Pasien COVID-19 di Jatim Makin Bertambah, IDI Sebut Butuh Peran Warga untuk Cegah

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jatim, dr Sutrisno SpOG menuturkan, pertambahan kasus baru Corona COVID-19 di Jawa Timur lebih cepat dari DKI Jakarta.

oleh Agustina Melani diperbarui 20 Jun 2020, 12:00 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2020, 12:00 WIB
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Jumlah pasien positif Corona COVID-19 di Jawa Timur masih terus bertambah. Tercatat hingga 19 Juni 2020, total pasien positif Corona COVID-19 menembus angka 9.046 orang.

Total kumulatif pasien Corona COVID-19 itu mendekati DKI Jakarta. Berdasarkan laporan media harian COVID-19 pada 19 Juni 2020 pukul 12.00 WIB, jumlah kasus Corona COVID-19 di DKI Jakarta mencapai 9.655 orang.

Dalam sehari, pasien positif Corona COVID-19 bertambah 209 orang pada 19 Juni 2020. Di sisi lain, jumlah pasien sembuh bertambah 99 orang menjadi 2.664 orang. Pasien meninggal karena Corona COVID-19 bertambah 20 orang menjadi 701 orang.

Selama sepekan periode 15-19 Juni 2020, tambahan pasien baru Corona COVID-19 sekitar 200-300 orang per hari. Total tambahan kasus baru Corona COVID-19 mencapai 1.266 orang.

Mengutip data dari Dinas Kominfo Jawa Timur, jumlah pasien terbanyak Corona COVID-19 di Jawa Timur antara lain di Surabaya sebanyak 4.467 orang, Kabupaten Sidoarjo sebanyak 1.129 orang, Kabupaten Gresik sebanyak 423 orang, Kabupaten Pasuruan sebanyak 246 orang dan Kabupaten Tulungagung sebanyak 221 orang hingga 19 Juni 2020.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jatim, dr Sutrisno SpOG menuturkan, pertambahan kasus baru Corona COVID-19 di Jawa Timur lebih cepat dari DKI Jakarta. Hal ini menurut dia, penyebaran Corona COVID-19 di level masyarakat sudah tinggi.

Sutrisno menilai, kepatuhan masyarakat masih rendah sehingga menyebabkan penyebaran COVID-19 itu tinggi. Masyarakat masih belum patuh untuk memakai masker ketika di luar rumah, tidak menjaga jarak, dan mencuci tangan, dan masih berkerumun.

"Jadi mobilitas masyarakat masih cepat, luas, dan tranmisi virus ini lebih cepat itu yang sebabkan kasus baru bermunculan makin banyak,” ujar Sutrisno saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (20/6/2020).

Sutrisno mengatakan, tingkat penularan atau transmisi rate di Jawa Timur masih di angka satu sehingga belum bagus kondisinya. Ia menuturkan, tingkat penularan sebaiknya di bawah angka satu.

"Transmisi rate di Jatim pernah 1,3-1,6. Pernah juga 0,8 tetapi sebentar, kemudian naik lagi. Berat kalau seluruh daerah 1, rantai penyebaran terus berlanjut. Paling bagus di bawah satu," kata Sutrisno.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Jadi Pionir untuk Terapkan Protokol Kesehatan

Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19.
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Oleh karena itu, Sutrisno menuturkan, masyarakat harus dilibatkan untuk mencegah penularan dan penyebaran COVID-19 mulai dari keluarga, tingkat RT/RW, tokoh masyarakat, pimpinan perusahaan, dan lainnya. Hal ini untuk mengajak seluruh masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan.

"Jadi pionir untuk menerapkan disiplin protokol kesehatan, misalkan mulai dari tempat tinggal, bekerja. Sukar dikendalikan virus sehingga harus libatkan semua pihak, virus ini berpotensi bahaya," ujar dia.

Ia menambahkan, butuh peran masyarakat untuk mendukung upaya pemerintah dalam mencegah penyebaran Corona COVID-19.

"Pemerintah sudah lakukan banyak upaya. Pemerintah banyak upaya kalau masyarakat tak mendukung, maka sia-sia. Kuncinya peran masyarakat untuk mendukung upaya," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya