Risma Usul PSBB Surabaya Tak Diperpanjang, Protokol Kesehatan Diperketat

Wali Kota Surabaya Risma menuturkan, kondisi saat ini sangat berdampak pada masalah ekonomi warga yang harus bisa mencari makan.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 08 Jun 2020, 07:46 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2020, 17:52 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini  (Risma) mengaku akan mengusulkan untuk tidak memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Usulan itu akan disampaikan dalam rapat yang akan digelar di Gedung Negara Grahadi, Minggu 7 Juni 2020.

Menurut Risma, ini sangat berdampak pada masalah ekonomi warga yang harus bisa mencari makan. Selain itu, tren kesembuhan pasien COVID-19 di Surabaya terus merangkak naik dari hari ke hari.

"Mudah-mudahan usulan saya diterima. Kita tidak lakukan itu (perpanjangan PSBB), tapi protokol kesehatannya harus diperketat. Jadi, protokol itu harus dijalankan, karena ini menyangkut masalah ekonomi warga juga, jangan sampai kemudian dia tidak bekerja dan tidak bisa mencari makan,” ujar Risma, Minggu (7/6/2020). 

Presiden UCLG ASPAC ini mengaku yang paling dikhawatirkan adalah para pegawai hotel, restoran, mal, dan berbagai pegawai lainnya yang terdampak PSBB ini. Apabila kondisinya terus turun seperti ini, bukan tidak mungkin para pegawainya itu diberhentikan.

"Tidak mungkin membayar orang tapi nganggur, sedangkan hotel, restoran, mal dan toko-toko itu tidak ada income,” kata dia.

Oleh karena itu, meskipun nanti PSBB itu dilonggarkan, tapi protokol kesehatannya harus terus diperketat. Termasuk di hotel, restoran, mal, warung dan berbagai bidang lainnya.

"Bahkan, nanti kita juga atur pembayarannya, cara menggunakan uang dan cara menerima uangnya itu,” kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Upayakan Rapid Test Massal

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Di samping itu, Risma juga mengaku masih terus mengupayakan untuk menggelar rapid test massal, khusus bagi pegawai mal dan SPG-nya, pegawai minimarker, supermarket, dan pegawai toko-toko yang ada di Surabaya. 

Sehingga, apabila nanti kembali ke kondisi normal atau new normal seperti yang disampaikan Presiden Jokowi, maka warga yang akan membeli itu tidak khawatir lagi, dan yakin bahwa pegawai mal dan toko itu sehat semuanya.

"Mudah-mudahan nanti kami punya alat rapid testnya. Nanti kita akan prioritaskan mereka-mereka ini. Jadi, kita tahu positioningnya, sehingga para pengunjung itu akan merasa aman, termasuk cleaning service, satpam dan pegawai lainnya, akhirnya tidak ada kekhawatiran di antara mereka dan perekonomian tetap jalan," pungkasnya. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya