Polrestabes Surabaya Tangani Kasus Dugaan Perkelahian Ojol dengan Debt Collector

Polrestabes Surabaya telah menerima laporan kasus dugaan perkelahian dari korban atau pihak ojol.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 19 Jun 2020, 19:00 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2020, 19:00 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Kamera CCTV yang dipasang di sejumlah persimpangan jalan di Surabaya, Jawa Timur. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Polrestabes Surabaya menangani kasus dugaan perkelahian antara driver Ojek Online (ojol) dengan debt collector yang terjadi di Jalan Taman AIS Nasution, Genteng, Surabaya, Kamis 18 Juni 2020.

Penanganan kasus tersebut disampaikan Kanit Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya Iptu Arief Rizky Wicaksana. Dia mengatakan, pihaknya telah menerima laporan kasus itu dari korban atau pihak ojol. 

"Benarkan ada yang melapor dan saat ini masih kami tanggani. Korban hari ini kami minta keterangan karena kemarin korban masih dirawat di rumah sakit, karena masih luka," ujar Arief, Jumat (19/6/2020). 

Dia juga membenarkan jika konflik tersebut melibatkan dua kubu antara ojol dan debt collector. Namun, untuk yang melapor adalah pihak ojol karena mengalami luka diduga karena dianiaya saat kejadian. Pihaknya mengaku belum mengetahui apakah korban ini yang bermasalah dalam pembayaran atau bukan. 

"Ini masih kami mintai keterangan. Untuk apakah korban dari lima orang yang meminta relaksasi kredit atau bukan, belum bisa dipastikan. Begitu juga dengan penyebab konflik ini, " ucap Arief. 

Sementara itu, Humas driver Bamboe Runcing, David Walalangi menuturkan, insiten itu terjadi ketika pihak pengemudi ojek online mendatangi sebuah kantor leasing pada Kamis, 18 Juni 2020. Pengemudi ojek online menanyakan proses relaksasi selama pandemi COVID-19. Menurut David, ada sejumlah leasing yang belum berikan relaksasi.

"Awal kejadian teman-teman datang ke lokasi, pertanyakan restrukturisasi kredit cicilan karena ada delapan leasing yang sudah sepakat, dan ada belum. Teman-teman ke situ, saat di sana bilang kalau AO rapat di Jakarta, dan siapkan data-data. Kemudian debt collector tambah banyak datang, lagi kumpul, terjadi penyerangan, driver online tidak terpancing. Akan tetapi itu seperti ada provokasi, mukul, dan rangkul,” kata dia, saat dihubungi Liputan6.com.

David menuturkan, kejadian tersebut pun hingga ke jalan dan mendekati monumen di tengah kota Surabaya. Akibat kejadian itu, menurut David, ada tiga rekannya yang dirawat di RS Adi Husada. David pun menyayangkan masih ada debt collector masih ada saat pandemi COVID-19. 

"Disayangkan bambu runcing, debt collector masih ada padahal menurut perintah presiden Jokowi ditegaskan debt collector tak ada. Pada saat rapat dengan DPRD Surabaya itu dijelaskan mengenai debt collector dengan bambu runcing. Pertemuan bambu runcing, APPI dengan OJK 22 April sudah dijelaskan mengenai debt collector. Si depan masyarakat Surabaya dan driver online, debt collector itu masih ada," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Selanjutnya

Sebelumnya beredar sebuah video di media sosial yang merekam ada keributan yang diduga terjadi antara driver ojol dengan dect collector di depan sebuah kantor finance di sekitar Jalan Taman AIS Nasution, Genteng, Surabaya, Kamis, 18 Juni 2020.

Perkara kredit ini berbuntut perkelahian dua kubu yang membela kreditur dan debitur. Bahkan perkelahian ini berbuntut panjang, karena salah satu anggota kelompok mengalami luka akibat dipukul hingga melaporkan kejadian tersebut ke Polrestabes Surabaya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya