat-tempat perbelanjaan sudah menerapkan protokol kesehatan COVID-19 secara ketat, tidak ada alasan bagi pemerintah daerah untuk menutup tempat perbelanjaan.

"Daerah tidak akan membuat rencana baru, kalau belum ada keputusan nasional. Karena kalau menutup tempat-tempat perbelanjaan, tentunya aktivitas ekonomi mati," ujarnya di Situbondo, Jawa Timur.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Tes Cepat di Pusat Perbelanjaan

Pekerja Supermarket Ini Pasang Pembatas Plastik
Kasir supermarket menunggu pelanggan di balik tirai plastik darurat di Buenos Aires, Argentina pada 16 Maret 2020. Kasir supermarket tersebut memakai pembatas plastik untuk membuat sekat dengan pembeli guna mencegah penyebaran virus corona Covid-19. (AP/Natacha Pisarenko)

Bupati Dadang menambahkan, dalam waktu dekat, Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Situbondo berencana melakukan pemeriksaan tes cepat terhadap pengunjung di pusat perbelanjaan.

Pemeriksaan itu bertujuan mendeteksi warga yang tanpa gejala terinfeksi virus corona, termasuk mereka yang tidak patuh dalam menjalankan isolasi mandiri di rumahnya.

"Utamanya untuk menjaring orang-orang yang tanpa gejala, karena orang tanpa gejala itu sulit terdeteksi," ucapnya.

Dengan melakukan tes cepat terhadap pengunjung pusat perbelanjaan, diharapkan bisa meningkatkan kewaspadaan masyarakat, karena hasil tes cepat itu akan diumumkan ke publik.

"Hasil tes cepat akan kami umumkan ke publik agar masyarakat berpikir seribu kali untuk melakukan aktivitas di luar rumah," ucap bupati.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya