Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengaku, pihaknya telah menggelontorkan bantuan senilai Rp 161,6 miliar berupa sembako, dapur umum, alat pelindung diri (APD), untuk mensukseskan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Surabaya Raya.Â
"Itu total secara kumulatif untuk Surabaya Raya sampai hari ini Rp 161,6 miliar. Itu tidak termasuk layanan kesehatan, untuk tiga rumah sakit (RS) milik Pemprov Jatim, RSUD Dr Soetomo, RS Jiwa Menur, dan RS Haji Sukolilo," ujar dia dalam konferensi pers live streaming di Gedung Negara Grahadi Surabaya, ditulis, Senin (18/5/2020).
Dari Rp 161,6 miliar itu, lanjut Khofifah, Surabaya mendapat bantuan terbanyak di banding Sidoarjo dan Gresik. Misalnya bantuan APD untuk RS rujukan COVID-19 di Surabaya total Rp 31,9 miliar.
Advertisement
"Ini yang disupport oleh Pemprov yang sebagian besar dari donatur, berupa hazmat, masker, sarung tangan, cover sepatu," ucap Khofifah.Â
Baca Juga
Kemudian untuk bantuan sembako yang berisi gula, beras, minyak goreng dan lainnya sejumlah 13.329 paket sembako dengan nilai Rp 2,37 miliar. Ini untuk sembako yang dibagikan secara parsial, untuk kelompok yang sudah mengkonfirmasi membutuhkan dukungan.
Sementara untuk dapur umum, total bantuan yang diberikan Pemprov Jatim kepada Surabaya Raya senilai Rp 1,354 miliar. "Di Gresik mendapat Rp 248,4 juta yang dapur umumnya difokuskan di Makodim Gresik. Di Surabaya senilai Rp 774 juta di lima titik dapur umum. Di Sidoarjo Rp 331 juta di satu titik (Mapolres Sidoarjo)," ucapnya.Â
Selain itu, Khofifah menyebut Pemprov Jatim juga memberdayakan 20 pedagang kaki lima (PKL), di setiap dapur umum yang diminta untuk menyiapkan 50 nasi bungkus saat buka puasa dan 50 saat sahur.Â
"Yang sudah disupport oleh Pemprov Jatim melalui PKL total sudah 15 ribu bungkus untuk Surabaya saja. Kalau di total dengan gresik dan Sidoarjo ada 18.500 ribu bungkus. Jika dirupiahkan untuk PKL senilai Rp 227,5 juta," ujar Khofifah.Â
Saksikan Video di Bawah Ini
Bantuan JPS untuk Warga Terdampak COVID-19
Selanjutnya bantuan Jaring Pengaman Sosial (JPS) untuk warga terdampak COVID-19 di Surabaya Raya senilai Rp 38,69 miliar. Untuk Gresik ada 3.448 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan nilai total Rp 1,03 Miliar, lalu di Sidoarjo ada 6.773 KPM dengan nilai Rp 2 miliar, dan Surabaya ada 118.758 KPM setara Rp 35,6 miliar.
"Ini adalah suplemen BPNT berdasarkan KPM yang berbasis kelurahan. Surabaya dapat porsi sangat besar, karena semua daerah Surabaya berbasis kelurahan. Sementara Sidoarjo dan Gresik hanya kecamatan kota yang berbasis kelurahan, dan setiap KPM mendapatkan top up Rp 100 ribu per bulan selama tiga bulan," ucap Khofifah.Â
Selain BPNT berbasis kelurahan, Pemprov Jatim juga memberikan bansos yang distribusinya diserahkan ke masing-masing pemerintah kabupaten/kota. Karena pemerintah daerah yang paling paham, tentang siapa saja warganya yang berhak dan layak mendapat bansos.Â
"Asumsinya siapa saja yang terdampak covid-19 yang belum tersisir bansos, JPS dan bantuan lainnya yang paling tahu adalah bupati maupun wali kota," ujar Khofifah.Â
Untuk bansos yang ini, Kabupaten Gresik ada 35 ribu KPM, lalu Surabaya 45 ribu KPM, dan Sidoarjo 65 ribu KPM. Semua KPM akan mendapatkan bantuan sebesar Rp200 ribu per bulan selama tiga bulan. Total Bansos untuk Surabaya Gresik, dan Sidoarjo sebesar Rp 87 miliar untuk 145 ribu KPM di Surabaya Raya.
"Secara kumulatif bantuan dari Pemprov Jatim ke Kota Surabaya adalah sebesar Rp 89,875 miliar. Lalu Sidoarjo total Rp 46,9 miliar dan Gresik total Rp 23,9 miliar," ucap Khofifah.Â
Â
Advertisement