Menyiapkan Pondok Pesantren Tangguh di Jawa Timur

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyampaikan, 21 persen total pesantren di Indonesia ada di Jawa Timur.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 11 Jun 2020, 02:30 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2020, 02:30 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Penyiapan pesantren tangguh menghadapi era new normal di tengah pandemi COVID-19 jelang kembalinya para santri terus dilakukan di Jawa Timur. 

Kini sudah cukup banyak  pesantren di  kabupaten/ kota   di Jawa Timur yang sudah disiapkan sebagai pesantren tangguh bersama TNI- Polri dan juga pemerintah provinsi. 

Diawali  Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Pondok Pesantren Al Falah Ploso Kediri, Pondok Pesantren Darussalam Gontor,  Pondok Pesantren Darul Ulum Garsempal Omben Sampang, Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang,  juga Pondok Pesantren Al - Falah Jeblog Talun Blitar dan sebagainya. 

Akan tetapi, peran dan inisiatif pondok pesantrenlah yang paling menentukan percepatan berdirinya pesantren tangguh ini.

Pondok pesantren tersebut telah menyiapkan kondisi pesantren aman dari penyebaran COVID-19. Mulai dari kebersihan, penyiapan layanan kesehatan, penerapan protokol kesehatan, hingga protokol kegiatan belajar mengajar di pesantren selama masa pandemi. 

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyampaikan, 21 persen total pesantren di Indonesia ada di Jawa Timur. Satu pesantren ada yang santrinya mencapai puluhan ribu. Sebut saja Pesantren Lirboyo, jumlah santrinya mencapai 28 ribu. 

Pesantren Gontor juga puluhan ribu santrinya.  Jelang kembalinya santri belajar di pesantren, maka sangat penting dilakukan penyiapan protokol kesehatan, apakah disebut  Pesantren Tangguh atau yang lainnya.

"Di masa pandemi seperti ini, yang penularan virusnya sangat cepat dan  terjadi dalam bentuk droplet atau percikan   yang vaksinnya hingga sekarang belum ditemukan, maka pencegahan yang paling efektif adalah kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan," ujarnya, Rabu, 10 Juni 2020.

"Maka kami terus mendorong pesantren-pesantren di Jatim untuk disiapkan protokol kesehatan yang baik yang secara umum kami sebut  sebagai pesantren tangguh," ia menambahkan. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Siapkan Pesantren Tangguh

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Dalam penyiapan pesantren tangguh ini, Khofifah bahkan berkesempatan sowan langsung pada pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, dan Pondok Pesantren Al Falah Ploso Kediri bersama Kapolda Jatim Irjen Pol Fadil Imran dan juga Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Widodo Iryansyah, pada akhir pekan lalu Sabtu (6/6/2020). 

Lebih lanjut mantan Menteri Sosial RI ini mendukung digagasnya Pondok Pesantren Tangguh di berbagai Pondok Pesantren. Ia berharap agar pondok pesantren benar-benar aman dari penyebaran virus covid-19. Selanjutnya dapat mencegah penyakit menular lainnya.

"Kami berharap makin hari  makin banyak  pesantren yang  akan menjadi role model pesantren tangguh terutama di tengah pandemi covid-19. Namun, kami ingin model Pesantren Tangguh ini nantinya  berkelanjutan," kata Khofifah. 

Oleh karena itu, ada tiga item penerapan wajib di Pesantren Tangguh. Yang pertama adalah Pesantren Sehat. Pesantren diharapkan mulai akrab dan tegas dalam menerapkan protokol kesehatan. Mulai dari menggunakan masker, dan juga menyediakan hand sanitizer atau tempat cuci tangan menggunakan air mengalir dan dengan sabun. 

Kemudian kedua adalah pesantren bersih. Yaitu pesantren mengupayakan santrinya untuk terbiasa mencuci tangan  dengan air mengalir dan memperbanyak akses cuci tangan dan sanitasinya terus ditingkatkan. 

"Dan yang ketiga adalah pesantren TOPP. Ini akronim dari tanaman obat pondok pesantren. Jadi kami ingin agar pengembangan tanaman obat juga dilakukan lebih masif di pesantren untuk mewujudkan ketahanan pengobatan tradisional di lingkup pesanteen," ucap wanita yang juga mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan ini. 

Dengan tiga item ini ditegakkan di Pesantren Tangguh, diharapkan juga bisa diterapkan di pondok pesantren lain di Jatim bahkan juga kalau bisa menjadi inspirasi bagi pesantren di provinsi yang lain.

Sebagai dukungan penerapan new normal di lingkungan pesantren Khofifah sudah menyiapkan bantuan guna mendukung  pesantren tangguh untuk bisa menegakkan protokol kesehatan. 

 

Bantuan APD

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Khofifah akan memberikan bantuan alat perlindungan diri (APD) ke setiap poskestren di Jawa Timur dengan total 34.650 buah. Bantuan APD itu untuk 1.286 pondok yang di dalamnya terdapat poskestren.

Selain itu, Pemprov Jatim juga akan membagikan vitamin C pada santri dengan total bantuan sebanyak 92.836 blister. Dan juga untuk untuk ustadz dan ustadzah sebanyak 52.759 blister.

Masker juga menjadi item yang juga akan didistribusikan pada pondok pesantren yang siap untuk menyambut santrinya untuk memulai kegiatan belajar dan mengaji.

Total bantuan masker yang akan disalurkan ke pondok pesantren ada sebanyak 464.182 buah untuk santri dan juga sebanyak 52.759 buah untuk ustadz dan ustadzah. 

Selain itu bantuan berupa tempat cuci tangan sebanyak 18.564 buah juga akan didistribusikan ke pondok pesantren. Juga sebanyak 981.122 botol hand sanitizers untuk santri dan ustadz ustadzah yang ada di pesantren-pesantren di Jawa Timur.

Agar pondok pesantren bisa selalu terjaga untuk kebersihannya dari virus, Pemprov Jatim juga akan menyebar sprayer dan desinfektan yang penyemprotannya diharapkan akan dilakukan oleh warga sekitar melalui program cash for work. 

Para ustadz dan ustadzah juga disiapkan bantuan sembako. Mereka adalah ustadz dan ustadzah yang bermukim. Total ada sebanyak 44.845 orang ustadz dan ustadzah yang akan mendapat bantuan sembako.

"Bantuan ini kami rencanakan untuk mendukung penegakan protokol kesehatan. Agar setiap pesantren bisa melakukan persiapan untuk dimulainya proses belajar mengajar di pesantren,” kata Khofifah.

Dengan begitu Khofifah berharap kegiatan belajar mengajar santri di pesantren bisa tetap terjaga dan aman dari penyebaran pandemi COVID-19.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya